Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS PENERIMAAN TEKNOLOGI SISTEM KEUANGAN DESA DI KABUPATEN TABALONG MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL Akhmad Syarwani; Edi Ermansyah
CYBERSPACE: Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.168 KB) | DOI: 10.22373/cj.v4i1.6464

Abstract

Implementasi sebuah sistem informasi di suatu institusi perlu memperhatikan penerimaan pengguna terhadap sistem informasi tersebut. Penerapan sistem informasi dapat dikatakan berhasil jika pengguna dapat menerima atau bersedia menggunakan sistem informasi tersebut. Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan mengimplementasikan sistem informasi keuangan desa (siskeudes) untuk mendukung proses pengelolaan keuangan dana desa. Sejak sistem diterapkan, belum pernah diadakan evaluasi mengenai penerimaan pengguna terhadap sistem informasi keuangan desa di Kabupaten Tabalong ini. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan pengujian terhadap penerimaan pengguna terhadap siskeudes dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Pengujian dilakukan dengan mengukur pengaruh antar variabel-variabel dalam model TAM yang meliputi variabel Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Attitude Toward Using, Behavioral Intention dan Actual Usage. Metode pengujian statistik yang dilakukan yaitu uji validitas, reliabilitas, normalitas, dan menguji pengaruh faktor menggunakan Structural Equation Model (SEM). Data diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden yaitu pegawai kelurahan/desa di Kabupaten Tabalong. Dari tujuh hipotesis yang diajukan semua hipotesis dinyatakan diterima, yaitu Perceived Usefulnes berpengaruh terhadap Behavioral Intention, Perceived Ease of Use berpengaruh terhadap Perceived Usefulnes, Perceived Usefulnes berpengaruh terhadap Attitude Toward Using, Perceived Ease of Use berpengaruh terhadap Attitude Toward Using, Attitude Toward Using berpengaruh terhadap Behavioral Intention, Behavioral Intention berpengaruh terhadap Actual Usage.
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Mahasiswa Memilih Program Studi di STKIP PGRI Banjarmasin Dina Afriani; Kenti Yuliana; Akhmad Syarwani
Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol 15 No 1 (2020)
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.793 KB)

Abstract

Pendidikan adalah suatu usaha mutlak yang digunakan untuk membentuk manusia seutuhnya. Daya saing dalam memperoleh pekerjaan menuntut setiap individu untuk memiliki jenjang pendidikan yang tinggi, setidaknya strata 1. Seperti halnya persaingan dalam memperoleh pekerjaaan, terjadi juga persaingan antar lembaga pendidikan dalam menarik peminatnya. Persaingan dapat berdampak pada penurunan jumlah peminat dan tidak meratanya sebaran mahasiswa dalam program studi. Banyak faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut terjadi. Namun perlu diwaspadai dan dilakukan evaluasi sedini mungkin penyebab terjadinya penurunan tersebut. Berdasarkan observasi, jumlah peminat di STKIP PGRI Banjarmasin mengalami fluktuasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian dengan tujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih Program Studi di STKIP PGRI Banjarmasin. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa STKIP PGRI Banjarmasin yang tersebar dalam enam program studi. Instrumen yang digunakan yaitu angket langsung dan tertutup. Agar tercapai tujuan penelitian tersebut maka perlu dilakukan analisis faktor terhadap data yang diperoleh. Berdasarkan kajian masalah dan teori, dirumuskan 45 variabel yang dapat mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam memilih program studi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 45 variabel yang dibentuk, dapat terbentuk 14 faktor yang mempengaruhi keputusan mahasiswa, yaitu: (1) tuntutan sekarang dan keinginan masa depan; (2) teman dan orang tua; (3) kualitas diri; (4) bonafiditas, fasilitas, dan promosi; (5) linearitas pendidikan; (6) kualitas Program Studi; (7) potensi diri; (8) sarana dan pengetahuan; (9) dosen dan mahasiswa; (10) dukungan proses belajar-mengajar; (11) ekonomi dan informasi; (12) luaran alumni; (13) keluarga; dan (14) mata kuliah.
SOSIALISASI PEMBELAJARAN BERDEFERENSIASI UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID DALAM MERDEKA BELAJAR Rezky Nefianthi; Rabiatul Adawiyah; Fujianor Maulana; Bayu Hari Mukti; Akhmad Syarwani; I Made Darmayasa Wilantara
Bakti Banua : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2023): BAKTI BANUA : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.168 KB) | DOI: 10.35130/bbjm.v4i1.437

Abstract

Kebijakan Merdeka Belajar merupakan upaya untuk mentransformasi pendidikan di Indonesia agar menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan memiliki Profil Pelajar Pancasila. Merdeka belajar memberikan kebebasan kepada sekolah, guru, dan murid dalam berinovasi dan bertindak dalam proses belajar mengajar. Guru sangat dianjurkan untuk tidak bersikap monoton dan berorientasi pada guru saja dalam mewujudkan merdeka belajar. Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan salah satu cara untuk mewujudkan merdeka belajar dengan membantu siswa dengan kebutuhan akademik dan gaya belajar yang berbeda dan menjamin semua siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan cara yang berbeda.Sosialisasi pembelajaran berdiferensiasi untuk memenuhi kebutuhan murid dalam merdeka belajar sangat penting perannya. Hal ini memberikan pengetahuan guru untuk memenuhi kebutuhan murid dalam pelaksanaan proses belajar mengajar baik secara tatap muka maupun secara daring. Program pengabdian kepada masyarakat ini dapat terealisasi berkat bantuan rekan-rekan Mahasiswa yang masuk dalam TIM pengabdian. Diharapkan kegiatan PKM semacam ini bisa dilanjutkan guna membantu para guru dalam mempersiapkan pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan murid dalam merdeka belajar sesuai tuntutan pemerintah. Salah satu nilai dan peran guru penggerak adalah menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada murid, yaitu pembelajaran yang memerdekakan pemikiran dan potensi murid. Kepala sekolah berharap program ini bisa membantu para guru dalam mempersiapkan pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan murid dalam merdeka belajar.
PELATIHAN APLIKASI INDEK TATA KELOLA ONLINE (ITK-O) KEPADA PERSONIL POLRESTA BANJARMASIN MUHAHMMAD HIDAYAT; Akhmad Syarwani; Ali Muhammad; M. Rizki Zulkarnain
Jurnal Abadimas Adi Buana Vol 7 No 01 (2023): Jurnal Abadimas Adi Buana
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/abadimas.v7.i01.a7454

Abstract

Indeks Tata Kelola Kepolisian (ITK) adalah alat yang digunakan untuk mengukur kinerja tata kelola kepolisian di tingkat Mabes, Polda, dan Polres dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik. ITK telah dilakukan sejak tahun 2015 dengan tujuan mewujudkan profesionalisme Polri yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pengukuran ini didasarkan pada prinsip-prinsip tata kelola Polri yang meliputi kompetensi, daya tanggap, perilaku transparan, keadilan, efektivitas, dan akuntabilitas. Dalam konteks Polresta Banjarmasin, pengukuran ITK-O dilakukan untuk mengevaluasi tingkat pelayanan dalam hal permohonan SIM, SKCK, BPKB, tilang, sidik jari, dan pengaduan masyarakat. Evaluasi ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat, mengidentifikasi potensi pungutan liar, serta mengungkap adanya praktik KKN dalam proses administrasi. Sebanyak 101 responden, terdiri dari 51 responden internal dan 50 responden eksternal, dilibatkan dalam survei ini. Pengukuran ITK-O Polresta Banjarmasin dilakukan secara serentak di Aula Endra Dharma Polresta Banjarmasin pada tanggal 13 Maret 2023. Seluruh responden mengisi survei secara online melalui perangkat smartphone dan laptop masing-masing. Dalam pelaksanaan pengukuran ITK-O, beberapa kendala teknis dihadapi. Salah satu kendala adalah keterbatasan aplikasi ITK-O yang belum sepenuhnya ramah pengguna mobile, yang menyebabkan keterbacaan teks menjadi kurang optimal. Selain itu, sistem juga tidak dapat menyimpan hasil jawaban secara otomatis untuk setiap pertanyaan yang dijawab. Sebagai akibatnya, beberapa responden terpaksa harus mengulang proses pengisian survei dari awal jika terjadi kesalahan saat mengunggah identitas mereka.