Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

As-Sair Ilallah ( Jalan Menuju Allah ) Safria Andy
SHAHIH (Jurnal Ilmu Kewahyuan) Vol 1, No 1 (2018): SHAHIH (Jurnal Ilmu Kewahyuan) Jan-Des 2018
Publisher : UIN Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.303 KB) | DOI: 10.51900/shahih.v1i1.1900

Abstract

“By tracing the various forms of worship used in accordance with Al-Quran and Al-Hadith accompanied by the patience of a servant as a manipulation of the application of understanding of both sources of Islam in the form of deeds and can answer the desire of the Sufis to know God Almighty, in walking to God. Through Taqarrub, suluk in reaching rihlah, through various different maqomat and ahwal that is adapted to both Islamic sources is an effort to reach it in the way of Allah SWT, which is wusul ilallah. All that is done in sair ilallah is the attainment to the realization of the essence of ihsan.” 
Hakikat Puasa Ramadhan dalam Perspektif Tasawuf (Tafsir Q.S Al-Baqarah: 183) Safria Andy
Ibn Abbas : Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir Vol 1, No 1 (2018): Vol 1 No 1 April-September 2018
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.63 KB) | DOI: 10.9876/jia.v1i1.1895

Abstract

Tulisan ini berjudul Hakikat Puasa Ramadhan dalam Persfektif Tasawuf dengan menafsirkan Quran surah al-Baqarah ayat 183. Penulis berusaha menjembatani kondisi zaman sekarang yang penuh dengan kebimbangan dari sikap seorang hamba yang beribadah, di satu sisi dia berpuasa Ramadhan namun tetap menguasai sifat yang rakus dan sombong. Artikel ini akan membahas pengertian tasawuf dan tujuannya, ramadhan dan hikmahnya, serta korelasi puasa ramadhan dengan tasawuf sebagai wujud makna tafsir surah al-Baqarah ayat 183 dengan puasa ramadhan, dan empat makna hakikat puasa ramadhan dalam perspektif tasawuf.
ANALISIS PEMIKIRIRAN KH. MISBAH MUSTHAFA TENTANG TASAMMUH DALAM TAFSIR AL-IKLĪL FĪ MA’ĀNĪ ALTANZĪL Muhammad Roihan Nasution; Safria Andy; Zulkarnain Zulkarnain
Ibn Abbas : Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir VOL 5, NO 2 (2022): OKTOBER-MARET
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51900/ias.v5i2.15219

Abstract

AbstrakPembahasan toleransi berdasarkan kitab al-Iklil dengan analisis ilmu sosial adalah sebuah langkah maju untuk memperkenalkan bahwa Islam tidak hanya bergulat pada sufisme dan pengalaman mistis semata. Tetapi juga mengakrabkan manusia dengan realitas. Selama ini, agama dianggap mengasingkan manusia dari realitas, seperti pandangan Marx yang menyebut bahwa agama membuat orang hanya bermimpi tentang realitas imajiner, atau Sigmund Freud yang menyebut agama hanya ilusi yang harus dimusnahkan. Setidaknya, dengan pengkajian nilai toleransi dalam tafsir al-Iklil, dapat diketahui bahwa ajaran Islam sangat dekat dengan realitas masyarakat[1] Secara umum, tidak terdapat diksi tasammuh dalam Alquranyang bermakna toleransi. Namun di dalam Alquran, terdapat banyak ayat yang membahas tentang sikap dan cara untuk menjalin interaksi dalam berkehidupan antara umat beragama. Ayat-ayat Alquran akan menjadi pondasi kepada  nilai-nilai tasammuh yang diajarkan oleh Islam melalui kitab sucinya.Penelitian ini, sebagaimana yang disebutkan di atas, terfokus kepada penelaahan terhadap teks-teks tafsir karya ulama besar tanah jawa yaitu Kh. Misbah Musthafa zein dalam tafsir al-Iklil dengan ayat-ayat tasammuh. Sebagaimana kita lihat kajian tentang Tasammuh sangat menarik untuk dikaji. Dari hasil penelaahan, ditemukan beberapa poin penting terkait pondasi toleransi yang telah dikaji berdasar pemikiran beliau.Kata Kunci:  Islam, Sufisme, Tasammuh, Tafsir[1] Kuntowijoyo, Muslim Tanpa Masjid, (Bandung: Mizan, 2001), hlm 98-99.
AKHLAK TASAWUF MENURUT SYEKH ABDUL QODIR AL JAILANI M. Fairus Al Faruq; Safria Andy
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 2 No. 3 (2024): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v2i3.2435

Abstract

Ilmu Akhlak bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang buruk. Terhadap perbuatan yang baik ia beruasaha melakukannya, dan terhadap yang buruk ia berusaha untuk menghindarinya, Akhlak tasawuf adalah merupakan salah satu hasanah intelektual muslim yang kehadirannya hingga saat ini semakin dirasakan. secara historis dan teologi akhlak tasawuf tampil mengawal dan memandu perjalanan hidup umat agar selamat dunia dan akhirat, Tasawuf yang dikembangkan oleh Syaikh Abdul Qadir termasuk tasawuf akhlaki, yaitu tasawuf yang berorientasi kepada perbaikan akhlak, mencari hakikat kebenaran dan mewujudkan manusia yang dapat mencapai maqam ma'rifat kepada Allah, Ajaran Syekh Abdul Qadir Al-Jailani memandang Islam dari 2 aspek, yaitu lahir dan batin. Dua-duanya harus seimbang dijalankan seorang muslim. Pertama, penyucian diri secara lahiriah dilakukan dengan wudu atau mandi. Kedua, penyucian diri secara batin dilakukan dengan menanamkan kesadaran bahwa ada kotoran dalam diri manusia. Kotoran itu adalah dosa yang harus dibersihkan dengan cara tobat, zikir, dan meminta ampun kepada Allah SWT
Akhlak Independent Woman dalam Al-Qur’an Surah An-Naml Ayat 23: Perspektif Ulama-ulama Perempuan di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh Annis Rizqina; Safria Andy; Fadhilah Is
Mesada: Journal of Innovative Research Vol. 2 No. 2 (2025): July-December
Publisher : Yayasan Zia Salsabila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61253/vwqa8e23

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh meningkatnya fenomena perempuan mandiri (independent woman) dalam masyarakat modern yang aktif dalam pendidikan, ekonomi, dan kepemimpinan, namun masih menghadapi stereotip gender yang membatasi peran mereka. Dalam konteks keislaman, konsep kemandirian perempuan seringkali dipertentangkan dengan nilai-nilai syariah secara sempit, sehingga diperlukan telaah yang komprehensif terhadap sumber-sumber otoritatif seperti Al-Qur’an. Surah An-Naml ayat 23 yang memuat kisah Ratu Balqis menjadi titik masuk penting untuk menggali bagaimana Al-Qur’an dan tafsir klasik maupun lokal memotret akhlak perempuan mandiri. Penelitian ini juga mengkaji respons ulama-ulama perempuan di Kabupaten Aceh Tamiang terhadap fenomena ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan tematik terhadap Surah An-Naml ayat 23. Data utama diperoleh melalui kajian teks tafsir, khususnya Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, serta diperkuat dengan penelusuran terhadap Tafsir Ibnu Katsir dan Al-Maraghi. Sementara data lapangan dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan ulama perempuan Aceh Tamiang.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa akhlak perempuan mandiri dalam Al-Qur’an mencerminkan keseimbangan antara nilai spiritual, sosial, dan intelektual. Pandangan ulama perempuan Aceh Tamiang menguatkan bahwa kemandirian bukanlah bentuk pembangkangan terhadap syariat, melainkan ekspresi tanggung jawab dan kontribusi perempuan dalam masyarakat. Nilai-nilai ini memiliki implikasi besar dalam penguatan peran perempuan Muslim di era modern berbasis tafsir dan pengalaman lokal.