Fajar Junaedi
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Resepsi Remaja terhadap Pornografi dalam Film Indonesia Tri Hastuti Nur Rochimah; Fajar Junaedi
Jurnal ASPIKOM - Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 1, No 4 (2012): Januari 2012
Publisher : Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.228 KB) | DOI: 10.24329/aspikom.v1i4.28

Abstract

Soft core pornography became kind of pornographic on Indonesia movies. The rise of pornography led eventually chose enforce state laws Pornography, which is then invited a lot of controversy. Disagreements about pornography makes research on audience reception of the Indonesian film pornographic contents, as well as research on audience reception against pornography on movie of Mafia Insyaf and Rintihan Kuntilanak Perawan. Reception analysis obtained using the following results: the informants tend to be in a negotiating position by stating that the Mafia Insyaf and Rintihan Kuntilanak Perawan are films that can be categorized as soft core pornography.
Distribusi dan Eksibisi Film Alternatif di Yogyakarta, Resistensi atas Praktek Dominasi Film di Indonesia Budi Dwi Arifianto; Fajar Junaedi
Jurnal ASPIKOM - Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 2, No 2 (2014): Januari 2014
Publisher : Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1110.845 KB) | DOI: 10.24329/aspikom.v2i2.61

Abstract

This study attempts to describe the strategy and the distribution pattern of “Ngamen” cinema in Yogyakarta. The research methodology that is used is qualitative descriptive with data collection through in-depth interviews involving an offender of cinema in Yogyakarta, the literature study and relevant documents. This study found that was the film community as the basis distributor of short film or alternate in Yogyakarta. This community can come from campus and outside campus. In a line distribution filmmaker of Yogyakarta play the movie from one place to another place by the festival playback on a campus and screening outside campus. The development of the internet technology made it easier for in search of a sac culture and decent it can be used the movie. Through the internet on filmmaker of Yogyakarta looking for another film community who were willing to roll the the movie.
Konstruksi Berita Perkosaan Reynhard Sinaga di Tirto dan Tribunnews Sakhnaz Rizki; Fajar Junaedi
Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Interaksi : Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/interaksi.v5i1.5347

Abstract

Kasus-kasus kekerasan seksual khususnya tindak perkosaan selalu menjadi pemberitaan menarik bagi oleh media. Media daring sering mengambil keuntungan dari kejadian mengenaskan tersebut dengan tujuan dengan melakukan umpan klik atau clickbait pada para pengunjung situsnya. Judul berita clickbait kerap menitikberatkan pada subyek, rumor, dan kalimat yang provokatif, bahkan ada yang tidak memiliki nilai berita sama sekali. Tujuan utama penggunaan judul artikel clickbait adalah mengarahkan agar kunjungan pengguna media online semakin meningkat sehingga pendapatan media tersebut bertambah. Penelitian ini berangkat dari fenomena yang sedang menjadi sorotan di awal tahun 2020, yakni tentang pemerkosaan yang melibatkan Reynhard Sinaga, warga negara Indonesia yang berada di Inggris. Diberitakan bahwa pemerkosaan yang dilakukan tersebut merupakan kasus pemerkosaan terbesar di Inggris. Tirto dan Tribunnews, dua media daring terkemuka di Indonesia yang memberitakan kasus perkosaan yang dilakukan Reynhard Sinaga dalam porsi yang berlimpah dengan judul yang umpan klik. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis framing kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kepustakaan. Metode analisis yang digunakan adalah framing dari William A. Gamson dan Andre Modigliani. Temuan penelitian ini menunjukan adanya perbedaan bingkai antara kedua media. Tirto membingkai kasus yang dilakukan Reynhard Sinaga berkaitan dengan latar belakang seksualnya sebagai homoseksual. Sedangkan Tribunnews justru membingkai kasus ini karena dilatarbelakangi orientasi seksual pelaku. Tribunnews bahkan membingkai kasus perkosaan yang dilakukan Reynhard Sinaga berkaitan dengan kehidupan pribadinya. Sebaliknya Tirto justru mendepankan bingkai bahwa saksi dan korban perlu mendapat perlindungan. Framing Tribunnews ini memperlihatkan fenomena umpan klik untuk meraih kunjungan pembaca yang tinggi, demi mendapatkan iklan.