Rolina Kaunang
Institut Agama Kristen Negeri Manado

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

URGENSI KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENCIPTAKAN PROSES PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF Kaunang, Rolina Anggereany Ester
Tumou Tou Volume IV, Nomor 1, Januari 2017
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.807 KB)

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan kompetensi sosial guru PAK di SMA Negeri 1 Tomohon dan menjelaskan kendala-kendala yang dihadapi oleh guru PAK deskriptif. Dari hasil penelitian maka disimpulkan: 1). Guru PAK di SMA Negeri 1 Tomohon memiliki kompetensi sosial yang sangat baik. 2). Kendala-kendala yang dihadapi guru PAK di SMA Negeri 1 Tomohon yaitu beban kerja yang melebihi batas maksimal. Setiap guru mengajar rata-rata 30 jam pelajaran setiap minggunya sehingga tidak memiliki waktu untuk mengerjakan dan mempersiapkan RPP.Dari kesimpulan tersebut maka disarankan supaya SMA Negeri 1 Tomohon menambah tenaga guru PAK sesuaikan dengan rasio guru dan siswa, bagi STAKN Manado supaya memperlengkapi mahasiswa PAK dengan kemampuan konseling, salah satu caranya dengan menambah bobot SKS untuk mata kuliah pastoral konseling dan bagi peneliti sebagai pendidik Kristen agar meningkatkan kompetensi sosial dalam mempersiapkan calon-calon guru PAK.
URGENSI KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENCIPTAKAN PROSES PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF Kaunang, Rolina A. E.
Tumou Tou Volume IV, Nomor 2, Juli 2017
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.194 KB)

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan kompetensi sosial guru PAK di SMA Negeri 1 Tomohon dan menjelaskan kendala-kendala yang dihadapi oleh guru PAK dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang dilakukan di SMA Negeri 1 Tomohon. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Dari hasil penelitian maka disimpulkan: 1). Guru PAK di SMA Negeri 1 Tomohon memiliki kompetensi sosial yang sangat baik. 2). Kendala-kendala yang dihadapi guru PAK di SMA Negeri 1 Tomohon yaitu beban kerja yang melebihi batas maksimal. Setiap guru mengajar rata-rata 30 jam pelajaran setiap minggunya sehingga tidak memiliki waktu untuk mengerjakan dan mempersiapkan RPP. Dari kesimpulan tersebut maka disarankan supaya SMA Negeri 1 Tomohon menambah tenaga guru PAK sesuaikan dengan rasio guru dan siswa, bagi STAKN Manado supaya memperlengkapi mahasiswa PAK dengan kemampuan konseling salah satu caranya dengan menambah bobot SKS untuk mata kuliah pastoral konseling dan bagi peneliti sebagai pendidik Kristen agar meningkatkan kompetensi sosial dalam mempersiapkan calon-calon guru PAK.
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA SMP KRISTEN TATELI KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA Kaunang, Carolina
PHARMACON Vol 5, No 1 (2016): Pharmacon
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.5.2016.11255

Abstract

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA SMP KRISTEN TATELI KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA Carolina Kaunang1), Nancy S.H Malonda1), Shirley E.S Kawengian1) 1)Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT Nutritional status is about an overview of balance between body needs for such as maintenance of life, growth, body development, maintenance of vital organs and for energy production and others. One of the important factor that have a role in determining a person’s health status is social economic status. Social economic status is included education, income, and occupation which is one the reason of nutrition problem indirectly. According to the Riskedas of North Sulawesi province in 2007, according to Body Mass Index (IMT) of nutritional status of teenagers in Minahasa regency shows that 6,00% of boys are malnutrition, 83,7% are normal, and 10,3% are over nutrition whereas 6,5% of girls are malnutrition, 83,3% are normal, and 10,3% are over nutrition. According to survey, most of the student in Tateli junior high school come from the families who have low socioeconomic status.  This research is using observational analytic method with Cross Sectional design. This was done at Tateli Secondary School in October until November 2015. The samples of this research were 117 of 159 students. Data retrieval of social economic status was using questionnaires whereas nutritional status was by measuring weight and height. From the result of statistical analysis by using spearman correlation test, it showed that the level of education of father is p value 0,615 (>0, 05), level of education of mother is p value 0,760 (>0,005), the level of family income is with p value 0,000 (<0, 05) and the amount of dependents is p value 0,095(>0, 05). The conclusion is to sum up, there is no significant relationship between the education level of father, the education level of mother, and the amount of dependents. However, there is a relationship between the levels of family income with nutritional status. Keywords: Nutritional status, Student, Family Socioeconomic statuses     ABSTRAK Status gizi merupakan gambaran keseimbangan antara kebutuhan tubuh akan zat gizi untuk pemeliharaan kehidupan, pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan fungsi normal tubuh dan untuk produksi energi dan intake zat gizi lainnya. Faktor yang berperan dalam menentukan status  kesehatan  seseorang adalah tingkat sosial ekonomi. Tingkat sosial ekonomi meliputi pendidikan, pendapatan, dan pekerjaan yang  merupakan  penyebab  secara tidak langsung dari masalah gizi. Berdasarkan laporan hasil Riskesdas Provinsi Sulawesi Utara tahun 2007, menurut Indeks Massa Tubuh (IMT) status gizi anak usia remaja di Kabupaten Minahasa menunjukkan laki-laki 6,00 % kurus, 83,7% normal, dan 10,3% lebih, sedangkan untuk perempuan 6,5% kurus, 83,3% normal, dan 10,3% gemuk. SMP Kristen Tateli berdasarkan survei data awal bahwa para pelajar disini berasal dari semua lapisan masyarakat, sebagian besar latar belakang sosial ekonomi keluarga dari para siswa masih rendah. Jenis penelitian observasional analitik dengan desain penelitian Cross Sectional (potong lintang), penelitian ini dilaksanakan di SMP Kristen Tateli, pada bulan Oktober- November 2015. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 117 siswa dari populasi 159 siswa. Pengambilan  data  sosial  ekonomi dengan menggunakan  kuesioner dan status  gizi  dengan  mengukur  berat badan dan tinggi badan. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ayah nilai p 0,615 (>0,05), tingkat pendidikan ibu nilai p 0,760 (>0,005), tingkat pendapatan keluarga nilai p 0,000 (<0,05) dan jumlah tanggungan keluarga nilai p 0,095 (>0,05). Kesimpulan dari penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan ayah, tingkat pendidikan ibu, jumlah tanggungan keluarga dan terdapat hubungan untuk tingkat pendapatan keluarga dengan status gizi.   Kata kunci: Status Gizi, Siswa, Status Sosial Ekonomi Keluarga  
KUALIFIKASI PEMIMPIN ROHANI BAGI REMAJA DAN JANJI BERKAT ALLAH BAGINYA BERDASARKAN II TIMOTIUS 2:1-13 Rolina Kaunang
Tumou Tou Volume III, Nomor 1, Januari 2016
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.371 KB)

Abstract

Krisis kepemimpinan dalam sebuah organisasi sering sekali terjadi. Hal ini disebabkan karena tidak adanya regenerasi kepemimpinan atau tidak dipersiapkannya pribadi-pribadi yang akan menggantikan pemimpin sebelumnya. Menjadi seorang pemimpin tentunya tidak sembarangan ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh calon pemimpin. Remaja adalah regenerasi bagi kepemimpinan dalam gereja dan bangsa. Mereka adalah pribadi-pribadi yang harus dipersiapkan sejak dini. Oleh karena itu, remaja membutuhkan bimbingan dari orang yang telah dewasa secara rohani. Dalam kekristenan adalah hal yang mutlak untuk memperkenalkan Kristus kepada remaja supaya sejak masa mudanya, dia memberikan hidupnya untuk dikontrol dan diatur oleh Kristus sebagai Juruselamatnya. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memaparkan kualifikasi seorang pemimpin rohani bagi remaja dan janji berkat Allah baginya berdasarkan 2 Timotius 2:1-13.
Pendidikan kristiani yang inklusif bagi kaum muda berbasis kearifan lokal: Sebuah kajian terhadap budaya Mapalus Rolina Anggereany Ester Kaunang
KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) Vol 8, No 2: Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v8i2.550

Abstract

As the next generation of church and state, young people need to be educated to have a correct understanding of religious pluralism in Indonesia. The digital era that facilitates many human activities, including accessing various information, has helped to form young people who are exclusive, careless, and individualistic because they show many sensitive issues that have the power to divide the nation's unity. The plurality of religions that exist is a challenge in building the inclusive character of young people who uphold harmony and peace together as one family, in Indonesia. This study aims to show that Mapalus as a Minahasa cultural heritage has a wealth of distinctive values that can be a source of learning for young people in the church, specifically in shaping the character of caring for each other, helping each other, respecting each other, and living in harmony together. By using a qualitative-descriptive method, the research adopted the thoughts of Cynthia M. Campbell as an analytical tool to show the study of Christian Education in Mapalus culture. Through this research, two appropriate teaching methods were found to educate young people in the church about pluralism. First, the understanding that humans are equal beings, and second, the awareness that humans are social beings who need each other.AbstrakSebagai generasi penerus gereja dan negara, kaum muda perlu dididik untuk memiliki pemahaman yang benar tentang kemajemukan agama di Indonesia. Era digital yang memudahkan banyak aktivitas manusia termasuk dalam mengakses berbagai informasi, turut membentuk kaum muda yang eksklusif, kurang peduli, dan individualis karena banyak memperlihatkan isu-isu sensitif yang memiliki kekuatan untuk memecah belah persatuan bangsa. Kemajemukan agama yang ada menjadi tantangan tersendiri dalam membangun karakter inklusif kaum muda yang menjunjung tinggi kerukunan dan kedamaian bersama sebagai satu keluarga, Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan bahwa Mapalus sebagai warisan budaya Minahasa memiliki kekayaan nilai-nilai khas yang dapat menjadi sumber belajar bagi kaum muda di gereja, secara khusus dalam membentuk karakter saling peduli, saling tolong menolong, saling menghargai, dan hidup rukun bersama. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode deskriptif, dengan mengadopsi pemikiran Cynthia M. Campbell sebagai pisau analisis untuk memperlihatkan kajian Pendidikan kristiani terhadap budaya Mapalus. Melalui penelitian ini, ditemukan dua metode pengajaran yang tepat untuk mendidik kaum muda di gereja tentang kemajemukan. Pertama, pemahaman bahwa manusia adalah makhluk yang setara, dan kedua, kesadaran bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan.
Diskursus Keberagaman Agama dan Implikasinya dalam Praksis Pendidikan Agama Kristen Rolina Anggereany Ester Kaunang; Talizaro Tafonao
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 7, No 2 (2023): April 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v7i2.864

Abstract

Abstract. This paper intended to show the praxis of Christian Religious Education (CRE) in the midst of religious diversity in Indonesia. This paper departed from the author's concern that religious diversity in Indonesia that is often to be the cause of conflicts in Indonesia. This study was conducted by making use of the approach of Cynthia M. Campbell's thoughts on religious diversity. The results of this study showed that biblical texts, that used to be the basis for being exclusive, need to be re-read to produce a more inclusive and tolerant meaning in the context of religious diversity in Indonesia. The results of the re-reading can then be implemented as teaching materials for CRE that can foster awareness of the students’ nationalism.Abstrak. Tulisan ini bermaksud untuk memperlihatkan praksis Pendidikan Agama Kristen (PAK) di tengah-tengah keberagaman agama di Indonesia. Tulisan ini berangkat dari kegelisahan penulis di mana keberagaman agama di Indonesia sering menjadi penyebab konflik di Indoensia. Kajian ini dilakukan dengan memanfaatkan pendekatan pemikiran Cynthia M. Campbell tentang keberagaman agama. Hasil dari kajian ini memperlihatkan bahwa teks-teks Alkitab yang selama ini dijadikan sebagai dasar bersikap eksklusif perlu dibaca ulang untuk menghasilkan makna yang lebih inklusif dan toleran dalam konteks keberagaman agama di Indonesia. Hasil pembacaan ulang tersebut kemudian dapat menjadi bahan materi pengajaran PAK yang dapat menumbuhkan kesadaran hidup berbangsa dan bernegara para peserta didik.
A Piece of Inclusive Democracy in Indonesia: The Case of Minahasan Society’s Acceptance of the Muslim Community Kaunang, Rolina Anggereany Ester; Nelwan, Gerry; Tumiwa, Krueger Kristanto
Religió Jurnal Studi Agama-agama Vol. 15 No. 1 (2025): March
Publisher : Department of Religious Studies, Faculty of Ushuluddin and Philosophy, Sunan Ampel State Islamic University Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/religio.v15i1.3291

Abstract

Contemporary democracy often faces challenges in realizing inclusivity, particularly regarding minority groups’ access to the right to speak, participate, and make collective decisions. In this respect, this article examines inclusive democratic practices based on local values inherited from Minahasan ancestors, highlighting symbols and practices centered on the Watu Pinawetengan site. This research focuses on the Minahasan community’s acceptance of the Muslim immigrant community as a minority group that was vulnerable to being marginalized. Using descriptive qualitative methods and analysis based on Marianne Moyaert’s hospitality perspective, this article examines textual sources such as journal articles, books, and other relevant documents to understand how hospitality values are embedded in Minahasan social practices. The results show that deliberative practices at Watu Pinawetengan, where Minahasan ancestors divided territory dialogically and equally, symbolize a legacy of participatory and open democracy. These values continue to be lived out in inter-community relationships, including interactions with Muslims exiled to the region during the colonial period. This article argues that democracy can be constructed not only through formal institutions but also through the reinterpretation of local cultural heritage that upholds openness, equality, and hospitality across identities.