Krisni Subandijah
Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Kadar Transforming Growth Factor-Beta 1 (TGF-β1) Urin dengan Proteinuria pada Anak Sindrom Nefrotik Resisten Steroid Ismail P, Prasetya; Fitri, L Enggar; Subandijah, Krisni
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 27, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.061 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2012.027.02.6

Abstract

 Transforming  Growth  Factor-Beta  1  (TGF-β1)  menjadi  perantara  fibrosis  interstisial,  atrofi  tubular,  dan  kerusakan gromelurus ginjal. Proteinuria menunjukkan prognosis yang buruk pada  sindroma nefrotik. Terdapat kecenderungan persisten proteinuria pada sindroma nefrotik resisten steroid. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan hubungan kadar Transforming Growth Factor-Beta 1 (TGF-β1) urin dengan proteinuria pada anak sindrom nefrotik resisten steroid. Empat puluh  lima  sampel urin dikumpulkan  terdiri dari 15 anak dengan  sindrom nefrotik  resisten steroid, 15 anak dengan sindrom nefrotik sensitif steroid dan 15 anak sehat. Sampel tersebut diukur kadar TGF-β1 dan rasio protein-kreatinin kemudian dibandingkan.  Terdapat  perbedaan  bermakna  dalam  pengukuran  rasio protein-kreatinin  (p=0,000),  tidak terdapat perbedaan bermakna dalam pengukuran TGF-β1 dan tidak terdapat hubungan antara kadar TGF- β1 dan rasio protein-kreatinine  (r=-0,222; p=0,427).Kata Kunci: Kadar TGF-β1 urin, proteinuria,  rasio protein-kreatinin, sindrom nefrotik  resisten steroid
Hubungan Antara Sindrom Nefrotik Resisten Steroid Dengan Gangguan Pertumbuhan Pada Anak Handoko, Ayu; Subandijah, Krisni; Paramita Sari, Ningrum
Journal of Issues in Midwifery Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : Journal of Issues in Midwifery

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.JOIM.2024.008.02.2

Abstract

ABSTRACT Background: The incidence of nephrotic syndrome is increasing and has been reported to be the second most common disease found in pediatric nephrology. Most children with nephrotic syndrome tend to be picky eaters and have poor appetite due to malabsorption due to intestinal edema and abdominal pain, combined with enteropathic protein loss which can further impair nutrition. In addition, corticosteroid treatment in patients with nephrotic syndrome also has an important role in growth disorders in children that can have a long-term effect and reduce their quality of life if not detected and not intervened early. Aims : to identify the association between steroid-sensitive nephrotic syndrome and growth retardation in children Methods: This study used a cross-sectional study. The calculation of the sample size used the unpaired categorical analytic formula and purposive sampling method in taking the sample size. The research subjects in this study was 50 patients with nephrotic syndrome. Data analysis was performed using non-parametric statistics testing, Chi-square. Results: The results of the Chi Square test showed a significant value or p value = 0.248 (p> 0.05, so it can be concluded that there is no relationship between steroid-resistant nephrotic syndrome (SNRS) and growth retardation in children. Odds Ratio in this study is 1.962. Conclusion: There is no significant association between steroid resistant nephrotic syndrome and growth disorders in children. Keywords: Nephrotic Syndrome, Growth Retardation ABSTRAK Latar Belakang: Angka kejadian sindrom nefrotik meningkat dan telah dilaporkan menjadi penyakit paling umum kedua yang ditemukan di nefrologi anak. Banyak anak yang menderita sindrom nefrotik cenderung picky eater dan memiliki nafsu makan buruk akibat mengalami malabsorbsi karena edema usus dan sakit perut, ditambah lagi dengan kehilangan protein enteropati yang selanjutnya dapat mengganggu nutrisi. Selain itu, pengobatan kortikosteroid pada penderita sindrom nefrotik juga turut berperan penting dalam masalah gangguan pertumbuhan pada anak yang dapat menyebabkan efek jangka panjang dan menurunkan kualitas hidupnya apabila tidak terdeteksi dan tidak diintervensi secara dini.Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara sindrom nefrotik sensitif steroid dengan gangguan pertumbuhan pada anak Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional study. Perhitungan besar sampel menggunakan rumus analitik kategorik tidak berpasangan dan metode purposive sampling dalam pengambilan besar sampel. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah 50 pasien sindrom nefrotik. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pengujian non parametric statistics yaitu Chi-square Hasil Penelitian : Hasil uji Chi Square menunjukkan nilai signifikan atau nilai p=0.248 (p > 0.05), oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwasannya tidak terdapat hubungan antara sindrom nefrotik resisten steroid (SNRS) dengan gangguan pertumbuhan pada anak. Odds Ratio dalam penelitian ini yaitu 1.962 Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara SNRS dengan gangguan pertumbuhan pada anak Kata Kunci: Sindrom Nefrotik, Gangguan Pertumbuhan
Perbedaan Kadar Vitamin 25-Oh-D antara Nefritis Lupus dengan Lupus Eritematosus Sistemik pada Anak Putri, Elita Verina Adikara; Subandijah, Krisni; Tjahjono, Harjoedi Adji
Sari Pediatri Vol 25, No 5 (2024)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp25.5.2024.305-9

Abstract

Latar belakang. Lupus eritematosus sistemik adalah penyakit autoimun yang bisa berdampak pada manifestasi klinis di beberapa organ tubuh. Nefritis lupus termasuk salah satu konsekuensi manifestasi klinis LES derajat berat pada ginjal. Kadar vitamin D dalam tubuh dapat turun pada LES dan nefritis lupus karena faktor insufisiensi ginjal dan penggunaan obat-obatan kortikosteroid. Di Indonesia, belum terdapat penelitian yang melihat perbandingan kadar vitamin D antara nefritis lupus dan LES pada anak. Tujuan. Untuk mengetahui perbedaan kadar vitamin 25-OH-D antara nefritis lupus dengan lupus eritematosus sistemik pada anak. Metode. Penelitian analitik observasional ini menggunakan metode cross sectional pada subjek penelitian 17 pasien LES anak dan 17 pasien nefritis lupus anak di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Malang. Data hasil penelitian menunjukkan kadar vitamin 25-OH-D pada pasien LES anak maupun nefritis lupus anak paling banyak tergolong insufisiensi. Analisis data dengan uji komparatif Mann Whitney.Hasil. Perbedaan signifikan didapatkan pada kadar vitamin 25-OH-D antara nefritis lupus dengan LES (p=0,004). Analisis data dengan uji korelatif Spearman menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara klasifikasi kadar vitamin 25-OH-D dengan peningkatan keparahan LES pada terjadinya nefritis lupus (p=0,003). Kesimpulan. Kadar vitamin 25-OH-D pasien nefritis lupus anak lebih rendah dibandingkan dengan pasien LES anak, serta klasifikasi kadar vitamin 25-OH-D berkolerasi negatif dengan keparahan penyakit LES pada anak dengan terjadinya nefritis lupus.