Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian

Pengaruh Hot Water Treatment (HWT) dan Perlakuan Pelilinan Dengan Ekstrak Jahe Terhadap Umur Simpan Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Cicih Sugianti; Dwi Dian Novita; Diana Mustika
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 12, No 1 (2018): TEKNOTAN, April 2018
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3064.638 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol12n1.5

Abstract

Penyakit antraknosa salah satu penyakit penting pada tanaman cabai yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici. Hot water treatment (HWT) merupakan salah satu teknologi yang dapat diterapkan dalam penanganan pascapanen untuk menekan perkembangan penyakit antraknosa pada cabai merah. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari perlakuan pelilinan dengan ekstrak jahe terhadap umur simpan cebe merah. Faktor pertama adalah suhu HWT dengan 3 taraf (45°C, 50°C, dan 55°C) selama 15 menit, dan faktor yang kedua adalah pelilinan menggunakan ekstrak jahe dengan 2 taraf (30% v/v dan 40%v/v). Hasil penelitian menunjukkan analisis sidik ragam dengan taraf 5% perlakuan suhu pencelupan berpengaruh nyata terhadap susut bobot, kekerasan, dan kadar air. Faktor konsentrasi ekstrak jahe berpengaruh nyata terhadap kekerasan dan kadar air. Sedangkan interaksi faktor suhu pencelupan dan konsentrasi jahe berpengaruh nyata terhadap kekerasan dan kadar air. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa perlakuan interaksi terhadap parameter kekerasan, kadar air, dan penampakan cabai merah pada hari ke-18 penyimpanan didapatkan perlakuan terbaik yaitu perlakuan dengan temperatur 45°C dan konsentrasi ekstrak jahe 30%.Kata kunci: cabai merah, antraknosa, hot water treatment, pelilinan antimikroba.
KAJIAN EKSTRAK DAUN RANDU (CEIBA PENTANDRA L.) SEBAGAI BAHAN EDIBLE COATING TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA BUAH TOMAT SELAMA PENYIMPANAN Mahfudin Mahfudin; Sigit Prabawa; Cicih Sugianti
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 10, No 1 (2016): TEKNOTAN, Agustus 2016
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.225 KB)

Abstract

Salah satu penanganan pascapanen yang dapat menghambat proses transpirasi dan respirasi buah yaitu edible coating. Penambahan konsentrasi gliserol berfungsi sebagai penambah sifat plastik pada larutan daun randu. Kombinasi suhu pencelupan digunakan untuk dapat melapisi buah secara merata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edible coating ekstrak daun randu terhadap perubahan sifat fisik dan kimia buah tomat selama penyimpanan suhu ruang. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan uji analisis sidik ragam perlakuan berpengaruh terhadap parameter kekerasan, susut bobot, kadar air dan PH. Uji lanjut BNT pada hari ke-18, perlakuan konsentrasi gliserol 5% dan suhu pencelupan 60 oC dapat menghambat kekerasan buah 2,12 N, perlakuan konsentrasi gliserol 5% dan suhu pencelupan 60 oC dapat menekan susut bobot sebesar 6,24 %, perlakuan konsentrasi gliserol 5% dan suhu pencelupan 50 oC dapat mempertahankan kadar air buah sebesar 95,94%, dan perlakuan konsentrasi gliserol 3% dan suhu pencelupan 40 oC dapat mempertahankan PH sebesar 4,16. Sehingga pada penelitian ini perlakuan konsentrasi gliserol 5% dan suhu pencelupan 60 oC dipilih sebagai perlakuan terbaik karena dapat mempertahankan kualitas buah dengan baik sampai hari ke-18 penyimpanan.Kata kunci: tomat, gliserol, suhu pencelupan, edible coating.