Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

LAMA PENYIMPANAN SERUM, PLASMA EDTA, PLASMA SITRAT TERHADAP TITER WIDAL PADA TERSANGKA DEMAM TIFOID Erisa Rizkiawati; Nina Marliana; Rohayati Rohayati; Iis Kurniati
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 1 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.797 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i1.763

Abstract

Demam tifoid merupakan jenis terbanyak dari salmonelosis. Jenis lain dari demam enterik adalah demam paratifoid yang disebabkan oleh S. paratyphi A, S. paratyphi B dan S. paratyphi C. Demam tifoid memperlihatkan gejala lebih berat dibandingkan demam enterik yang lain. Pemeriksaan widal pada umumnya menggunakan serum, karena tidak tercampur dengan zat lain yang dapat menjadi pengaruh. Namun pada beberapa klinik dan rumah sakit biasa menggunakan sampel plasma, karena biasanya pemeriksaan widal dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan hematologi rutin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan serum, plasma EDTA, dan plasma sitrat terhadap hasil titer pemeriksaan widal pada tersangka demam tifoid. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen semu. Sampel yang digunakan sebanyak 5 orang tersangka demam tifoid. Dilakukan pemeriksaan widal dengan sampel serum, plasma EDTA, dan plasma sitrat dengan variasi lama penyimpanan 0, 1, dan 2 hari. Pemeriksaan widal dilakukan dengan menggunakan metode slide. Dari hasil penelitian didapatkan hasil titer minimum 80 dan maksimum 320 pada serum dan plasma EDTA, sedangkan untuk sampel plasma sitrat didapat hasil minimum 80 dan maksimum 160. Dengan uji statistik diperoleh p. value (sig) 0,008 < sig 0,05, dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh jenis sampel terhadap pemeriksaan widal.