Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peningkatan Kompetensi Guru PAUD di Masa Pandemi melalui Pengenalan Model Pembelajaran Daring Hanita Hanita; Sulau Lugi
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 5 No. 02 (2021): Juli
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru PAUD di masa pandemi covid-19 melalui pengenalan model pembelajaran daring. Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan metode ceramah dengan teknik presentasi materi karya pengembangan profesi dilanjutkan dengan diskusi melalui aplikasi zoom. Adapun peserta dalam kegiatan ini adalah guru PAUD di kecamatan Samarinda Utara kota Samarinda. Hasil survei saat melaksanakan kegiatan dapat dikatakan bahwa guru PAUD sudah dapat beradaptasi dengan perkembangan dan tuntutan zaman di bidang pendidikan. Guru PAUD juga rata-rata memiliki kemampuan dalam mengakses media teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Namun, terdapat kendala yang menjadi penghambat pelaksanaan pembelajaran daring yaitu tidak memiliki alat yang memadai sekitar 25 %, tidak memiliki cukup dana untuk membeli paket atau pulsa untuk pelaksanaan daring 29,2%, sinyal yang tidak mendukung 70,8%, dan kurang memahami teknologi 8,3%. hasil sekitar 90,5% menyatakan bahwa pembelajaran digital mempermudah dalam berkomunikasi dan menerima informasi dalam proses belajar dan pembelajaran terutama di era pandemi covid-19. Proses pembelajaran seperti apa yang dilakukan oleh lembaga PAUD yang tepat selama melaksanakan pembelajaran daring selama pandemi covid-19. Namun 30,4% berpendapat bahwa pembelajaran dring selama pandemi ini dikombinasi antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran daring, pembelajaran tatap muka ini dilakukan guru dengan melakukan kegiatan home visit dimana guru mengunjungi anak didik dirumah masing-masing dengan jadwal yang telah di tentukan. Melalui pengenalan model pembelajaran daring, dapat dikatakan bahwa guru PAUD sudah dapat beradaptasi dengan perkembangan dan tuntutan zaman di bidang pendidikan. Namun ternyata proses pembelajaran daring ini memiliki kendala yang menjadi penghambat paling banyak adalah sinyal yang tidak mendukung, dana, fasilitas dan terakhir adalah kemampuan penguasaan teknologi walaupun ini tidak terlalu banyak, tapi masih ada.
Gambaran Penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Di KB Ceria Bahau Malinau: Sulau Lugi, Ika Apriati Widya Puteri*,Reni Ardiana Sulau Lugi; Ika Apriati Widya Puteri; Reni Ardiana
JPGENUS: Jurnal Pendidikan Generasi Nusantara Vol. 1 No. 2 (2023): Jurnal Pendidikan Generasi Nusantara (JPGENUS)
Publisher : Samudra Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61787/hdv9cx85

Abstract

Perencanaan pembelajaran merupakan langkah yang sangat penting sebelum pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dituangkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau beberapa istilah lain seperti desain pembelajaran dan skenario pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran penerapan RPP di KB Ceria Bahau Malinau. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif naratif, dengan teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara. Subjek penelitian terdiri dari 3 orang guru dan 2 orang informan. Hasil penelitian menemukan bahwa penerapan RPP di KB Ceria Bahau Malinau belum sepenuhnya terlaksana dengan baik, karena tidak semua aturan dari pusat yang mengacu pada rambu-rambu RPP berbasis Kurukulum Merdeka Belajar dapat dilaksanakan. Guru yang menerapkan RPP dengan baik dapat memperhatikan peserta didik dalam pembelajaran, serta mengetahui minat, bakat, dan kemampuan awal peserta didik. Namun bagi guru yang kadang-kadang dan sama sekali tidak menggunakan RPP dalam pembelajaran maka guru tersebut tidak dapat mengidentifikasi perbedaan setiap individual peserta didik berdasarkan kemampuan setiap anak yang berbeda. Guru juga kurang mengetahui daya tangkap setiap anak ketika menerima pengetahuan yang disampaikan.