Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Journal of Comprehensive Science

Pembuatan Tempe Kacang Tunggak (Vigna Unguiculanta) Dengan Variasi Lama Fermentasi Menggunakan Inokulum Tempe Ni’matul Aliyah; Wahyu Mushollaeni; Lorine Tantalu
Journal of Comprehensive Science (JCS) Vol. 3 No. 1 (2024): Journal of Comprehensive Science (JCS)
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tempe merupakan produk bahan pangan fermentasi yang umumnya berbahan baku kedelai. Pemanfaatan kacang lokal dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah impor kedelai. Kacang Tunggak merupakan jenis kacang lokal yang masuk keluarga Leguminoceace yang selama ini hanya digunakan sebagai bahan pelengkap masakan nusantara. Kacang tunggak dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tempe untuk alternatif pengganti kedelai karena memiliki kandungan gizi yang tinggi dan sumber protein nabati sehingga berpotensi menjadi pengganti kedelai dalam produksi tempe. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil tempe dari kombinasi jenis kacang tunggak putih dan merah dengan variasi lama fermentasi untuk mengetahui kualitas terbaik pada kadar air dan tingkat kesukaan konsumen terhadap tempe kacang tunggak. Penelitian ini menggunakan dua jenis kacang tunggak yaitu kacang tunggak putih dan kacang tunggak merah dengan variasi lama fermentasi 24 jam, 36 jam dan 48 jam. Inokulum tempe yang digunakan yaitu inokulum bubuk merk RAPRIMA dari LIPI. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 2 faktor dan diulang 3 kali maka diperoleh 18 sampel. Analisa data dilakukan dengan metode ANOVA (Analysis of varians) dan perlakuan terbaik (De Garmo atau indeks efektivitas). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan terbaik terdapat pada jenis kacang tunggak putih dengan lama fermentasi 36 jam dengan karakteristik kadar air 62% serta hasil uji kesukaan aroma 3,31 (netral), warna 3,48 (netral), tekstur 3,39 (netral) dan rasa 3,28 (netral). Berdasarkan analisis kelayakan finansial disimpulkan bahwa produksi tempe kacang tunggak layak untuk diusahakan. Total biaya yang digunakan dalam pertahun sebesar Rp. 85.697.954 dengan mark up yang diambil sebesar 10% sehingga harga jual untuk satu bungkus Rp. 27.000. BEP Unit dalam pembuatan tempe kacang tunggak sebesar 26.814 unit dan BEP harga sebesar Rp. 723.981.466/ pertahun. Nilai R/C (revenue cost ratio) sebesar 1,13 dan sudah melebihi 1 (1,13>1) sehingga dapat disimpulkan layak diusahakan.
Pembuatan Produk Fermentasi Kacang Uma (Vigna Sp.) Dengan Menggunakan Kapang Inokulum Tempe Dan Neurospora Sitophila Aldo Leonardo.S; Wahyu Mushollaeni; Lorine Tantalu
Journal of Comprehensive Science (JCS) Vol. 3 No. 1 (2024): Journal of Comprehensive Science (JCS)
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kacang Uma merupakan salah satu jenis kacang khas kalimantan barat yang tumbuh subur di daerah tropis. Kacang uma biasa ditanam oleh masyarakat kalimantan di uma dimana pertumbuhan dari kacang uma merambat. Pengolahan kacang uma, kacang uma biasanya dijadikan oleh masyarakat setempa sebagai sayur sehari hari, dimana kita tahu bahwa kacang dapat di lakukan pengolahan lebih lanjut menjadi produk seperti, tahu,tempe, kecap, tepung. Tempe merupakan makan tradisional yang sudah lama dikenal oleh masyarakat indonesia dan sering dikonsumsi sebagai cemilan berupa gorengan dan juga dimakan sama dengan Nasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan juli – agustus 2023 bertepatan di Laboratorium Rekayasa Proses dan Mikrobiologi Fakultas pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor yaitu jenis kapang (inokulum tempe dan Neurospora sitophila) dan lama waktu fermentasi ( 24 jam, 36 jam dan 48 jam), dengan masing-masing kombinasi perlakuan di lakukan 2 kali, sehingga diperoleh 18 unit sample dengan parameter pengamatan analisis kadar air, dan uji organoleptik dengangan mentode hedonik( kesukaan aroma, kesukaan rasa, kesukaan tekstur dan kesukaan warna). Hasil penelitian diperoleh tingkat kadar air 58,92% pada perlakuan K2L1( Kapang Neurospora sitophila dangan lama waktu fermentasi 24 jam) sebagai yang terbaik, sedangkan uji organoleptik dengan metode hedonik perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan K1L1( Inokulum Tempe dengan lama waktu fermenatsi 24 jam) yaitu( rasa (2,78( netral)), tekstur (3,22(suka)) warna (3,14(suka)) dan aroma(2,95(netral))). Untuk waktu tebaik dalam melakukan fermentasi adalah 36 jam. Dan R/C>1.