Tajus Subki
Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Jember (UNEJ) Jln. Kalimantan 37, Jember 68121

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS YURIDIS TINDAK PIDANA PENODAAN AGAMA (Putusan Pengadilan Negeri Sampang Nomor: 69/Pid.B/2012/PN.Spg) Subki, Tajus; Muntahaa, Multazaam; Azizah, Ainul
e-Journal Lentera Hukum Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : e-Journal Lentera Hukum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.309 KB)

Abstract

Kebebasan beragama di Indonesia dapat dilihat di Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) amandemen kedua pada Pasal 28E ayat (1) dan (2). Akan tetapi terdapat pula pembatasan dalam konstitusi tersebut. Warga negara yang tidak mentaati pembatasan tersebut, maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan aturan dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Setelah diundangkannya Undang-Undang Nomor 1/PNPS/1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan atau Penodaan Agama, maka dalam KUHP ditambahkan Pasal 156a untuk menjerat tindak pidana penodaan agama. Dalam kasus yang Penulis analisis seharusnya Jaksa Penuntut Umum menggunakan dakwaan kumulatif dengan tetap memilih Pasal 156a huruf a KUHP dan Pasal 335 ayat (1) ke-1 KUHP, hal tersebut karena kedua pasal tersebut bukan merupakan tindak pidana yang sejenis.Hakim menjatuhkan pidana penjara 2 (dua) tahun. Pasal 156a KUHP memberi ancaman pidana 5 (lima) tahun penjara. Ancaman tersebut memang tergolong sangat tinggi dan berat, karena pembuat undang-undang menganggap akibat yang ditimbulkan oleh tindak pidana penodaan agama sangat serius bagi negara dan masyarakat. Hakim Pengadilan Negeri Sampang seharusnya memvonis Terdakwa dengan menjatuhkan pidana penjara 4 (empat) tahun sesuai dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum, sehingga Hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap terdakwa sesuai dengan tujuan pemidanaan dalam teori gabungan. Kata Kunci: Tindak Pidana Penodaan Agama, Bentuk Surat Dakwaan, Tujuan Pemidanaan.
Peran Majelis Ta’lim Dalam Pembinaan Akhlak Kaum Wanita Milenial (Studi Kasus Akhwat Halaqah Ilmu Agama Kota Langsa) Subki, Tajus
Jurnal Pendidikan Indonesia : Teori, Penelitian, dan Inovasi Vol 3, No 1 (2023): Jurnal pendidikan Indonesia: Teori, Penelitian, dan Inovasi
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpi.v3i1.419

Abstract

Basically, Majlis Ta'lim is a need that people want to add knowledge. Majlis Ta'lim was founded with various activities that are considered very instrumental to the morale of millennial Muslim pilgrims in the hope of being motivated to know the teachings of Islam in its true form. This study aims to find out how the role of the ta'lim assembly in fostering the morals of millennial women. The purpose of this study is to find out what efforts are being made in moral development and to find out the obstacles and opportunities faced by the AKHIA Ta'lim Assembly in carrying out the spirit of worship in Langsa City. This research uses qualitative methods. The data source used is a data source obtained from a direct interview with the Leader of the AKHIA Assembly, this research data is produced through observation, interviews, and documentation. From the results of this study, it shows that the Ta'lim Assembly plays a very positive role in increasing morale towards a better direction. The efforts and obstacles of the Ta'lim Assembly are to hold a recitation once a week, namely Saturdays, reading books, and the obstacle is the lack of infrastructure facilities, and the spirit that sometimes rises and falls from its members. The role of Majlis Ta'lim in fostering good morals in the midst of a society that is starting to be bad in Langsa City, namely as a place to gain religious knowledge, Majlis Ta'lim in society has brought benefits, especially for millennial women or the community, while the method used in Majlis Ta'lim is a method of recitation and question and answer that is asked directly to ustazd, the majority of alumni from Dayah in Aceh.ABSTRAKPada dasarnya Majlis Ta’lim merupakan suatu kebutuhan yang di inginkan masyarakat untuk menambah ilmu. Majlis Ta’lim didirikan dengan berbagai kegiatan yang dinilai sangat berperan terhadap moral jamaah khu-susnya Muslimah milenial dengan harapan dapat termotivasi untuk mengenal ajaran Islam dalam bentuk yang sebenarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran majelis ta’lim dalam pembinaan akhlak kaum wanita milenial. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apa saja upaya yang dilakukan dalam pembinaan akhlak dan untuk mengetahui kendala dan peluang yang dihadapi Majelis Ta’lim AKHIA dalam men-jalankan semangat beribadah di Kota Langsa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan Pimpinan Majelis AKHIA, data penelitian ini diproleh melalaui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Majelis Ta’lim sangat berperan positif dalam meningkatkan semangat kearah yang lebih baik. Adapun upaya dan kendala Majelis Ta’lim ini adalah mengadakan pengajianseminggu sekali yaitu hari Sabtu, membaca kitab, dan kendalanya ialah kurangnya fasilitas sarana prasarana, dan semangat yang terkadang naik dan turun dari para anggotanya. Peran Majlis Ta’lim dalam membina akhlak yang baik di tengah tengah masyarakat yang mulai tidak baik di Kota Langsa, yaitu sebagai tempat menimba ilmu pengetahuan agama, Majlis Ta’lim dalam masyarakat telah membawa manfaat khususnya bagi kaum perempuan millenial atau masyarakat, adapun metode yang digunakan dalam Majlis Ta’lim adalah metode pengajian dan tanya jawab yang di tanyakan lang-sung kepada ustazd yang mayoritas alumni dari Dayah di Aceh.
Pemanfaatan Majalah Umdah Sebagai Media Pembelajaran Santri Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga Aceh Subki, Tajus; Saifannur, Saifannur
Jurnal Pendidikan Indonesia : Teori, Penelitian, dan Inovasi Vol 2, No 6 (2022): Jurnal pendidikan Indonesia: Teori, Penelitian, dan Inovasi
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpi.v2i6.290

Abstract

Learning media is very important for students in supporting their learning. Umdah magazine as one of the print media published at MUDI Mesjid Raya Samalanga can be used by students as a learning support media. So the formulation of the problem in this study is the form of the use of Umdah Magazine as a learning medium for MUDI Mesjid Raya Samalanga students and the obstacles to the use of Umdah Magazine as a learning resource for MUDI Mesjid Raya Samalanga students. This research is a type of qualitative research with a phenomenological approach. The place that became the location of the study was Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga which is located in Mideun Jok Village, Samalanga District, Bireuen Regency. The form of use of Umdah Magazine as a learning medium for MUDI students at the Samalanga Grand Mosque is as follows: 1) add students' insights into contemporary legal studies; 2) enriching religious science references; 3) as a medium to channel the writing potential of students; 4) understanding the world of literacy; 5) add reading material from reliable sources; 6) make it easier for students to understand the yellow book; 7) enrich the vocabulary of students in writing and conveying. The obstacles to the use of Umdah Magazine as a learning medium for MUDI Mesjid Raya Samalanga students are as follows: 1) lack of interest in reading students; 2) the late publication of Umdah Magazine because the sources of writings received by the editors were insufficient in the content of the magazine rubric; 3) Umdah magazine is considered still uninteresting for some students to read, because the discussion is too scientific so it seems monotonous; 4) the tight study schedule of students set by Dayah, so that it has an effect on the lack of time used to read Umdah Magazine as a supporting learning resource.ABSTRAKMedia pembelajaran merupakan hal yang sangat penting bagi santri dalam menunjang belajarnya. Majalah Umdah sebagai salah satu media cetak yang diterbitkan di MUDI Mesjid Raya Samalanga bisa dimanfaatkan oleh santri sebagai media penunjang pembelajaran. Maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bentuk pemanfaatan Majalah Umdah sebagai media pembelajaran santri MUDI Mesjid Raya Samalanga dan kendala pemanfaatan Majalah Umdah sebagai sumber belajar santri MUDI Mesjid Raya Samalanga. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Adapun tempat yang menjadi lokasi penelitian adalah Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga yang berlokasi di Desa Mideun Jok Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen. Bentuk pemanfaatan Majalah Umdah sebagai media pembelajaran santri MUDI Mesjid Raya Samalanga adalah sebagai berikut: 1) menambah wawasan santri tentang kajian hukum kontemporer; 2) memperkaya referensi ilmu agama; 3) sebagai media untuk menyalurkan potensi menulis santri; 4) memahami dunia literasi; 5) menambah bahan bacaan dari sumber-sumber terpercaya; 6) memudahkan santri dalam memahami kitab kuning; 7) memperkaya kosa kata santri dalam menulis dan menyampaikan. Kendala pemanfaatan Majalah Umdah sebagai media pembelajaran santri MUDI Mesjid Raya Samalanga sebagai berikut: 1) kurangnya minat membaca santri; 2) terlambatnya penerbitan Majalah Umdah karena sumber tulisan yang diterima redaksi tidak mencukupi isi rubrik majalah; 3) Majalah Umdah dinilai masih kurang menarik untuk dibaca oleh sebagian santri, karena pembahasannya terlalu ilmiah sehingga terkesan monoton; 4) padatnya jadwal belajar santri yang ditetapkan dayah, sehingga berefek kepada kurangnya waktu yang digunakan untuk membaca Majalah Umdah sebagai sumber belajar penunjang.
Analisis Yuridis Tindak Pidana Penodaan Agama (Putusan Pengadilan Negeri Sampang Nomor: 69/Pid.B/2012/Pn.Spg) Subki, Tajus; Muntahaa, Multazaam; Azizah, Ainul
Lentera Hukum Vol 1 No 2 (2014): LENTERA HUKUM
Publisher : University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/ejlh.v1i1.565

Abstract

Kebebasan beragama di Indonesia dapat dilihat di Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) amandemen kedua pada Pasal 28E ayat (1) dan (2). Akan tetapi terdapat pula pembatasan dalam konstitusi tersebut. Warga negara yang tidak mentaati pembatasan tersebut, maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan aturan dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Setelah diundangkannya Undang-Undang Nomor 1/PNPS/1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan atau Penodaan Agama, maka dalam KUHP ditambahkan Pasal 156a untuk menjerat tindak pidana penodaan agama. Dalam kasus yang Penulis analisis seharusnya Jaksa Penuntut Umum menggunakan dakwaan kumulatif dengan tetap memilih Pasal 156a huruf a KUHP dan Pasal 335 ayat (1) ke-1 KUHP, hal tersebut karena kedua pasal tersebut bukan merupakan tindak pidana yang sejenis.Hakim menjatuhkan pidana penjara 2 (dua) tahun. Pasal 156a KUHP memberi ancaman pidana 5 (lima) tahun penjara. Ancaman tersebut memang tergolong sangat tinggi dan berat, karena pembuat undang-undang menganggap akibat yang ditimbulkan oleh tindak pidana penodaan agama sangat serius bagi negara dan masyarakat. Hakim Pengadilan Negeri Sampang seharusnya memvonis Terdakwa dengan menjatuhkan pidana penjara 4 (empat) tahun sesuai dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum, sehingga Hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap terdakwa sesuai dengan tujuan pemidanaan dalam teori gabungan. Kata Kunci: Tindak Pidana Penodaan Agama, Bentuk Surat Dakwaan, Tujuan Pemidanaan.