Claim Missing Document
Check
Articles

Layanan Komplementer di Klinik Universitas Mulawarman pada Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus Ismail, Sjarif; Paramita, Swandari; Aminyoto, Meiliati; Kosala, Khemasili; Bakhtiar, Rahmat
Jurnal SOLMA Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Uhamka Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29405/solma.v7i2.2119

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) telah dilaksanakan di Universitas Mulawarman dengan dibentuk Layanan Komplementer di Klinik Universitas Mulawarman. Tujuan kegiatan PPUPIK ini adalah diversifikasi usaha di Klinik Universitas Mulawarman untuk meningkatkan perolehan pendapatan secara mandiri dan bermanfaat untuk masyarakat, serta memberikan kesempatan dan pengalaman kerja kepada  mahasiswa dengan memberikan layanan komplementer di Klinik Universitas Mulawarman. Sebelum dibukanya layanan komplementer dilakukan analisis SWOT untuk mendapatkan gambaran keberhasilan, dan hasil analisis disimpulkan layak untuk dibuka. Layanan komplementer meliputi akupunktur (tusuk jarum) dan jamu (herbal), resmi dibuka tanggal 02 Mei 2018. Jumlah kunjungan sampai akhir bulan Agustus adalah 110 dan jumlah pasien yang berobat 47 orang dengan total pendapatan sebesar Rp. 3.777.900,-. Karakterisik pasien yang berobat perempuan (88,2%) dan pria (11,8%), sebagian besar berhubungan dengan kelainan muskuloskeletal diikuti obesitas, dan dispepsia, hampir semua menyukai jamu dan lebih dari 50% mendapat terapi jamu. Pada pasien yang kontrol ulang telah merasakan manfaat dari pengobatan komplementer yang didapatkan baik yang mendapat pengobatan jamu, akupunktur dan gabungan akupunktur dan jamu. Mahasiswa Fakultas Kedokteran juga telah dilibatkan untuk membantu pelayanan dalam hal pemeriksaan fisik tekanan darah. Luaran PPUPIK yang telah dicapai adalah jasa layanan komplementer di Universitas Mulawarman telah diterapkan dan menghasilkan pendapatan, publikasi di jurnal nasional (accepted) dan buku pedoman pengobatan herbal (draf), dua paten sederhana telah didaftarkan dan satu granted paten hasil mediasi.
OPTIMALISASI POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR DI DESA LOA KUMBAR, KECAMATAN SUNGAI KUNJANG, KOTA SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR Paramita, Swandari; Ismail, Sjarif; Nuryanto, M. Khairul; Putro, Trijono Patono
Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : LPPM UBT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2888.991 KB) | DOI: 10.35334/jpmb.v3i1.792

Abstract

Masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi saat ini adalah makin meningkatnya kasus PTM atau Penyakit Tidak Menular. PTM merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang dan umumnya berkembang lambat. PTM juga merupakan masalah utama di Samarinda, ibukota propinsi Kalimantan Timur. Walaupun berstatus ibukota propinsi, namun masih ada daerah yang terisolir selama puluhan tahun di Samarinda, yaitu Desa Loa Kumbar di Kecamatan Sungai Kunjang. Warga yang ingin menjangkau daerah lainnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, harus menggunakan jalur sungai. Salah satu strategi dalam meningkatkan pembangunan kesehatan adalah pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Hasil program yang telah dilakukan adalah mitra dalam hal ini pihak Puskesmas telah memulai pembentukan Posbindu PTM melalui sosialisasi program, serta melakukan pelaporan ke Dinas Kesehatan Kota Samarinda terkait kegiatan Posbindu PTM. Luaran pengabdian masyarakat yang telah tercapai adalah telah mulai dilakukan penerapan iptek kepada masyarakat, terutama penggunaan alat kesehatan untuk skrining faktor risiko penyakit tidak menular, khususnya tekanan darah tinggi dan kencing manis.
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU PENDERITA HIV/AIDS YANG MELAHIRKAN BAYI DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA Sholihatuz Zahro, Abidah; Pasaribu, Marihot; Paramita, Swandari; Sinaga, Tumpak; Yasir, Yadi
Jurnal Kebidanan Mutiara Mahakam Vol 5 No 1 (2017)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mutiara Mahakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1732.531 KB)

Abstract

Penelitian mengenai " Gambaran Karakteristik Ibu Penderita HIV/AIDS yang Melahirkan Bayi di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda", telah dilakukan untuk periode Desember 2015 sampai dengan Maret 2016. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif terhadap ibu penderita HIV/AIDS yang melahirkan bayi. Penelitian bertujuan mengetahui usia, asal kabupaten/kota, pekerjaan, risiko tinggi, pengobatan ARV, terjadinya AIDS dan status bayi dari penderita HIV/AIDS di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Hasil penelitian menunjukkan usia terbanyak ibu penderita HIV/AIDS yang melahirkan bayi terdapat pada rentang usia 30-34 tahun, Asal kabupaten/kota terbanyak berasal dari Samarinda, pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga, risiko tinggi terbanyak adalah pasangan risti. Pederita lebih banyak yang sudah mendapatkan pengobatan ARV dan belum masuk ke tahap AIDS, status bayi terbanyak adalah belum diperiksa.
Polimorfisme Gen CYP1A1 (3801 T/C dan Ile462Val) pada Pasien Kanker Serviks Paramita, Swandari; Soewarto, Soetomo; Aris, Mohammad; Bambang, Sutiman
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 26, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.783 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2010.026.01.5

Abstract

ABSTRAKKanker serviks menempati peringkat pertama kanker di Indonesia dengan faktor risiko merokok, paritas tinggi dan penggunaan kontrasepsi hormonal. Sitokrom P450 1A1 (CYP1A1) memegang peran dalam metabolism karsinogen pada kanker servik yaitu Benzo[a]pyrene dan estrogen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi frekuensi dan distribusi polimosfisme gen CYP1A1 (3801 T/C and LLe462Val) pada kanker servik. Polimorfirme gen CYP1A1 dianalisis dengan menggunakan metode PCR-RFLP. Pada polimorfisme gen CYP1A1 (3801TC) ditemukan 36.1% dengan tipe wild-types T/T, 37.9% heterozigot T/C dan 25.9% homozigot C/C. Pada polimorfisme gen CYP1A1 (Ile 462Val) didapatkan 56.9% tipe wild-types Ile/Ile, 37.9% heterozigot Ile/Val dan 5.2% homozigot Val/Val. Gambaran polimorfisme tersebut sama dengan penelitian lain di Asia.Kata Kunci:  CYP1A1 gene polymorphisms, kanker servik
Work readiness during COVID-19 among taxibike online drivers in Samarinda, Indonesia Dina Lusiana Setyowati; Swandari Paramita; Riza Hayati Ifroh; Tanti Asrianti; Efi Fitriani; Wahnadita Rahman
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 10, No 3: September 2021
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v10i3.20870

Abstract

COVID-19 caused a pandemic around the world, including in Indonesia. This greatly affected the informal business sector, such as online taxibike drivers. The success of this program to control the spread of COVID-19 is greatly influenced by knowledge, attitudes, and actions in the community. The purpose of this study was to identify behavioral factors during the pandemic. An online survey was conducted with 100 online taxibike drivers using a structured questionnaire and Google Forms. Data were analyzed using the Spearman rank test with CI of 95%. Although most online taxibike drivers have sufficient knowledge about COVID-19, some drivers had important misconceptions about COVID-19, namely that COVID-19 is not contagious, weak immune resistance may cause them to contract COVID-19, and it is highly unlikely that they will contract COVID-19 when leaving the house without wearing a mask, and believing that handwashing with soap and using hand sanitizer will not prevent COVID-19. To address these misconceptions, interventions should be targeted to online taxibike drivers to increase their health education and literacy regarding the urgency of preventing COVID-19. It is also important to consider incorporating both interpersonal approaches and conventional and digital-based groups when encouraging changes in their attitudes and practices towards COVID-19.
KAJIAN TERAPI KOMPLEMENTER MANIPULASI TANGAN SECARA MANDIRI TERHADAP NYERI KEPALA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN Nazilla Nazilla; Sjarif Ismail; Swandari Paramita; Sri Hastati; Iskandar Muda
Jurnal Kedokteran Mulawarman Vol 8, No 3 (2021): Jurnal Kedokteran Mulawarman
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/j.ked.mulawarman.v8i3.6852

Abstract

Nyeri kepala adalah semua rasa sakit dan nyeri yang terletak di kepala. Nyeri kepala dapat ditangani baik secara terapi farmakologi maupun non farmakologi. Salah satu terapi non farmakologi yang dapat dilakukan adalah manipulasi tangan dengan metode Su Jok. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh terapi komplementer manipulasi tangan terhadap nyeri kepala pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman. Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimental dengan metode one group pretest posttest design. Jumlah subjek penelitian adalah 30 responden dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Data diperoleh dari data primer dalam bentuk kuesioner, pretest, dan posttest. Uji statistik yang digunakan adalah Paired Samples t-test. Hasil penelitian didapatkan rata-rata penurunan skala nyeri (1,5 ± 0,2) dan p < 0,001. Hasil penelitian diperoleh terdapat pengaruh terapi komplementer manipulasi tangan secara mandiri terhadap nyeri kepala.
OPTIMALISASI POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR DI DESA LOA KUMBAR, KECAMATAN SUNGAI KUNJANG, KOTA SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR Swandari Paramita; Sjarif Ismail; M. Khairul Nuryanto; Trijono Patono Putro
Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpmb.v3i1.792

Abstract

Masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi saat ini adalah makin meningkatnya kasus PTM atau Penyakit Tidak Menular. PTM merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang dan umumnya berkembang lambat. PTM juga merupakan masalah utama di Samarinda, ibukota propinsi Kalimantan Timur. Walaupun berstatus ibukota propinsi, namun masih ada daerah yang terisolir selama puluhan tahun di Samarinda, yaitu Desa Loa Kumbar di Kecamatan Sungai Kunjang. Warga yang ingin menjangkau daerah lainnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, harus menggunakan jalur sungai. Salah satu strategi dalam meningkatkan pembangunan kesehatan adalah pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Hasil program yang telah dilakukan adalah mitra dalam hal ini pihak Puskesmas telah memulai pembentukan Posbindu PTM melalui sosialisasi program, serta melakukan pelaporan ke Dinas Kesehatan Kota Samarinda terkait kegiatan Posbindu PTM. Luaran pengabdian masyarakat yang telah tercapai adalah telah mulai dilakukan penerapan iptek kepada masyarakat, terutama penggunaan alat kesehatan untuk skrining faktor risiko penyakit tidak menular, khususnya tekanan darah tinggi dan kencing manis.
Comparison of Adherence to the Use of Herbal Medicine with Conventional Medicine in Hypertensive Patients at Lempake Public Health Center, Samarinda City Swandari Paramita; Evi Fitriany; M. Surya Tiyantara; Aditiya Setyorini; Trikortea E. Cahyasit
Health Science Journal of Indonesia Vol 9 No 2 (2018)
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/hsji.v9i2.1080

Abstract

Latar belakang: Hipertensi adalah masalah kesehatan utama di dunia, termasuk Indonesia. Penggunaan obat bahan alam untuk hipertensi telah meningkat dalam dekade terakhir. Biaya penggunaan obat bahan alam dianggap lebih murah dengan efek samping yang lebih sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat kepatuhan penggunaan obat pada pasien hipertensi yang berobat ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Metode: Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Lempake Kota Samarinda pada bulan Juli hingga Agustus 2017.Responden penelitian adalah 63 pasien hipertensi yang datang berobat dan memenuhi kriteria penelitian. Pasien hipertensi selanjutnya diwawancarai menggunakan kuesioner MMAS (Morisky Medication Adherence Scale). Hasil: Sebanyak 56% pasien hipertensi juga menggunakan obat bahan alam selain obat konvensional untukhipertensi. Daun sirsak (Annona muricata), daun salam (Syzygium polyanthum), dan buah mentimun (Cucumissativus) adalah bahan alam yang paling banyak digunakan oleh pasien hipertensi. Rerata tekanan darah sistolik(p=0,004; 95% CI -19,8 – -3,8) dan diastolik (p=0,038; 95% CI -9,6 – -0,29) untuk pengguna bahan alam lebihrendah jika dibandingkan dengan pengguna obat konvensional. Rerata MMAS untuk pengguna bahan alam lebih tinggi jika dibandingkan dengan pengguna obat konvensional (p=0,004; 95% CI 0,31 – 1,6). Hal ini menunjukkan bahwa pasien lebih patuh menggunakan obat bahan alam dibandingkan obat konvensional untuk hipertensi. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan perlunya edukasi pengobatan hipertensi ke komunitas, baik itu obat bahan alam maupun konvensional. Hasil penelitian juga menunjukkan kepatuhan yang lebih baik pada penggunaan obat bahan alam dibandingkan obat konvensional untuk hipertensi. Hal ini menunjukkan potensi menjanjikan penggunaan obat bahan alam untuk hipertensi di masa depan. (Health Science Journal of Indonesia 2018;9(2):82-6) Kata kunci: Kepatuhan, obat bahan alam, hipertensi, Puskesmas Lempake Kota Samarinda Abstract Background: Hypertension is major health problem worldwide, including Indonesia. The use of herbal medicines for hypertension has increased in the past decade. The price of herbal medicines considered cheaper with fewer side effects. This study tried to see the level of adherence to the use of medicine by hypertensive patients in community health center at Samarinda City, East Kalimantan. Methods: This study conducted at Lempake Community Health Center in Samarinda City from July until August2017. The subjects of this study are 63 hypertensive patients and meet the sample criteria set by the researchers. The study interviewing hypertensive patients with MMAS (Morisky Medication Adherence Scale) questionnaire. Results: The results showed 56% of hypertensive patients also use herbal other than conventional medicine. Soursop (Annona muricata) leaves, salam (Syzygium polyanthum) leaves, and cucumber (Cucumis sativus) fruit were the most frequent herbal medicines used by hypertensive patients. The mean blood pressure of herbal medicine users was significantly lower when compared with conventional medicine users for systolic (p=0.004; 95% CI -19.8 – -3.8) and diastolic blood pressure (p=0.038; 95% CI -9.6 – -0.29). The mean score of MMAS in herbal medicine users was significantly higher when compared with conventional medicine users (p=0.004; 95% CI 0.31 – 1.6). This suggests that patients are more adherent in using herbal than the conventional medicine for hypertension. Conclusion: The result of the study shows the need for herbal and conventional medicine education forhypertension in the community. The result also shows better patient adherence to herbal medicine compared to conventional medicine, as the promising future of herbal medicine for hypertension. (Health Science Journal of Indonesia 2018;9(2):82-6) Keywords: Adherence, herbal medicine, hypertension, Lempake Public Health Center Samarinda City
The Quantitative Measurement of ST-Segment Deviation and Pathological Q Wave for Predicting Hospitalization Mortality in Patient with ST-Elevation Myocardial Infarction Muhammad Surya Tiyantara; Yustye Yustye; Djoen Herdianto; Swandari Paramita
Jurnal Kardiologi Indonesia Vol 40 No 3 (2019): Indonesian Journal of Cardiology: July-September 2019
Publisher : The Indonesian Heart Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30701/ijc.v40i3.822

Abstract

Background: The appearance of ST-segment elevation (STE) and pathological Q wave were signs of worse myocardial damage and function, the quantitative measurement of the waves have a potential prognosis role. This study assesses the performance of the quantitative measurement of the waves in predicting in-hospital mortality and compares it with the Global Registry of Acute Coronary Events (GRACE) score as the standard recommended risk score. Methods: This was a cross-sectional study included patients with ST-elevation myocardial infarction (STEMI) that hospitalized in Abdul Wahab Sjahranie General Hospital Samarinda during January to December 2016. Standard 12-lead electrocardiograms (ECG) were assessed at patient admission as well as other data for GRACE score. The subjects were grouped into non-survivor and survivor group based on hospitalization survival state, and six quantitative ECG characteristics performance will be assessed. The performances were assessed using receiver operating characteristics (ROC) curve and area under the curve (AUC). Results: There were 57 subjects consisting of 9 non-survivor subjects. The AUC of the four ECG characteristics highest STE amplitude, deepest Q amplitude, total Q amplitude, and total STE amplitude did not significantly different with GRACE score (p>0.05). Highest STE amplitude has the best performance than the other ECG characteristics (AUC=0.81, 95% CI:0.65 to 0.97), and cut off point 4.5mm provides 56% sensitivity and 94% specificity. Conclusion: The quantitative measurement of ST-segment deviation and pathological Q wave have the prognosis role for predicting in-hospital mortality.
Siklus Tata Kelola Organisasi Badan Pemusyawaratan di Desa Sepakat, Kabupaten Kutai Kartanegara Juliansyah Roy; Selly Swandari
Jurnal Nasional Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal Nasional Pengabdian Masyarakat
Publisher : Training & Research Institute - Jeramba Ilmu Sukses

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47747/jnpm.v2i2.459

Abstract

The Law on Villages has shifted the position of the Village Consultative Body (BPD) as an element of village administration to become a village institution. As a village institution, the function and position of the BPD include the village legislature. This regulation also demands changes in organizational governance for BPD, particularly in Sepakat Village (Loa Kulu District, Kutai Kartanegara Regency). This encourages researchers to look at and provide recommendations related to the organizational governance of BPD in Sepakat. The approach used in this service is a qualitative-based descriptive analysis. The process here focuses on four elements. In the first topic of discussion is the organizational structure of the BPD in Sepakat Village, the second is the division of the main tasks and functions of each BPD member, the third includes the standard operating procedure (SOP) for implementing activities and the fourth is the supervision of the BPD. Through data collection with in-depth interviews, it designed the analysis model with five units (checking the data got, reducing data, applying data, namely data processing, analyzing, and drawing conclusions). to get an overview of the field. Practical ideas suggest that there should be regular supervision and training of human resources for BPD of Sepakat Village
Co-Authors Abdillah Iskandar Abdul Mu’ti Adelia, Ananda Rizky Aditiya Setyorini Akhmad, Nuralam Al Wafi, Rangga Al-Qadhri, Farhan Mustaqim Aldisa, Olga Olivia Alhawaris, Alhawaris Alif Bareizy Alkhairi, Alif Naufal Aman S. Panggabean Aminyoto, Meiliati Andre Kusuma Ruslim Anggraini, Dinda Ardy, Ari Arifin, Camelia Ananda Arius, Yudhy Ariyanto Ariyanto Ariyanto Asdiyanti, Asning Asrianti, Tanti Bahar, Gita Wahyuni Bakhtiar, Rahmat Bara Al-Ayubi W Boenjamin, Abdul Azis Christiane, Stephani Cicih B. Purnamasari Danial - Danial Danial Daniel, Hendrico Deni Deni Desy Merindasari Devina RS. Pardosi Devina Ruth Sheylen Pardosi Dewi Guntar Rachmawatiningtyas Dewi, Januartha Kisari Dina Lusiana Setyowati Djoen Herdianto Efi Fitriani Emil Bachtiar Moerad Endang Sawitri Enos T. Arung Enos Tangke Arung, Enos Tangke Eva Marliana, Eva Evi Fitriany Fajarrahadi, Baihaqi Faradillah, Azizah Fauziah Bahar Fenny Yunita Fikriah, Ika Gita, Almanda Hafifah, Nabela Hary Nugroho Hasan, Musdalifa Hasanah, Balqis Badi’ul Ibnu Sina Ibrahim, M Ifroh, Riza Hayati Ike Anggraeni Indayanto, Poetra Raqhib Irawiraman, Hadi Iskandar Muda Istikomah, Puput Izma, Hayatun Joshua Gaza Dirgantara Tandirogang Juliansyah Roy Kevin Sanjaya Khemasili Kosala Kim, Soo-Ya Kim, Yong-ung Kusuma, Irawan W. Lasmito Lasmito Lasmito Lembayung, Salsabila Sekar lestari, winda Lilies A. Astuti Lilies Anggarwati Astuti, Lilies Anggarwati Lilis A. Astuti Listiyawati, Listiyawati M. Aris A. Widodo M. Khairul Nuryanto M. Surya Tiyantara Magdaleni Agustina Rahayu Mahendra, Raka Huda Manalu, Shary Uly Actaviany Mangara Tua, Ivan Joalsen Mapalidara , Alfina Marihot Pasaribu Masruhin, Muhammad A. Masyhudi Amir Masyhudi Masyhudi Maulida, Artha Maulida, Eva Titania Meiliati Aminyoto Meliany, Dea Mita Ellyana Ashadi Mohammad Aris Mona Zubaidah Moriko Pratiningrum Mu'ti, Abdul Muhammad Khairul Nuryanto Muhammad Rasyid, Muhammad Muhammad Rizqan Khalidi Muhammad Surya Tiyantara Muhammad Yusuf Aditya Prawira Mulyati, Yohana Fransiska Naibaho, Rima Christine Natalie Nataniel Tandirogang Nazilla Nazilla Netty Maria Naibaho Noor Hijriyanti Shofiana Al Rasyid Nova, Dewa Made Rama Noverita Febriani Nugraha, Prayoga Adhi Nur Rahmawaty, Nur Nuryanto, M. Khairul Nuryanto, Muhammad Khairul Olga F Tantiwi Nurdin Ompusunggu , Novelin Yohana Patabang, Agustinus Patrisia, Putri Pratiwi, Melynda Dyah Prilandy Jayastri Purnamasari , Cicih Bhakti Putro, Trijono Patono Qhuzairi, Muhammad Rezwan Qisyam, Muhammad Rachmad Mulyadi, Rachmad Raharjo Ari Suwasono Rahma, Khairunnida Rahmat Bakhtiar Rais, Ariandi Ramadina, Renova Ramdani, Dheanne Puteri Riadh, Dellysa Naomi Riananda , Meidya Rizqi Rongre, Jumiati Ronny Isnuwardana Ruth Djalung Safira Dhia Rahmawaty Sajid, Muhammad Rakan Sallata, Kaka Batara Salsabila, Devita Oktaviani Sandi, Dita Ayulia Dwi Sardjitha, Ni Made Karmini Belva Sari, Regita Wulan Sarita, Nadia Rahma Sarwani, Aura Agustin Sembiring, Rinawati Serliana, Selvi Setiawan, Muhammad Irwan Setyasih, Iya Sholihatuz Zahro, Abidah Siburian, Adi Silvia Anitasari Sinaga, Panuturi Ratih Elizabeth Thresna Sinaga, Tumpak Situmorang, Rico Jeryanto Sjarif Ismail Soetomo Soewarto Soleha Adipinasthika Putri Sri Hastati Sri Wahyuningsih Sunafiah, Anis Sutiman B. Sumitro Syafrizal Syafrizal Syahdumawarta, Lirana Imute Syaidhina, Rachel Syafa Syella Chintya Dewi Takdir, Azizah Qothrunnada Tambunan, Naomi Christy Natasha Tiyantara, Muhammad S. Tololiu, Ayub Agus Toruan, Vera Madonna Lumban Trijono Patono Putro Trikortea E. Cahyasit Tua, Ivan Joalsen Mangara Verry Asfirizal Wafi, Viky Hibatu Wahitdah, Nur Wahnadita Rahman Wardani, Ni Luh Sudi Yadi Yadi Yasir Yadi Yasir Yani, Sinar Yuda, Ananda Fitra Yung Kang Shen Yuniati Yuniati Yustye Yustye Zahrah, Asma’ Thufailah Zainal Abidin Zalianti, Alya Aditia