Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Determinan Pernikahan Dini di Desa Semendaran Kota Cilegon Nurseha Nurseha; Wiwik Eko Pertiwi
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 15, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Publisher : Faculty of Public Health, Faculty of Medicine and Health, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.674 KB) | DOI: 10.24853/jkk.15.1.22-35

Abstract

Laporan MDGS tahun 2008 menyebutkan bahwa jumlah perkawinan dini di Indonesia mencapai 34,5%.  Menurut catatan KPAI jumlah perkawinan tercatat di Indonesia setiap tahun mencapai 2 sampai 2,5 juta pasang. Kekurangtahuan tentang seks dengan kehidupan rumah tangga serta adanya adat istiadat yang merasa malu kawin tua (perawan tua) menyebabkan meningkatnya perkawinan dan kehamilan usia remaja. Desa Semendaran merupakan desa di Kecamatan Jombang Kota Cilegon dengan angka usia pernikahan dini tertinggi dengan jumlah 35 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan pernikahan dini di Desa Semendaran Kecamatan Jombang Kota Cilegon tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang yang diambil secara proporsif simpel random sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 41 % responden melakukan pernikahan dini, 51 % mempunyai tingkat pengetahuan kurang baik, 59 % mempunyai sikap yang positif, 85 % mempunyai tingkat pendidikan yang rendah, 51 % mendapat dukungan keluarga, 84 % responden tidak bekerja. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap, pendidikan, dukungan keluarga, usia, pekerjaan dengan pernikahan dini. Perlu adanya upaya pendampingan dan pendewasaan usia pernikahan melalui kegiatan-kegiatan kelompok dan masyarakat secara simultan dan berkelanjutan. Kata Kunci : Dukungan keluarga, Pernikahan dini, Pengetahuan, Sikap
EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI (MOTORIK KASAR, MOTORIK HALUS, SOSIAL KEMANDIRIAN DAN BAHASA) PADA BAYI USIA 6-7 BULAN DI DESA DERMAYON KRAMATWATU NURSEHA NURSEHA; SRI UTAMI SUBAGIYO
Journal Of Midwifery Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : UNIVED PRESS, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Pemberian stimulus yang diberikan sesaat setelah bayi lahir memberikan efek yang sangat penting pada perkembangan kemampuan motorik dan adaptasi sosial di masa perkembangan bayi hingga dewas. Pijat bayi merupakan pengungkapan kasih sayang antara orang tua dengan anak lewat sentuhan pada kulit yang berdampak sangat luar biasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas dari pijat bayi terhadap perkembangan (motoric kasar, motoric halus, social kemandirian dan Bahasa) bayi usia 6-7 bulan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan rancangan non equivalen control group design. Lokasi penelitian akan dilakukan di Puskesmas Kramatwatu dan waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juli 2022. Populasi penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi dengan umur 6 bulan sampai 7 bulan. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total populasi. Analisis data dengan menggunakan uji t dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kemaknaan (α) 0,05. Hasil dan Pembahasan: Hasil penelitian menunjukan pijat bayi efektif terdapat perkembangan motorik kasar (0,015), Pijat bayi efektif terdapat perkembangan motorik halus (0,025), Pijat bayi efektif terdapat perkembangan sosial kemandirian (0,032), Pijat bayi efektif terdapat perkembangan bahasa (0,019). Kesimpulan: Pijat bayi terbukti efektif terhadap perkembangan motorik kasar, motorik halus, sosial kemandirian, dan bahasa pada bayi usia 6-7 bulan.
Penguatan Keanekaragaman Pangan berbasis Kearifan Lokal sebagai Upaya Mencegah Stunting pada Balita Husnul Khotimah; Nurseha Nurseha; Ratu Miki Yulieti Pertasari; Sri Utami Subagio; Trikawati Trikawati
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 8 No 4 (2023): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v8i4.558

Abstract

Persoalan stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita sehingga memiliki tubuh terlalu pendek dibandingkan anak seusianya, masih menjadi tantangan besar yang dihadapi bangsa ini. Penggunaan kearifan pangan lokal merupakan hal yang bagus untuk penanganan stunting dikarenakan tidak memiliki efek samping, murah, mudah di kembangkan dan bernilai jual. Kegiatan pengabdian masyarakat ini menggunakan metode Community Development (pemberdayaan masyarakat). Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2023. Lokasi kegiatan adalah di Desa Pamengkang Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang. Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini berjumlah 19 orang terdiri dari 3 kader dan 16 ibu balita. Kegiatan ini merupakan Pendidikan kesehatan tentang stunting dan pelatihan cara mengolah makanan berbasis kearifan lokal. Nilai pre test dan post test menunjukkan perubahan berupa peningkatan jumlah peserta yang memahami dari 14 peserta (74%) pada saat pre test kemudian terjadi peningkatan jumlah peserta yang memahami sebanyak 19 orang (100%). Terdapat peningkatan hasil post tes menunjukkan bahwa kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini dapat meningkatkan pengetahuan tentang stunting dan keterampilan tentang cara mengolah makanan berbasis kearifan lokal. The problem of stunting or the condition of failure to thrive in children under five so that their bodies are too short compared to children of their age is still a big challenge facing this nation. The use of local food wisdom is a good thing for treating stunting because it has no side effects, is cheap, easy to develop and has a sale value. This community service activity uses the Community Development method (community empowerment). The activity was carried out in January - February 2023. The location of the activity was in Pamengkang Village, Kramatwatu District, Serang Regency. The target of this community service activity is 19 people consisting of 3 midwife’s assistance in village (kader) and 16 mothers of toddlers. This activity is a health education program on stunting and training on how to process food based on local wisdom. The pretest and post test values showed a change in the form of an increase in the number of participants who understood from 14 participants (74%) during the pre test then there was an increase in the number of participants who understood as many as 19 people (100%). There was an increase in post-test results indicating that this Community Service activity could increase knowledge about stunting and skills on how to process food based on local wisdom.