Hendri Utami Utami
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Deskripsi Tafsir al-Misbah dan al-Azhar Tentang Toleransi dalam al-Quran M Thoriqul huda; Eka Rizki Amalia; Hendri Utami Utami
Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 30 No. 2 (2019): Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman
Publisher : Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/tribakti.v30i2.657

Abstract

Deskripsi Tafsir al-Misbah dan al-Azhar Tentang Toleransi dalam al-Quran M Thoriqul huda; Eka Rizki Amalia; Hendri Utami Utami
Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 30 No. 2 (2019): Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman
Publisher : Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/tribakti.v30i2.657

Abstract

Secara etimologi berasal dari kata tolerance (dalam bahasa inggris) yang berarti sikap membiarkan, mengakui dan menghormati keyakinan orang lain tanpa memerlukan persetujuan. Jadi Toleransi adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Tafsir Al-Misbah Penulisan ini menggunakan metode tahlili, yaitu penafsiran ayat per ayat Al-Quran sesuai dengan urutannya dalam mushaf. Tafsir Al-Azhar memiliki corak sebagaimana dalam ilmu tafsir digolongkan kedalam corak adab al-ijtima’i yaitu corak tafsir yang menitik beratkan pada penjelasan ayat-ayat al-Quran dari segi ketelitian redaksinya, kemudian menyusun kandungannya dalam satu redaksi yang indah dengan menonjolkan aspek petunjuk al-quran bagi kehidupan, serta mengaitkan pengertian ayat-ayat dengan hukum alam yang berlaku dalam masyarakat. Sementara dalam penafsirannya, format sajiannya adalah pertama, menyebut nama surat dan artinya, nomor urut surat dalam susunan mushaf, jumlah ayat dan tempat turunnya surat. Kedua, mencantumkan empat sampai lima ayat (disesuaikan dengan tema atau kelompok ayat) dengan teks arab, yang kemudian diterjemahakan kedalam bahasa indonesia melayu. Ketiga, hamka memberikan kode pangkal ayat dan ujung ayat ketika sudah terjun dalam dialektika tafsir, ini digunakan semata untuk memberi kemudahan kepada pembaca.