Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Karakteristik Pasien Keganasan Kepala Leher Di RSUD Waled Periode 2014-2018 Nanang Supriyanto; Ouve Rahadiani Permana; Ismi Cahyadi
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 6, No 2 (2020): TUNAS MEDIKA JURNAL KEDOKTERAN & KESEHATAN
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Keganasan kepala leher adalah kanker yang menyerang bagian traktus aerodigestif bagian atas seperti traktus sinonasal, rongga mulut, faring dan laring. Keganasan kepala leher merupakan salah satu jenis kanker yang umum terjadi di dunia. Oleh sebab itu, kanker disebut sebagai masalah kesehatan dunia yang perlu mendapat perhatian karena menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Untuk mengetahui karakteristik pasien keganasan kepala leher di RSUD Waled periode 2014 – 2018. Metode: Penelitian dilakukan secara deskriptif dari catatan rekam medis penderita keganasan kepala leher di RSUD Waled periode 2014-2018, dengan pengambilan data secara total sampling. Hasil: Terdapat 690 pasien keganasan kepala leher. Sebanyak 159 pasien di inklusi; 75 laki-laki dan 84 perempuan. Kebanyakan berusia 26-45 tahun (39,0%) dan 46-65 tahun (39,0%), dan kebanyakan berpendidikan SD (65,4%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (39,0%). Jenis kankernya yaitu nasofaring (57,9%), tiroid (27,7%), rongga mulut (5,0%), laring (5,0%), sinonasal (3,1%), Orofaring (1,3%) dan hipofaring tidak ada. Histopatologi terbanyak yaitu karsinoma undifferentiated (56,6%) dan karsinoma tipe papiler (15,1%). Simpulan: Kasus keganasan kepala leher di RSUD Waled adalah sebanyak 159 orang, lebih banyak terjadi pada perempuan, pada masa dewasa akhir, berpendidikan SD, bekerja sebagai ibu rumah tangga, dan jenis kanker nasofaring, dengan histopatologi karsinoma undifferentiated.Kata Kunci: Epidemiologi, keganasan kepala leher. ABSTRACT Introduction: Head neck malignancy is a cancer that attacks the upper tract aerodigestif as sinonasal tract, oral cavity, pharynx and larynx. Head neck malignancy is one common type of cancer in the world. Therefore, the cancer is referred to as a global health problem that needs attention for being one of the biggest causes of death in the world. To determine the characteristics of head neck malignancy patients in hospitals Waled the period 2014-2018. Methods : Descriptive study of medical record head neck malignancy patients in hospitals Waled the period 2014-2018, with a total sampling data retrieval. results: There are 690 patients with head neck malignancies. A total of 159 patients at inclusion; 75 men and 84 women. Most are 26-45 years old (39.0%) and 46-65 years old (39.0%) And most of elementary education (65.4%), work as a housewife (39.0%). The type of cancer is the nasopharynx (57.9%), thyroid (27.7%), oral cavity (5.0%), larynx (5.0%), sinonasal (3.1%), oropharynx (1.3% ) and hypopharynx no. Histopathology Most that is carcinoma undifferentiated (56.6%) and the type of papillary is carcinoma (15.1%). conclusions: Head neck malignancy cases in hospitals Waled is as much as 159 people, more prevalent in women, in adolescence, elementary education, working as a housewife, and cancers of the nasopharynx, with undifferentiated carcinoma histopathology.Keywords : Epidemiology, malignancy head neck
Collaborative Governance dalam Rangka Optimalisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) Kota Cirebon Nanang Sulaeman; Ipik Permana; Moh. Taufik Hidayat
ijd-demos Volume 4 Issue 1 (2022)
Publisher : HK-Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37950/ijd.v4i1.204

Abstract

AbstractThis study aims to analyze collaborative governance in the context of optimizing Motor Vehicle Tax receipts at SAMSAT Cirebon City, supporting and inhibiting factors in collaborative governance in order to optimize Motor Vehicle Tax receipts at SAMSAT Cirebon City, and the efforts made to improve collaborative governance. in the context of optimizing the receipt of Motor Vehicle Taxes at the Cirebon City SAMSAT. The research was conducted using qualitative methods. Data was collected by using literature study techniques, documentation studies, interviews and observations. Data analysis was carried out by reducing data, displaying data, as well as verifying and drawing conclusions, while testing the validity of the data was carried out using triangulation techniques. Of the 28 collaborative governance indicators, 21 (75%) indicators are in an effective condition and 7 (25%) indicators are in an ineffective condition. Therefore, overall collaborative governance has not been effective in optimizing the receipt of Motor Vehicle Taxes at SAMSAT Cirebon City.Keywords: Collaboration, Collaborative Governance, Motor Vehicle Tax. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis collaborative governance dalam rangka optimalisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Kota Cirebon, faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam collaborative governance dalam rangka optimalisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Kota Cirebon, dan upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan collaborative governance dalam rangka optimalisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Kota Cirebon. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi literatur, studi dokumentasi, wawancara dan observasi. Analisis data dilakukan dengan cara melakukan reduksi data, display data, serta verifikasi dan penarikan kesimpulan, sedangkan pengujian keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi. Dari 28 indikator collaborative governance, sebanyak 21 (75%) indikator dalam kondisi efektif dan 7 (25%) indikator dalam kondisi tidak efektif. Oleh karenanya, secara keseluruhan collaborative governance belum efektif dalam rangka optimalisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Kota Cirebon.Kata Kunci: Kolaborasi, Collaborative Governance, Pajak Kendaraan Bermotor.
TANGGUNG JAWAB HUKUM RUMAH SAKIT TERHADAP PASIEN HEALTH CARE-ASSOCIATED INFECTIONS (HAIS) Endang Sutrisno; MC Inge Hartini; Mustopo Mustopo; Nanang Ruhyana
HERMENEUTIKA : Jurnal Ilmu Hukum Vol 4, No 1 (2020): HERMENEUTIKA : Jurnal Ilmu Hukum
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/hermeneutika.v4i1.3277

Abstract

Rumah Sakit memiliki peran penting dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal, untuk itu dituntut agar mampu mengelola secara professional dan bertanggung jawab, mengusung arus keutamaan tanggung jawab profesi pada aspek kesehatan, khususnya tenaga medis dan tenaga keperawatan dalam menjalankan tugas dan wewenangnya.  Health-Care Associated Infection (HAIs) penyebabnya terkait dengan proses dan sistem kesehatan. Aspek pertanggungjawaban hukum Rumah Sakit terhadap pasien yang terkena Health care-associated Infections (HAIs) menjadi fokus kajian, dengan pendekatan penelitian yuridis normatif, pada perspektif hukum sebagai kaidah tertulis yang tertuang dalam produk perundang-undangan yang berlaku. Rumah Sakit bertanggung jawab atas tindakan kelalaian tenaga kesehatan di Rumah Sakit, yang menyebabkan kerugian pada pasien, dibutuhkan adanya perlindungan hukum yang memadai sebagaimana tertuang dalam peraturan hukum secara normatif. Dalam hal perlindungan pasien, sebelum pelaksanaan pelayanan medis yang berkaitan dengan tindakan medis, tenaga kesehatan memberikan edukasi terhadap pasien terlebih dahulu, berupa penjelasan mengenai informasi, risiko yang terjadi, serta bentuk penanganannya. Apabila pasien merasa dirugikan dalam hal materiil maupun imateriil, pasien dapat mengajukan gugatan kepada Rumah Sakit yang melakukan kelalaian dan kesalahan, sebagai salah satu bentuk tanggung jawab hukum yang timbul.