Muhammad Rizqan Khalidi
Laboratorium Anestesiologi Dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Mulawarman Samarinda

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Penggunaan Alcohol Swab Terhadap Tingkat Kontaminasi Bakteri pada Blade Laringoskop di Kamar Operasi Sentral Rumah Sakit Saiful Anwar Buyung Hartiyo Laksono; Isngadi Isngadi; Muhammad Rizqan Khalidi
Journal of Anaesthesia and Pain Vol 1, No 1 (2020): January
Publisher : Faculty of Medicine, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jap.2020.001.01.03

Abstract

Latar belakang: Infeksi nosokomial masih menjadi masalah di dunia kesehatan dengan angka kejadian infeksi yang cukup tinggi. Salah satu penyebab tingginya infeksi nosokomial adalah penggunaan peralatan yang terkontaminasi bakteri. Laringoskop merupakan salah satu alat yang banyak mengalami kontak langsung dengan pasien pembedahan dan memiliki potensi sebagai agen pembawa kontaminan. Belum ada standard internasional maupun nasional untuk desinfeksi atau dekontaminasi laringoskop. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan teknik alcohol swab terhadap tingkat kontaminasi blade laringoskop di kamar operasi rumah sakit umum Dr. Saiful Anwar Malang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Sampel penelitian adalah 32 buah blade laringoskop yang dibagi menjadi kelompok. Kelompok kontrol/ kelompok I (n=16) tidak diberi perlakuan alcohol swab dan kelompok perlakuan/ kelompok II (n=16) diberi perlakuan alcohol swab. Analisis bakteri dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Analisis data menggunakan uji One-Way ANOVA pada software SPSS 16.0. Hasil: Jumlah kontaminasi bakteri pada kelompok kontrol signifikan lebih tinggi (75%) dibandingkan kelompok perlakuan (35,5%)(p<0,05). Blade laringoskop yang mendapat perlakuan alcohol swab memiliki tingkat kontaminasi bakteri yang lebih rendah daripada blade laringoskop yang tidak mendapat perlakuan alcohol swab.Kesimpulan: Alcohol swab 70% dapat digunakan untuk memaksimalkan proses desinfeksi dengan cara menurunkan tingkat kontaminasi bakteri.
Risk Factors of Postoperative Nausea and Vomiting on General Anesthesia in RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Christopher Kevin Susanto; Eva Rachmi; Muhammad Rizqan Khalidi
Journal of Agromedicine and Medical Sciences Vol 8 No 2 (2022)
Publisher : Faculty of Medicine, University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/ams.v8i2.29227

Abstract

Postoperative Nausea and Vomiting (PONV) is the nauseous feeling within 24 hours after surgery. PONV increases the risk of fluid and electrolyte imbalance, re-opening of the surgical wound, and aspiration of gastric fluid. This study aimed to analyze the effect of postoperative opioid administration, duration of anesthesia, type of surgery, and BMI on the incidence of nausea and vomiting after surgery under general anesthesia, at Abdul Wahab Sjahranie Hospital, Samarinda. The research design employed in this research was a retrospective cohort study. The number of samples was 92 patients. The results of the analysis showed an increased risk of PONV in underweight – normal BMI patients (1.45 times higher risk; p=0.035), patients who received postoperative opioids (1.64 times higher risk; p=0.005), patients who underwent surgery that was potentially stimulating the vagus nerve (1.52 times riskier; p=0.02), and patients with anesthetic duration of more than 2 hours (1.93 times greater risk; p=0.007). Therefore, it could be concluded that BMI, postoperative opioid use, type of surgery, and duration of anesthesia influenced PONV incident on the use of general anesthesia at RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda. Keywords: postoperative nausea and vomiting, BMI, opioid after surgery, type of surgery, anesthesia duration
Blok Parasternal pada Koreksi Tetrallogy of Fallot Muhammad Rizqan Khalidi; Yudi Hadinata
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Vol 14, No 2 (2022): Jurnal Anestesiologi Indonesia
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jai.v0i0.46610

Abstract

Latar Belakang: Opioid dosis tinggi selama pembedahan jantung berhubungan dengan waktu intubasi yang memanjang dan mengakibatkan peningkatan lama perawatan, mobiditas dan tingkat mortalitas. Anestesi regional dan neuraxial telah digunakan untuk tatalaksana nyeri untuk mengurangi dosis opioid. Teknik terbaru seperti blok parasternal, pectoral dan erector spinae telah dikembangkan untuk meminimalisir komplikasi dari anestesi regional.Kasus: Kami melakukan blok parasternal pada gadis berusia 10 tahun yang menjalani prosedur koreksi tetrallogy of fallot. Hasil laboratorium dalam batas normal. Status fisik ASA adalah 4 dengan penyakit jantung bawaan sianotik. Opioid hanya digunakan saat induksi. Injeksi bilateral dari bupivacaine 0,25% ditambah epinephrine 1:200000 dengan total volume 40 ml diberikan masing-masing 20 ml pra insisi.Pembahasan: Hemodinamik pasien stabil selama pembedahan tanpa tanda-tanda respons terhadap nyeri. Tidak ada penambahan dosis opioid selama pembedahan. Pasien di ekstubasi pada saat pembedahan selesai.Kesimpulan: Blok parasternal efektif sebagai adjuvan pembiusan umum pada pembedahan jantung. Teknik ini memfasilitasi penurunan dosis opioid yang membantu pasien untuk bisa di ekstubasi lebih dini.
Epidemiologi Karakteristik Pasien COVID-19 di Kutai Kartanegara pada Bulan Juli-Desember 2020: Epidemiological Characteristics of COVID-19 Patients in Kutai Kartanegara in July-December 2020 Kevin Sanjaya; Swandari Paramita; Muhammad Rizqan Khalidi
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 3 No. 6 (2021): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v3i6.604

Abstract

Pada awal tahun 2020, dunia dihebohkan dengan ditemukannya COVID-19. Sejak kasus COVID-19 di Indonesia pertama kali diumumkan, kasus tersebut masih mengalami peningkatan hingga sekarang. Kutai Kartanegara merupakan salah satu kabupaten dengan kasus COVID-19 terbanyak di Kalimantan Timur. Hal tersebut merupakan dampak dari banyaknya perusahaan pertambangan di Kutai Kartanegara yang menyebabkan terjadinya peningkatan mobilitas masyarakat di daerah tersebut. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui epidemiologi karakteristik pasien COVID-19 di Kutai Kartanegara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Sampel penelitian ini adalah pasien COVID-19 di Kutai Kartanegara selama periode Juli-Desember 2020 dengan total 4787 sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi. Hasil pada penelitian ini didapatkan kelompok usia terbanyak adalah 21-30 tahun yaitu sebanyak 1063 pasien (22,2%) dan rata-rata usia adalah 33.79 ± 16.23 tahun dengan rentang usia pasien yang terinfeksi adalah 0-93 tahun. Sebanyak 54,5% merupakan laki-laki dan 73,3% kasus merupakan asimptomatik. Kasus perjalanan berjumlah 320 kasus (6,7%) dengan riwayat perjalanan terbanyak berasal dari Jawa Tengah (26,3%). Jumlah kasus kematian sebanyak 94 pasien (1,96 %) dengan rata-rata usia adalah 54.99 ± 11.374 tahun dan mayoitas merupakan laki-laki (60,8%) serta memiliki penyakit penyerta (94,7%).