Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FAKTOR PENENTU STATUS GIZI PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TLOGOSARI WETAN KECAMATAN PEDURUNGAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2007 Ignatius Hapsoro Wirandoko; Shofa Nur Fauzah; Bambang Wibisono; Imam Syakhruddin
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 2, No 1 (2015): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Di Kota Semarang, prevalensi gizi kurang tertinggi terjadi di Kecamatan Pedurungan. Prevalensi anak usia 2-5 tahun yang tergolong sangat kurus dan kurus di kecamatan tersebut masing-masing sebanyak 8,24% dan 11,11%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan status gizi anak usia 2-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Tlogosari Wetan Kecamatan Pedurungan. Metoda : Penelitian ini menggunakan metode survai cross sectional. Populasi penelitian ini adalah anak usia 2-5 tahun yang berjumlah 776 anak yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tlogosari Wetan. Pengambilan sampel yang berjumlah 73 anak. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Multi Stage Sampling yang terdiri dari dua tahap yaitu Purposive dan Proportional Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan penimbangan dan pengukuran tinggi badan, wawancara terstruktur dan recall konsumsi makanan 3x24 jam kepada ibu. Status gizi anak diukur dengan skor z indeks BB/TB. Variabel determinan yang dianalisis adalah: tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu, pendapatan perkapita, tingkat kecukupan energi, tingkat kecukupan protein, serta kejadian diare dan ISPA. Data dianalisis dengan uji korelasi Pearson dan Rank Spearman, serta Regresi linear berganda. Hasil : Ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status gizi anak usia 2-5 tahun (ρ= 0,297; p = 0,011), pengetahuan gizi dengan status gizi anak usia 2-5 tahun (ρ= 0,288; p = 0,013). Tidak ada hubungan status ekonomi  (ρ= 0,033; p= 0,783), tingkat kecukupan energi (ρ=0,134; p= 0,258), tingkat kecukupan protein (r=0,134; p= 0,260), kejadian diare dan ISPA dalam dua minggu terakhir dengan status gizi anak. Hasil uji multivariat menunjukkan tingkat pendidikan ibu dan tingkat kecukupan protein merupakan determinan terpenting terhadap status gizi anak. Simpulan : Determinan status gizi anak usia 2-5 tahun adalah tingkat pendidikan ibu dan tingkat kecukupan protein anak.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Pemberian Mp-Asi Terhadap Status Gizi Pada Baduta (6-24 bulan) Di Puskesmas Talun Kabupaten Cirebon MD Satrianugraha; Imam Syakhruddin; Rizza Ulfa Dwi Risma Shonia
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 10 No 1 (2024): TUNAS MEDIKA JURNAL KEDOKTERAN & KESEHATAN
Publisher : Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/tumed.v10i1.9327

Abstract

Latar Belakang: Pengetahuan ibu mengenai pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan balita. Rendahnya tingkat pengetahuan ibu mengenai pemberian MP-ASI dapat memicu terjadinya masalah gizi atau bahkan mengakibatkan malnutrisi. Tujuan: Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu mengenai pemberian MP-ASI terhadap status gizi pada baduta (6-24 bulan) di Puskesmas Talun Kabupaten Cirebon. Metode: Penelitian ini menggunakan metode rancangan cross sectional dengan teknik consecutive sampling, Sembilan puluh dua ibu dengan bayi dibawah dua tahun (baduta) (6-24 bulan) di Puskesmas Talun Kabupaten Cirebon disampling dengan mengunakan kuesioner dan antropometri. Data dianalisis untuk melihat hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap status gizi. Hasil:51,1% ibu memiliki pengetahuan yang baik mengenai pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), lalu 23,9% memiliki pengetahuan cukup, sedangkan 25%. ibu memiliki pengetahuan kurang. 6,5% bayi memiliki status gizi lebih, 63% memiliki status gizi baik, 18,5% memiliki status gizi kurang,dan sisanya 12,0% bayi dengan status gizi sangat kurus. Ibu dengan pengetahuan pemberian MP-ASI yang baik memiliki kecenderungan memiliki baduta dengan status gizi normal. Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan ibu mengenai pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) terhadap status gizi baduta (6-24 bulan) di Puskesmas Talun Kabupaten Cirebon.