Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Konsep Anti Korupsi Pada Lontar Yajña Prakrti I Nyoman Bontot
Belom Bahadat Vol 11 No 2 (2021): Jurnal Belom Bahadat Hukum Agama Hindu
Publisher : Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/bb.v11i2.714

Abstract

Gerakan reformasi tahun 1998 berhasil menumbangkan rezim Orde Baru yang telah berkuasa selama 32 tahun, yang dilatarbelakangi oleh korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Tumbangnya rezim Orde Baru tidak serta merta menghapus praktik korupsi di Indonesia. Korupsi tetap hidup dan semakin merata dalam setiap kehidupan berbangsa dan bernegara, bahkan dalam pelaksanaan upacara agama Hindu. Penyediaan banten sebagai media pada upacara yajňa, ternyata rentan terhadap kecurangan para tukang (sarathi) banten dengan cara mengurangi tetandingan atau menaikkan tingkatan bantennya untuk memperoleh keuntungan. Untuk mengantisipasi kecurangan tersebut, Lontar Yajňa Prakrti, sebuah teks tentang pedoman pelaksanaan upacara yajňa untuk masyarakat Hindu, memberikan penekanan (pemiteges) agar tukang (sarathi) banten tidak melakukan kecurangan, dengan mengurangi atau menambahkan tetandingan, melanggar ajaran Ida Bhatari Tapini tentang plutuk banten, dengan memberikan ancaman hukuman moral secara niskala
Mitologi Hindu Sebagai Upaya Untuk Mempertahankan Relasi Simbolik Pura Luhur Natar Sari, Desa Apuan, Kabupaten Tabanan I Nyoman Bontot
Dharma Duta Vol 20 No 1 (2022): Dharma Duta : Jurnal Penerangan agama Hindu
Publisher : Fakultas Dharma Duta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/dd.v20i1.797

Abstract

penguger dan tapakan barong serta rangda penguger, sangat erat. Hubungan keterkaitan Pura Luhur Natar Sari dengan pura penguger dapat dilihat dari dua ritual, yaitu pada saat Tapakan Ida Bhatara Sakti lunga ke jaba kutha dan pada saat memendak Bhatara Tirtha. Sementara hubungan keterkaitan Pura Luhur Natar Sari dengan tapakan barong dan rangda penguger dapat dilihat pada saat pelaksanaan piodalan ageng di Pura Luhur Natar Sari. Pada saat piodalan ageng, tapakan barong dan rangda penguger mendapatkan peran dan nyejer selama pujawali berlangsung. Keterkaitan pura, tapakan barong dan rangda penguger dengan Pura Luhur Natar Sari didasarkan pada cerita rakyat (mitos) yang diterima para penyungsung secara turun-temurun. Mitologi (cerita) yang dimiliki oleh masing-masing penyungsung pura, tapakan barong dan rangda penguger terkait relasi simbolik dengan Pura Luhur Natar Sari tersebut berbeda-beda antara yang satu dengan lainnya. Bentuk mitologi masing-masing pura, tapakan barong dan rangda penguger tersebut memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dalam meningkatkan sradha dan bhakti para penyungsung untuk menjaga kelangsungan hubungan keterkaitan (relasi simbolik) tersebut.