Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PESANTREN DALAM BINGKAI POLITIK BIROKRASI PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA Ali Riyadi
Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 23 No. 1 (2012): Jurnal Tribakti
Publisher : Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/tribakti.v23i1.15

Abstract

Gesekan politik dan pesantren sudah terjadi pada masa kolonial. Lembaga ini berperan menentang penetrasi kolonialisme yang pada akhirnya melakukan strategi uzlah atau menutup dan menghindar dari persoalan-persoalan politik. Peran seperti ini berlanjut sampai pada masa kemerdekaan. Sebagai dampaknya pesantren menjadi terisolisir dari persoalan-persolan politik dan kurang diperhitungkan eksistensinya secara nasional. Selanjutnya, terjadi perubahan orientasi politik di dunia pesantren, ketika intervensi politik menjangkau segenap jalur kehidupan sosial masyarakat, dengan adanya rekayasa penataan politik yang dikembangkan penguasa yang mempunyai dampak politis yang tidak dapat dihindari oleh lembaga pendidikan pesantren. Secara hegemonik, negara menguasai lembaga politik dan sosial kemasyarakatan dalam rangka menarik massa agar berada dalam spektrum kebijakan dan kekuasaan pemerintah. Dari sinilah pesantren yang semula independen dari atmosfir politik menjadi termobilisasi demi kepentingan penguasa
BAHASA POLITIK ISLAM DI INDONESIA Ali Riyadi
Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 22 No. 1 (2011): Jurnal Tribakti
Publisher : Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/tribakti.v22i1.59

Abstract

Bahasa politik Islam mengindikasikan dedikasi terhadap keagamaan yang merupakan wacana yang berkembang sebagai bentuk ekspresi politik Islam. Penggunaan bahasa agama ke dalam bahasa politik Islam berawal dan bersumber dari sejarah politik Islam di awal-awal munculnya Islam, yakni ekspresi keagamaan dan politik Nabi Muhammad yang selanjutnya diikuti oleh Khulafaurrasyidun. Pelan tapi pasti bahasa ini berkembang dan kemudian memisahkan diri dari bahasa agama. Walaupun demikian, banyak kasus terjadinya hubungan dialektika antara bahasa agama dan politik yang kadangkala sistem dan perilaku politik yang dijalankan tidak selaras dengan prinsip dasar ajaran Islam, tidak jarang penguasa muslim menggunakan dan memani-pulasi bahasa politik dengan memberinya muatan aura keagamaan, sehingga penguasa dapat memperoleh dukungan legitimasi dan otoritas keagamaan yang sering dipandang sakral oleh khalayak muslim.
PESANTREN DALAM BINGKAI POLITIK BIROKRASI PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA Ali Riyadi
Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 23 No. 1 (2012): Jurnal Tribakti
Publisher : Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/tribakti.v23i1.15

Abstract

Gesekan politik dan pesantren sudah terjadi pada masa kolonial. Lembaga ini berperan menentang penetrasi kolonialisme yang pada akhirnya melakukan strategi uzlah atau menutup dan menghindar dari persoalan-persoalan politik. Peran seperti ini berlanjut sampai pada masa kemerdekaan. Sebagai dampaknya pesantren menjadi terisolisir dari persoalan-persolan politik dan kurang diperhitungkan eksistensinya secara nasional. Selanjutnya, terjadi perubahan orientasi politik di dunia pesantren, ketika intervensi politik menjangkau segenap jalur kehidupan sosial masyarakat, dengan adanya rekayasa penataan politik yang dikembangkan penguasa yang mempunyai dampak politis yang tidak dapat dihindari oleh lembaga pendidikan pesantren. Secara hegemonik, negara menguasai lembaga politik dan sosial kemasyarakatan dalam rangka menarik massa agar berada dalam spektrum kebijakan dan kekuasaan pemerintah. Dari sinilah pesantren yang semula independen dari atmosfir politik menjadi termobilisasi demi kepentingan penguasa
BAHASA POLITIK ISLAM DI INDONESIA Ali Riyadi
Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 22 No. 1 (2011): Jurnal Tribakti
Publisher : Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/tribakti.v22i1.59

Abstract

Bahasa politik Islam mengindikasikan dedikasi terhadap keagamaan yang merupakan wacana yang berkembang sebagai bentuk ekspresi politik Islam. Penggunaan bahasa agama ke dalam bahasa politik Islam berawal dan bersumber dari sejarah politik Islam di awal-awal munculnya Islam, yakni ekspresi keagamaan dan politik Nabi Muhammad yang selanjutnya diikuti oleh Khulafaurrasyidun. Pelan tapi pasti bahasa ini berkembang dan kemudian memisahkan diri dari bahasa agama. Walaupun demikian, banyak kasus terjadinya hubungan dialektika antara bahasa agama dan politik yang kadangkala sistem dan perilaku politik yang dijalankan tidak selaras dengan prinsip dasar ajaran Islam, tidak jarang penguasa muslim menggunakan dan memani-pulasi bahasa politik dengan memberinya muatan aura keagamaan, sehingga penguasa dapat memperoleh dukungan legitimasi dan otoritas keagamaan yang sering dipandang sakral oleh khalayak muslim.
Sebagai Instrumen Penguatan Karakter Tanggung Jawab Dan Disiplin Mahasiswa Hukum Keluarga Islam Semester 1  Di Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri Mamluaturrohmah; Ali Riyadi; Tasi’ Nugroho Mauloyo
Ar-Rasyid: Jurnal Publikasi Penelitian Ilmiah Vol. 1 No. 5 (2025): Ar-Rasyid: Jurnal Publikasi Penelitian Ilmiah (Bulan November 2025)
Publisher : PT. Saha Kreasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64788/ar-rasyid.v1i5.109

Abstract

This study aims to analyze the role of Civic and Pancasila Education (PPKn) as an instrument for strengthening the character of responsibility and discipline among first-semester students of the Islamic Family Law Study Program at Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri. The background of this study stems from the importance of character education in higher education, particularly related to discipline and responsibility as fundamental values for shaping good citizens. This research employs a descriptive qualitative approach using observation, interviews, and documentation techniques. The findings indicate that PPKn plays a significant role in character development through learning plans that include character indicators, active and collaborative learning practices, lecturer role modeling, and evaluation systems that emphasize moral and ethical aspects of students. Supporting factors in character strengthening include the pesantren-based campus culture, lecturer exemplary behavior, and Islamic value–based learning approaches, while inhibiting factors include students’ low personal awareness and technological distractions. Overall, PPKn functions as an effective medium for fostering student discipline, responsibility, and awareness of national identity and ethical conduct.