Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERBEDAAN KEPATUHAN MINUM OBAT SEBELUM DAN SETELAH AFIRMASI POSITIF PADA PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS GRIBIG KABUPATEN KUDUS Musyarofah, Musyarofah; Masitoh, anny Rosiana; Siswanti, henny
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 4, No 2 (2013): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Mencegah resistensi TB paru telah dilakukan upaya strategi pelaksanaan DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse). Namun demikian, menumbuhkan kesadaran kepatuhan minum obat TB, perlu suatu tindakan yang dapat memotivasi secara benar dan konsisten. Afirmasi merupakan penguatan dalam diri sendiri melalui kalimat positif pendek yang mencakup suatu hal yang kita inginkan atau hal-hal lain yang ingin kita rubah dalam hidup kita. Dengan afirmasi dapat mempengaruhi seseorang untuk patuh terhadap minum obatyang sedang dijalani. Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kepatuhan minum obat sebelum dan setelah afirmasi positif pada penderita TB paru di Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus Metode Penelitian: Metode dalam penelitian ini adalah pra experiment dengan desain one-group pre-post test design yang mempunyai tujuan mengungkapkan hubungan sebab akibat tanpa melibatkan kelompok kontrol dengan populasi penderita TB paru yang berobat di Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus pada bulan Juli – Desember  2012 yang berjumlah 30 pasien. Adapun pengambilan sampel dengan tehnik total sampling. Hasil Penelitian: Hasil analisis uji wilcoxon signed rank test didapatkan bahwa p value = 0,003 (p value < a) maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada perbedaan tingkat kepatuhan minum obat sebelum dan setelah afirmasi positif Pada Penderita TB Paru di Puskesmas Gribig Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus. Simpulan: ada perbedaan tingkat kepatuhan minum obat sebelum dan setelah afirmasi positif Pada Penderita TB Paru di Puskesmas Gribig Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus.Dengan penelitian ini diharapkan ada kelanjutan penelitian ini dengan desain metode lebih baik.
PERBEDAAN TINGKAT KEPATUHAN DIET SEBELUM DAN SETELAH AFIRMASI POSITIF PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUANG CEMPAKA I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KUDUS Solichah, Solichah; Masitoh, anny Rosiana; Siswanti, henny
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 4, No 1 (2013): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Meningkatnya prevalensi Diabetes Mellitus di Indonesia, diduga ada hubungannya dengan cara hidup (pola makan) seiring dengan kemakmuran yang meningkat. Untuk mencegah komplikasi perlu penatalaksanaan diet yang baik. Afirmasi merupakan penguatan dalam diri sendiri melalui kalimat positif pendek yang mencakup suatu hal yang kita inginkan atau hal-hal lain yang ingin kita rubah dalam hidup kita. Dengan afirmasi dapat mempengaruhi seseorang untuk patuh terhadap diet DM yang sedang dijalani.Tujuan Penelitan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan tingkat kepatuhan diet sebelum dan setelah afirmasi positif pada pasien Diabetes Mellitus di Ruang Cempaka I Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten KudusMetode Penelitian: Metode dalam penelitian ini adalah pra experiment dengan desain one-group pre-post test design yang mempunyai tujuan mengungkapkan hubungan sebab akibat tanpa melibatkan kelompok kontrol dengan populasi penderita DM di Ruang Cempaka I Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus pada bulan Juni – Agustus  2012 yang berjumlah 108 pasien dan besar sampel 52 responden. Adapun pengambilan sampel dengan tehnik accidental sampling.Hasil Penelitian: Hasil analisis uji wilcoxon signed rank test didapatkan bahwa p value = 0,003 (p value < a) maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada perbedaan tingkat kepatuhan diet sebelum dan setelah afirmasi positif pada pasien Diabetes Mellitus di Ruang Cempaka I Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus.Simpulan: Ada perbedaan tingkat kepatuhan diet sebelum dan setelah afirmasi positif pada pasien Diabetes Mellitus di Ruang Cempaka I Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus. Dengan penelitian ini diharapak ada kelanjutannya dengan desain dan metode yang lebih baik
PERBEDAAN KEPATUHAN MINUM OBAT SEBELUM DAN SETELAH AFIRMASI POSITIF PADA PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS GRIBIG KABUPATEN KUDUS Musyarofah Musyarofah; anny Rosiana Masitoh; henny Siswanti
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 4, No 2 (2013): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Mencegah resistensi TB paru telah dilakukan upaya strategi pelaksanaan DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse). Namun demikian, menumbuhkan kesadaran kepatuhan minum obat TB, perlu suatu tindakan yang dapat memotivasi secara benar dan konsisten. Afirmasi merupakan penguatan dalam diri sendiri melalui kalimat positif pendek yang mencakup suatu hal yang kita inginkan atau hal-hal lain yang ingin kita rubah dalam hidup kita. Dengan afirmasi dapat mempengaruhi seseorang untuk patuh terhadap minum obatyang sedang dijalani. Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kepatuhan minum obat sebelum dan setelah afirmasi positif pada penderita TB paru di Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus Metode Penelitian: Metode dalam penelitian ini adalah pra experiment dengan desain one-group pre-post test design yang mempunyai tujuan mengungkapkan hubungan sebab akibat tanpa melibatkan kelompok kontrol dengan populasi penderita TB paru yang berobat di Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus pada bulan Juli – Desember  2012 yang berjumlah 30 pasien. Adapun pengambilan sampel dengan tehnik total sampling. Hasil Penelitian: Hasil analisis uji wilcoxon signed rank test didapatkan bahwa p value = 0,003 (p value < a) maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada perbedaan tingkat kepatuhan minum obat sebelum dan setelah afirmasi positif Pada Penderita TB Paru di Puskesmas Gribig Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus. Simpulan: ada perbedaan tingkat kepatuhan minum obat sebelum dan setelah afirmasi positif Pada Penderita TB Paru di Puskesmas Gribig Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus.Dengan penelitian ini diharapkan ada kelanjutan penelitian ini dengan desain metode lebih baik.
PERBEDAAN TINGKAT KEPATUHAN DIET SEBELUM DAN SETELAH AFIRMASI POSITIF PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUANG CEMPAKA I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KUDUS Solichah Solichah; anny Rosiana Masitoh; henny Siswanti
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 4, No 1 (2013): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Meningkatnya prevalensi Diabetes Mellitus di Indonesia, diduga ada hubungannya dengan cara hidup (pola makan) seiring dengan kemakmuran yang meningkat. Untuk mencegah komplikasi perlu penatalaksanaan diet yang baik. Afirmasi merupakan penguatan dalam diri sendiri melalui kalimat positif pendek yang mencakup suatu hal yang kita inginkan atau hal-hal lain yang ingin kita rubah dalam hidup kita. Dengan afirmasi dapat mempengaruhi seseorang untuk patuh terhadap diet DM yang sedang dijalani.Tujuan Penelitan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan tingkat kepatuhan diet sebelum dan setelah afirmasi positif pada pasien Diabetes Mellitus di Ruang Cempaka I Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten KudusMetode Penelitian: Metode dalam penelitian ini adalah pra experiment dengan desain one-group pre-post test design yang mempunyai tujuan mengungkapkan hubungan sebab akibat tanpa melibatkan kelompok kontrol dengan populasi penderita DM di Ruang Cempaka I Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus pada bulan Juni – Agustus  2012 yang berjumlah 108 pasien dan besar sampel 52 responden. Adapun pengambilan sampel dengan tehnik accidental sampling.Hasil Penelitian: Hasil analisis uji wilcoxon signed rank test didapatkan bahwa p value = 0,003 (p value < a) maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada perbedaan tingkat kepatuhan diet sebelum dan setelah afirmasi positif pada pasien Diabetes Mellitus di Ruang Cempaka I Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus.Simpulan: Ada perbedaan tingkat kepatuhan diet sebelum dan setelah afirmasi positif pada pasien Diabetes Mellitus di Ruang Cempaka I Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus. Dengan penelitian ini diharapak ada kelanjutannya dengan desain dan metode yang lebih baik
Asuhan Keperawatan pada Tn. E dengan Post Operasi Cholesystectomy Hari ke 2 di Ruang Kana RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Asna, Lutfi Yuhan; Siswanti, Henny; Hartinah, Dewi
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 20th University Research Colloquium 2025: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Cholangitis merupakan sebuah keadaan di mana infeksi terjadi pada saluran empedu. Saluran empedu memiliki fungsi penting dalam mengalirkan cairan empedu dari hati menuju usus dan kantong empedu. Penyebab utama dari kolangitis adalah bakteri. Keadaan ini biasanya muncul ketika saluran empedu terhalang oleh berbagai hal, seperti batu empedu atau tumor. Infeksi yang mengarah pada kondisi ini juga berpotensi menyebar ke hati. Secara umum, cholangitis dapat dikenali melalui gejala demam, mual, dan nyeri di bagian atas perut atas sebelah kanan. Tujuan: untuk mendokumentasikan proses asuhan keperawatan pada pasien dengan post operasi cholesystectomy hari ke 2 Di Ruang Kana RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung. Metode: Kasus ini menggunakan metode proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan. Hasil: Dari pengkajian terhadap klien didapatkan 3 diagnosa yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen pecedera fisik, resiko infeksi dibuktikan dengan efek procedure invasive, gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan progam pembatas gerak Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan sesuai intervensi dengan baik dan sebagian masalah dapat teratasi sebagian. Kesimpulan: Dalam melakukan asuhan keperawatan ini kerja sama yang baik dengan pasien dan tim medis diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan.