Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk tindak tutur nasihat (jogen) dan strategi tindak tutur nasihat (jogen). Hal ini dilatarbelakangi oleh fenomena bahwa memberikan nasihat (jogen) cenderung menyebabkan lawan bicara merasa tersinggung, dan nasihat tersebut dapat dianggap sebagai kritik negatif, walaupun bertujuan untuk membantu lawan bicara dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Penelitian menggunakan referensi teori dari Kumatoridani dan Murakami (dalam Takahashi, 2017: 14) tentang strategi penyampaian nasihat (jogen). Teori ini menyoroti bahwa menawarkan nasihat harus didasarkan pada konteks situasi yang dapat menghibur lawan bicara. Strategi penyampaian nasihat yang diungkapkan dalam penelitian ini yaitu: (a) X の提示 merupakan tindakan yang dilakukan oleh pembicara yang seharusnya dilakukan oleh lawan bicaranya, (b) S1 の提示, mengacu pada situasi saat ini atau yang akan datang yang tidak diinginkan oleh lawan bicaranya, (c) S2 の提示, pembicara berbicara tentang situasi yang lebih diinginkan oleh lawan bicaranya, dan (d) ) X + S1 の提示, (e) X + S2 の提示, (f) S1 +S2 の提示, and (g) X + S1 + S2 の提示 yang merupakan gabungan dari strategi (a) dan (c). Penelitian ini menggunakan metode referensi dan teknik membuat catatan untuk mengumpulkan data dari film live action dan metode identitas referensial yang digunakan untuk analisis data. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa bentuk tindak tutur nasihat (jogen) dan pemilihan strategi tindak tutur nasihat (jogen) dipengaruhi oleh jenis hubungan antara partisipan dengan masalah yang dialami oleh lawan bicara. Bentuk tindak tutur nasihat (jogen) meliputi saran, nasihat, pendapat, perintah, larangan, kewajiban, praduga, dan pemberian informasi. Strategi yang digunakan adalah X の提示, S1 の提示, S2 の提示, X + S1 の提示, X + S2 の提示, X + S1 +S2 の提示 dan ada kombinasi antara dua bentuk strategi yaitu X + S1 の提示 kemudian dilanjutkan dengan strategi X + S1 + S2 の提示.