Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

STUDY EFFECT OF IRRADIATION 0.75 kGy DOSE ON CHILLING INJURY SYMPTOMS OF MANGO cv GEDONG DURING STORED Sugianti, Cicih -
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1271.913 KB)

Abstract

Low temperature storage may cause mango experience the chilling injury. Study on the chilling injury symptoms of mango stored under low temperature storage and effect on mango irradiated 0,75 kGy will be very important in order to understand better method to reduction of chilling injury. This research objective was to study the effect of irradiation gamma rays on the chilling injury symptopms of mango fruits stored at 8, 13°C and room temperature. The quality of mango during storage were evaluated from the changes in respiration rate, firmness, weight loss, total soluble solid,   total acid and pH. The result showed that mango fruits experienced chilling injury at storage condition of 8°C. The chilling injury symptoms  was showed by the mango of control. This phenomenon of chilling injury symptoms at 8°C was also indicated by quality parameter. The mango of irradiated can reduced of chilling injury symptoms.Keyword: Mango cv Gedong, Irradiation, Chilling Injury.
Pengaruh Hot Water Treatment (HWT) dan Perlakuan Pelilinan Dengan Ekstrak Jahe Terhadap Umur Simpan Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Cicih Sugianti; Dwi Dian Novita; Diana Mustika
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 12, No 1 (2018): TEKNOTAN, April 2018
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3064.638 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol12n1.5

Abstract

Penyakit antraknosa salah satu penyakit penting pada tanaman cabai yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici. Hot water treatment (HWT) merupakan salah satu teknologi yang dapat diterapkan dalam penanganan pascapanen untuk menekan perkembangan penyakit antraknosa pada cabai merah. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari perlakuan pelilinan dengan ekstrak jahe terhadap umur simpan cebe merah. Faktor pertama adalah suhu HWT dengan 3 taraf (45°C, 50°C, dan 55°C) selama 15 menit, dan faktor yang kedua adalah pelilinan menggunakan ekstrak jahe dengan 2 taraf (30% v/v dan 40%v/v). Hasil penelitian menunjukkan analisis sidik ragam dengan taraf 5% perlakuan suhu pencelupan berpengaruh nyata terhadap susut bobot, kekerasan, dan kadar air. Faktor konsentrasi ekstrak jahe berpengaruh nyata terhadap kekerasan dan kadar air. Sedangkan interaksi faktor suhu pencelupan dan konsentrasi jahe berpengaruh nyata terhadap kekerasan dan kadar air. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa perlakuan interaksi terhadap parameter kekerasan, kadar air, dan penampakan cabai merah pada hari ke-18 penyimpanan didapatkan perlakuan terbaik yaitu perlakuan dengan temperatur 45°C dan konsentrasi ekstrak jahe 30%.Kata kunci: cabai merah, antraknosa, hot water treatment, pelilinan antimikroba.
KAJIAN EKSTRAK DAUN RANDU (CEIBA PENTANDRA L.) SEBAGAI BAHAN EDIBLE COATING TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA BUAH TOMAT SELAMA PENYIMPANAN Mahfudin Mahfudin; Sigit Prabawa; Cicih Sugianti
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 10, No 1 (2016): TEKNOTAN, Agustus 2016
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.225 KB)

Abstract

Salah satu penanganan pascapanen yang dapat menghambat proses transpirasi dan respirasi buah yaitu edible coating. Penambahan konsentrasi gliserol berfungsi sebagai penambah sifat plastik pada larutan daun randu. Kombinasi suhu pencelupan digunakan untuk dapat melapisi buah secara merata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edible coating ekstrak daun randu terhadap perubahan sifat fisik dan kimia buah tomat selama penyimpanan suhu ruang. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan uji analisis sidik ragam perlakuan berpengaruh terhadap parameter kekerasan, susut bobot, kadar air dan PH. Uji lanjut BNT pada hari ke-18, perlakuan konsentrasi gliserol 5% dan suhu pencelupan 60 oC dapat menghambat kekerasan buah 2,12 N, perlakuan konsentrasi gliserol 5% dan suhu pencelupan 60 oC dapat menekan susut bobot sebesar 6,24 %, perlakuan konsentrasi gliserol 5% dan suhu pencelupan 50 oC dapat mempertahankan kadar air buah sebesar 95,94%, dan perlakuan konsentrasi gliserol 3% dan suhu pencelupan 40 oC dapat mempertahankan PH sebesar 4,16. Sehingga pada penelitian ini perlakuan konsentrasi gliserol 5% dan suhu pencelupan 60 oC dipilih sebagai perlakuan terbaik karena dapat mempertahankan kualitas buah dengan baik sampai hari ke-18 penyimpanan.Kata kunci: tomat, gliserol, suhu pencelupan, edible coating.
Effect of Temperature and Concentration of Sugar Solution in The Process of Osmotic Dehydration of Pumpkin (Cucurbita moschata) Astri Magdalena; Sri Waluyo; Cicih Sugianti
Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian Vol 2, No 4 (2014): Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian
Publisher : Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.834 KB)

Abstract

Vegetables and fruits are horticultural commodities that commonly have a limit shelf life. It is because they have high water content. A post-harvest handling that can be done is by osmotic dehydration technique. The aims of this research were to know the effects of temperature and concentration in the process of osmotic dehydration of pumpkin. This research uses volume of pumpkin with a length of ± 2 cm, width of ± 2 cm, and thickness of ± 1 cm that soaked at temperature 30, 40, 50 ºC and concentration of sugar solution 40, 50, 60 ºBrix for 480 minutes. The results showed that sugar concentration and soaking temperature increase total soluble solids, solid gain and water loss but decrease water content, volume, weight, and material hardness. Values of water loss and solid gain are highest in the combination of 50 ºC dan 60 ºBrix that reach 60,23%, and 11,00%, respectively. Keywords: Osmotic dehydration, pumpkin, soaked temperature, sugar concentration
The Effect of Artificial Repening Used The Calsium Carbida(CaC2) of Physical and Chemical Properties of Ambon Bananas (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt)) Anwar Sadat; Tamrin Tamrin; Cicih Sugianti
Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian Vol 3, No 4 (2015): Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian
Publisher : Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.805 KB)

Abstract

Banana is one of the best horticulture products in Indonesia. All this time, the ripening of banana has been done by the farmers. Artificial ripening was done using carbide with one kind of carbide concentration. The aim of this research was to determine the effect of carbide mass and ripening media on the physical and chemical quality of Ambon banana. The result showed that average of room air temperature between 28.48 °C, the average air temperature of the non vacuum media between 30.15 to 31.1°C, and the average air temperature of vacuum media ranged from 30.56 to 31.66 °C. The average of relative humidity from 74.76%, the average humidity of the non vacuum media between 78.68 to 79.45% and the vacuum media ranged from 79.02 to 80.24%. Respectively Water content of bananas in the non vacuum media ranged from 74.0 to 80.5% and the vacuum media ranged from 75.8 to 77.7%. Vitamin C levels of bananas with non vacuum media ranged from 99.7 to 108.5 mg per 100 g and vacuum media ranged from 17.6 to 32.3 mg per 100 g. The hardness of bananas in the non vacuum media ranged from 2.0 to 2.73 N and vacuum media ranged from 0.5 to 1.7 Newton. The soluble solid content of bananas in the non vacuum media ranged from 19.2 to 22.4 °brix and vacuum media ranged from 10.5 to 11.7 °brix.   Keywords: bananas, artificial ripening, calcium carbide.
Kajian Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma Terhadap Mortalitas Lalat Buah Dan Mutu Buah Mangga Gedong (Mangifera indica L) Selama Penyimpanan Cicih Sugianti; Rokhani Hasbullah; Yohanes Aris Purwanto; Dondy A Setyabudi
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 1 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.026.1.%p

Abstract

Abstract Gedong mango (Mangifera indica L.) is a tropical fruit that has the potential for export. But, the fruit of the mango is hosted by fruit fly. Fruit fly pests of mango export has been restrained by the very strict quarantine regulation. Therefore, it need a treatment that can annihilate the fruit fly. Irradiation technique has been one of the quarantine treatment that being attention, in order to disinfested pest attack. This research aims to study the effect of irradiation on mortality of fruit fly species Bactocera papayae (oriental fruitfly) on gedong mango, and to study the effect of irradiation dose and storage temperature on the physiology of the nature and quality of mangoes gedong. The results showed the mortality test results for B. papayae towards the dose 0.75 kGy reached until 100%. The next level was to test the mango fruit fly which considered infested naturally from the field. The dose given were 0:25 kGy, 0.5 kGy, 0.75 kGy and control. The results showed that in the control treatment founded that fruit flies growth from the day 9th to day 24th days of storage. 0.25 kGy dose and 0.5 kGy dose given were still found larva growth until the day 24th days of storage. From the test results of mortality at the dose of 0.75 kGy was able to annihilate fruit fly mortality reaches until 100%, but when applied to the fruit which has considered infested in the field were still found larvae growth until the 21st days of storage. Irradiation dose of 0.75 kGy can suppress the respiration rate, and weight losses during storage. With the irradiation dose can affected the quality of gedong mango such as vitamin C, total acid, Total Soluble Solid (TSS), and moisture content of gedong mango. Keywords: Gedong mango, Fruit flies, Irradiation, Quarantine treatment Abstrak Buah mangga gedong (Mangifera indica L.) merupakan salah satu produk hortikultura yang berpotensi untuk di ekspor. Tetapi buah mangga merupakan inang dari lalat buah. Serangan hama lalat buah menyebabkan ekspor buah mangga terhambat oleh aturan karantina yang sangat ketat. Oleh karena itu diperlukan suatu perlakuan yang dapat membunuh lalat buah tersebut. Teknik iradiasi sebagai salah satu perlakuan karantina mulai dilirik untuk tujuan disinfestasi serangga hama. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh iradiasi terhadap mortalitas lalat buah (fruit fly) spesies Bactocera papayae (oriental fruitfly) pada buah mangga gedong, dan mempelajari pengaruh dosis iradiasi dan suhu penyimpanan terhadap sifat fisiologi dan mutu buah mangga gedong. Hasil penelitian menunjukkan untuk hasil uji mortalitas B. papayae terhadap dosis 0.75 kGy mencapai 100%. Tahapan selanjutnya adalah menguji buah mangga yang dianggap sudah terinfestasi lalat buah secara alami dari lapang. Besarnya dosis yang diberikan adalah 0.25 kGy, 0.5 kGy, 0.75 kGy dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan kontrol ditemui lalat buah yang berkembang pada hari ke-9 sampai hari ke-24 penyimpanan. Pemberian dosis 0.25 kGy dan 0.5 kGy masih ditemukan larva yang berkembang hingga hari ke-24 penyimpanan. Dari hasil uji mortalitas pada dosis 0.75 kGy mampu membunuh lalat buah mencapai mortalitas 100%, namun ketika diterapkan pada buah yang dianggap sudah terinfestasi secara lapang masih ditemukan larva yang berkembang pada hari ke-21 penyimpanan. Pemberian dosis iradiasi sebesar 0.75 kGy dapat menekan laju respirasi, dan susut bobot selama penyimpanan. Dengan pemberian dosis iradiasi dapat mempengaruhi mutu buah mangga gedong seperti halnya kadar vitamin C, total asam, TPT, dan kadar air buah mangga gedong. Kata kunci : Mangga gedong, Lalat buah, Iradiasi, Perlakuan karantina.Diterima:09 November 2011;Disetujui: 13 Maret 2012 
Uji Penggunaan Metode Discriminant Partial Least Squares (DPLS) dan Data Spektra di Daerah Ultraviolet-Cahaya Tampak untuk Penggolongan Kopi Luwak Diding Suhandy; Meinilwita Yulia; Sri Waluyo; Cicih Sugianti
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (917.576 KB) | DOI: 10.19028/jtep.05.3.195-200

Abstract

AbstractThe potential use of UV-Visible spectroscopy along with DPLS (discriminant partial least squares) method has been evaluated to discriminate authenticity of luwak coffee. In this study, UV-Visible spectral data of adulterated and unadulterated luwak coffee samples were obtained within 190-700 nm spectral region. DPLS model were then developed using original spectra to distinguish between adulterated and unadulterated luwak coffee samples. The predictions using developed DPLS model resulted in 100% of correct classification rate for adulterated and unadulterated luwak coffee, respectively. Our results showed that UV-Visible spectroscopy data with DPLS method can be applied to rapid detecting luwak coffee adulteration with other cheaper non-luwak coffees. This technology may be applied to protect and promote luwak coffee as one of Indonesian coffee specialty.Abstrak Potensi penggunaan spektroskopi ultraviolet-cahaya tampak dan metode DPLS (discriminant partial least squares) dievaluasi untuk digunakan dalam proses diskriminasi kopi luwak. Pada penelitian ini data spektra untraviolet-cahaya tampak kopi luwak asli dan kopi luwak yang dicampur kopi arabika (kopi luwak campuran) diambil pada panjang gelombang 190-700 nm. Model DPLS dibangun menggunakan spektra asli untuk membedakan antara kopi luwak asli dan kopi luwak campuran. Hasil prediksi menggunakan model DPLS menghasilkan ketepatan klasifikasi sebesar 100% untuk kopi luwak asli dan kopi luwak campuran. Hasil riset ini menunjukkan spektroskopi ultraviolet-cahaya tampak dan metode DPLS dapat digunakan sebagai salah satu metode cepat untuk mendeteksi adanya pemalsuan kopi luwak yang harganya mahal menggunakan kopi bukan luwak yang harganya lebih murah. Teknologi ini dapat diterapkan untuk melindungi sekaligus mengenalkan kopi luwak sebagai salah satu kopi specialty Indonesia.
ANALISIS SPEKTRUM UV-VIS UNTUK MENGUJI KEMURNIAN KOPI LUWAK Sri Waluyo; Fipit Novi Handayani; Diding Suhandy; Winda Rahmawati; Cicih Sugianti; Meinilwita Yulia
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.034 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membangun dan menguji model untuk identifikasi kemurnian kopi asli Luwak. Bahan yang digunakan adalah 100% kopi Luwak dan kopi Luwak yang dicampur dengan kopi Robusta dengan perbandingan pencampuran 90%: 10%, 80%: 20%, 70%: 30%, 60%: 40%, dan 50%: 50%. Pada penelitian ini model dibangun dan diprediksi menggunakan metode soft independent modeling of class analogy (SIMCA) dengan taraf signifikan10%, kemudian menghitung tingkat akurasi (AC), sensitivitas (S), spesifisitas (SP), dan false alarm rate (FP) menggunakan perhitungan confusion matrix. Dari proses Hotelling T2 elipse 95 sampel, diperoleh dua model untuk mengelompokkan kopi Luwak asli (SLWK) dan kopi campuran Luwak Robusta (SLWKR). Dari uji model didapat nilai akurasi (AC) 48,48%, sensitivitas (S) 50,00%, spesifisitas (SP) 33,33%, dan false alarm rate (FP) 66,67%.Kata Kunci : Kopi Luwak; Robusta; UV-vis spectroscopy; Pemodelan; Validasi
UNJUK KERJA ALAT PEMOTONG PELEPAH SAWIT TIPE DODOS SECARA MANUAL DAN MEKANIS MENGGUNAKAN MESIN HUSQVARNA 327 LDx Aldo Christian; Sandi Asmara; Cicih Sugianti; Mareli Telaumbanua
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 7, No 1 (2018): April
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.54 KB) | DOI: 10.23960/jtep-l.v7i1.15-24

Abstract

ABSTRAK Pemotongan pelepah sawit menggunakan alat dodos manual menghasilkan produktivitas kerja yang rendah dan resiko kecelakaan yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan mesin dodos mekanis yang dapat meningkatkan produktivitas serta menurunkan resiko kecelakaan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur kapasitas kerja, beban kerja dan kebutuhan energi pada alat dodos manual dan mekanis. Perlakuan pada penelitian ini berdasarkan perbedaan tinggi pohon kelapa sawit (2 m, 3 m dan 5 m) dan jumlah pelepah yang terpotong (6, 12 dan 18). Hasil penelitian menunjukkan perbandingan kapasitas kerja alat tertinggi antara dodos manual dan mekanis pada tinggi pohon 3 m sebesar 718 dan 951 pelepah/jam sedangkan pada 2 m sebanyak 533 dan 696 pelepah/jam dan tinggi pohon 5 m sebesar 495 dan 710 pelepah/jam. Secara umum pada pengujian beban kerja semua perlakuan diklasifikasikan pada beban kerja ringan kecuali untuk alat dodos manual pada pengujian 18 pelepah termasuk klasifikasi beban sedang. Kebutuhan energi untuk alat dodos manual dan mekanis sebesar 2,0-5,0 Kkal/menit dengan klasifikasi beban kerja ringan. Konsumsi bahan bakar mesin Husqvarna 327 LDx yaitu 0,336 L/jam. Konsumsi bahan bakar paling efisien terdapat pada tinggi pohon 3 m sebanyak 0,353 mL/pelepah sedangkan pada tinggi pohon 5 m sebanyak 0,473 mL/pelepah dan tinggi pohon 2 m sebanyak 0,483 mL/pelepah.Kata kunci :   Pelepah kelapa sawit, dodos manual, dodos mekanis tipe Husqvarna 327 LDx.
STUDI PENGGUNAAN UV-VIS SPECTROSCOPY UNTUK IDENTIFIKASI CAMPURAN KOPI LUWAK DENGAN KOPI ARABIKA Cicih Sugianti; Novi Apratiwi; Diding Suhandy; Mareli Telaumbanua; Sri Waluyo; Meinilwita Yulia
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1001.667 KB) | DOI: 10.23960/jtep-l.v5i3.%p

Abstract

This study aims to identify the authentication of civet coffee using a Soft independent modeling of class analogy(SIMCA) method and principal component analysis (PCA). The test carried out on the coffee powder measuring0.297 millimeters (mesh 50). Comparison of blend that is samples 1- 50 each 1 g of pure civet coffee, samples51- 60 each 0.9 g civet coffee and 0.1 g arabica coffee, samples 61-70 each 0.8 g civet coffee and 0.2 g arabicacoffee, samples 71-80 each 0.7 g civet coffee and 0.3 g arabica coffee, samples 81-90 each 0.6 g civet coffee and0.4 g arabica coffee, samples 90-100 each 0.5 g civet coffee and 0.5 g arabica coffee. The classification resultsshow SIMCA and PCA methods are able to identify civet coffee mixture. PC 1 explains 75% the variance of dataand PC2 explains 17% the variance of data. Values obtained on SIMCA classification are specificity 76%,sensitivity of 84% and accuracy of 80%, with a value error of 23%.Keywords: Arabica coffee,civet coffee, PCA, SIMCA, UV-Vis spectroscopy.