Claim Missing Document
Check
Articles

Chemical Activation of Natural Zeolite for Purification of Fish Oil from By- Product of Fishmeal Processing Ahmadi, Kgs; Mushollaeni, Wahyu
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 8, No 2 (2007)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.97 KB)

Abstract

Omega-3 fatty acid has health benefits.  Indonesia has some species of fish that contain this kind of fatty acid such as lemuru.  However its utilization as -3 fatty acid source is still limited.  Fish oil from lemuru meal processing has poor quality because of its color and peroxide value, besides its free fatty acid content. Therefore purification process should be employed to improve its quality.This research was conducted to elucidate the performance of natural zeolite in purification of fish oil from lemuru meal processing. Acitivation of natural zeolite was employed to increase its adsorption capacity.  One  technique to activate natrural zeolite was chemical activation by strong acid (HF, H2SO4, dan HCl). Concentration level of activated zeolite in purification was also defined. The best result was natural zeolite activated by HCl and concentration level of 15%.  The characteristics of purified lemuru oil were as followed: absorbance at 430 nm of 0,24, free fatty acid content 4,12, ω-3 fatty acid content of 20,34%, and peroxide value of 93,6 meq/kg.Keywords: natural zeolite, purification, lemuru meal processing, fish oil
Proses Penurunan Kadar Asam Pada Kopi Varietas Liberika Dengan Cara Fermentasi Menggunakan Enzim Papain Dan Ragi Instan Triyono, Triyono; Mushollaeni, Wahyu; Wirawan, Wirawan
Fakultas Pertanian Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study was to obtain the type of starter of papain or yeast enzymes and the right concentration to produce low-acid coffee powder from liberika coffee, to calculate the feasibility of making low acidic liberica coffee. This research was carried out using Randomized Design with two factors, namely the type of starter as the main factor and the starter concentration as the second factor nested in the main factor. The results of this study showed the best treatment in the treatment using the type of starter papain enzyme with a concentration of 2% which produced 0.56% total acid and water content of 5.42% while the use of yeast was at a concentration of 1.5% with a total value of 0, 83% with moisture content 5.09 The results of the business feasibility analysis on the manufacture of fermented liberica ground coffee in both types of starter are feasible. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jenis starter enzim papain atau ragi dan konsentrasi yang tepat untuk menghasilkan bubuk kopi rendah asam dari kopi liberika, Menghitung kelayakan usaha pembuatan kopi bubuk liberika yang rendah asam. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan Rancang Acak Tersarang dengan dua faktor, yaitu jenis starter sebagai faktor utama dan konsentrasi starter sebagai faktor kedua yang tersarang pada faktor utama. Hasil penelitian ini menunjukan perlakuan terbaik pada perlakuan dengan menggunakan jenis starter enzim papain dengan konsentrasi 2% yang menghasilkan total asam 0,56% dan kadar air 5,42% sedangkan pada penggunaan ragi terdapat pada konsentrasi 1,5% dengan nilai total asam 0,83% dengan kadar air 5,09. Hasil analisa kelayakan usaha pada pembuatan kopi bubuk liberika fermentasi pada kedua penggunaan jenis starter layak untuk diusahakan.
PRODUKSI KOPI BUBUK RENDAH ASAM DARI KOPI LIBERIKA (Coffea liberica) DENGAN METODE FERMENTASI MENGGUNAKAN RAGI (Saccharomyces sp.) Wijayanti, Puput; Mushollaeni, Wahyu; Rozana, Rozana
Fakultas Pertanian Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Liberika coffee is one of the most popular types of coffee because of its distinctive taste, besides having advantages, Liberika coffee also has many disadvantages, namely the value of caffeine and high organic acids contained in liberika coffee, so that if excessive coffee consumption can have a negative impact on health. One alternative for coffee to be enjoyed by all people is to produce low-acid coffee with a fermentation method using yeast. However, if the duration of fermentation and the concentration of yeast are not appropriate will result in the formation of aliphatic acids which can result in fermentation defects and the taste of coffee decreases. The purpose of this study was to m endapatkan k onsentrasi yeast and fermentation time is rightto produce low-acid coffee powder from liberika coffee after going through the fermentation process. This study uses Factorial RAK pattern with two factors namely Yeast Concentration (1.5%; 2.5%; 3.5%) and Fermentation Duration (4 hours, 8 hours, 12 hours) each treatment was repeated 3 times. The data obtained was analyzed by ANOVA. Then a further test using BNT 5% is carried out and if the results are significantly different, it will be continued using 1% BNT. The results showed that the best yeast concentration and fermentation time were found in the treatment with 1.5% yeast concentration and 8 hours fermentation time which produced a total acid of 0.58% and water content of 5.49%. levels of caffeine, k adar ash, and kealkalian ash, with successive values 1, 1 %, 1.8% , and 61 1N NaOH. Kopi liberika adalah salah satu jenis kopi yang banyak digemari dikarenakan citarasanya yang khas, Selain memiliki kelebihan, kopi liberika juga memiliki banyak kekurangan yaitu nilai kafein dan asam organik yang tinggi terkandung dalam kopi liberika, sehingga apabila mengkonsumsi kopi dalam jumlah yang berlebih dapat berdampak negatif untuk kesehatan. Salah satu alternatif agar kopi dapat dinikmati oleh semua kalangan adalah dengan memproduksi kopi rendah asam dengan metode fermentasi menggunakan ragi. Namun jika lama fermentasi dan konsentrasi ragi tidak tepat akan mengakibatkan terbentuknya asam alifatik yang dapat mengakibatkan cacat fermentasi dan cita rasa kopi semakin menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi ragi dan lama fermentasi yang tepat untuk menghasilkan bubuk kopi rendah asam dari kopi liberika setelah melalui proses fermentasi. Penelitian ini menggunakan RAK pola Faktorial dengan dua faktor yaitu Konsentrasi Ragi (1,5%; 2,5%; 3,5%) dan Lama Fermentasi (4 jam, 8 jam, 12 jam) setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data yang didapat dianalisa dengan ANOVA. Kemudian dilakukan uji lanjut mengggunakan BNT 5% dan bila hasilnya berbeda nyata akan dilanjut menggunakan BNT 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi ragi dan lama fermentasi terbaik terdapat pada perlakuan dengan dengan konsentrasi ragi 1,5% dan lama fermentasi 8 jam yang menghasilkan total asam sebesar 0,58% dan kadar air sebesar 5,49%. kadar kafein, kadar abu, dan kealkalian abu, dengan nilai berturut-turut 1,1 %, 1,8%, dan 61 1N NaOH.
EFEKTIFITAS LAMA PASTEURISASI DAN PENYIMPANAN SUHU BEKU TERHADAP KUALITAS PASTA BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA) Bano, Isabela Gracela; Mushollaeni, Wahyu; Tantalu, Lorine
Fakultas Pertanian Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study was to determine the effectiveness of pasteurization and storage on freezing temperatures to the quality of shallot paste with the feasibility analysis of the business of onion paste in dry form. In this study the stages of research implementation, best treatment analysis and business feasibility analysis were carried out. At the stage of the implementation of the study using several stages which include the stage of onion sorting, onion stripping, bleaching, paste making, citric acid mixing. While the best treatment analysis using the effectiveness index refers to (De Garmo 2004) with 3 steps namely Determination of Parameter Weight (BP ) and Normal Weight (BN), Determination of the worst and best value, determining the value of Effectiveness (NE) and Result Value (NH). For business feasibility analysis includes the calculation of BEP (Break Event Point), R / C (Revenue Cost Ratio) and HPP. The results obtained several factors that influence the quality of onion paste include: water content, pasteurization duration and storage time, total acid. The best treatment weight of each chemical analysis treatment performed resulted in the highest value found in C2 treatment, namely 35 seconds pasteurization and 12 days storage time with a value of 0.924. In terms of business feasibility, the planned product selling price of IDR 7,074.04 / pack of 100 grams. Net profit per day is IDR 92,270 / day and Based on the BEP calculation it is obtained to bring the BEP value of the price of IDR 30,630,600 / year. Tujuan penelitian ini mengetahui efektifitas lama pasteurisasi dan penyimpanan suhu beku pada kualitas pasta bawang merah beserta analisa kelayakan usaha pasta bawang merah dalam bentuk kering. Pada penelitian ini dilakukan tahapan pelaksanaan penelitian, analisa perlakuan terbaik dan analisa kelayakan usaha. Pada tahapan pelaksanaan penelitian menggunakan beberapa tahap yang meliputi tahap sortir bawang merah, pengupasan bawang merah, blancing, pembuatan pasta, pencampuran asam sitrat.Sedangkan analisa perlakuan terbaik menggunakan indeks efektifitas yang mengacu kepada (De Garmo 2004) dengan 3langkah yaitu Penentuan Bobot Parameter (BP) dan Bobot Normal (BN), Penentuan nilai terjelek dan terbaik, penentuan nilai Efektifitas (NE) dan Nilai Hasil (NH). Untuk analisa kelayakan usaha meliputi perhitungan BEP (Break Event Point),R/C (Revenue Cost Ratio) dan HPP.Hasil penelitian didapatkan beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas pasta bawang merah antara lain : kadar air, Lama pasteurisasi dan lama penyimpanan, total asam.Bobot perlakuan terbaik dari setiap perlakuan analisa kimia yang di lakukan menghasilkan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan C2 yaitu lama pasteurisasi 35 detik dan lama penyimpanan 12 hari dengan nilai 0,924. Dari sisi kelayakan usaha harga jual produk yang direncanakan pemasaran sebesar Rp. 7.074.04/kemasan 100 gram. Keuntungan bersih perhari sebesar Rp. 92,270/hari dan Berdasarkan peritungan BEP di peroleh bawa nilai BEP harga sebesar Rp. 30.630.600/tahun.
PENURUNAN KADAR HCN BIJI KARET DENGAN METODE FERMENTASI UNTUK INOVASI PEMBUATAN TAHU KARET-KEDELAI Sanny, Rianny; Mushollaeni, Wahyu; Tantalu, Lorine
Fakultas Pertanian Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia is the country with the largest rubber plantation in the world, one of them is Kalimantan Island. Rubber seeds have high cyanide (HCN) content and also contain high protein content of 27%, so it has the potential to be used as a source of vegetable protein sources for raw materials. The aim of this research is to obtain effective microbial and fermentation types in reducing HCN levels in rubber seeds as raw materials for production. The result was the best treatment was fermentation of rubber seed using Saccaromyces sereviceae microbe with fermentation time for 48 hours. This treatment produces rubber seeds that contain HCN, protein, carbohydrate, fat and ash levels respectively 70,8 ppm; 10% 14,1%; 29,1% and 0,75%. The test of organoleptic test with triangular test in knowing the soybean-soybean that is different taste taste at level 0,1%, aroma taste 0,1%, color of love 5%, and texture of love 0,1%. Analyze the feasibility of production of rubber tofu production is feasible to have production HPP value of Rp. 6760.36 per 700 gram and sales HPP of Rp. 7.774,42. Unit BEP value is 8.323 for 5 years production with BEP price Rp. 66.585.147. NPV of Rp. 6.476.038. Net B / C value is 1.60 with R / C Ratio of 1.18. The IRR is in the business of knowing rubber-soybean that is 21% with Payback Period 1.01 years. Indonesia merupakan negara yang memiliki areal perkebunan karet terbesar di dunia salah satunya yaitu di Pulau Kalimantan. Biji karet mempunyai kandungan asam sianida (HCN) yang tinggi dan juga mengandung protein dengan kadar yang cukup tinggi yaitu 27%, sehingga sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pangan sumber protein nabati diantaranya untuk bahan baku tahu. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis mikroba dan lama fermentasi yang efektif dalam mengurangi kadar HCN dalam biji karet sebagai bahan baku pembuatan tahu. Hasil yang diperoleh adalah didapatkannya perlakuan terbaik yaitu fermentasi biji karet menggunakan mikroba jenis Saccaromyces sereviceae dengan lama fermentasi selama 48 jam. Perlakuan ini menghasilkan biji karet yang mengandung kadar HCN, protein, karbohidrat, lemak dan abu berturut-turut sebesar 70,8 ppm; 10%; 14,1%; 29,1% dan 0,75%. Hasil uji organoleptik dengan uji segitiga (triangle test) pada tahu karet-kedelai yaitu kesukaan rasa berbeda nyata pada tingkat 0,1%, kesukaan aroma 0,1%, kesukaan warna 5%, dan kesukaan tekstur 0,1%. Analisa kelayakan usaha produksi tahu karet layak diusahakan dengan memiliki nilai HPP produksi sebesar Rp. 6760,36 per 700 gram dan HPP penjualan sebesar Rp. 7.774,42. Nilai BEP unit sebesar 8.323 selama 5 tahun produksi dengan BEP harga Rp. 66.585.147. NPV sebesar Rp. 6.476.038. Nilai Net B/C yang didapatkan yaitu sebasar 1,60 dengan Nilai R/C Ratio 1,18. IRR pada usaha tahu karet-kedelai yaitu sebesar 21% dengan Payback Period 1,01 tahun.
Penentuan Mutu Sorgum Merahmelalui Proses Fermentasi Menggunakan Rhyzopus sp. Seran, Ester Adelfina; Mushollaeni, Wahyu; Rahmawati, Atina
Fakultas Pertanian Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Red sorghum is one of the cereal that has the potential to be used as a substitute for rice because of its high nutritional content, high seed productivity, and sorghum plants that are genetically capable of growing in dry soil conditions. Red sorghum has high protein potential, but its use as food in East Nusa Tenggara (NTT) is still very limited. The limiting factor in the use of sorghum as a food source is the low nutrient digestibility including protein and the lack of knowledge about the nutritional value especially the red sorghum from Malacca NTT. Therefore, the purpose of this study was to determine the quality characteristics of red sorghum flour from Malaka NTT fermented by Rhyzopus sp. The study design used a Completely Randomized Design (CRD) consisting of 1 factor is fermentation time (4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, and 18 hours) using Rhyzopus sp. Each formulation was repeated 2 times, so there are 16 experimental units. The best treatment is fermentation carried out for 14 hours. The quality characteristics of the product with the best treatment were protein content 10.61%, moisture content 7.09%, ash content 0.65%, fat content 1.205%, carbohydrate content 82.21%, crude fiber 1.46%, and brightness (L) 66,4. Sorgum merupakan serealia yang paling potensial digunakan sebagai substitusi beras karena kandungan gizinya yang tinggi, produktivitas bijinya yang tinggi, dan secara genetik tanaman sorgum mampu tumbuh pada kondisi tanah yang kering. Sorgum memiliki potensi protein yang tinggi, namun di Nusa Tenggara Timur (NTT) penggunaannya sebagai bahan pangan masih sangat terbatas. Faktor pembatas dalam pemanfaatan sorgum sebagai sumber pangan adalah rendahnya daya cerna gizi diantaranya protein sorgum dan belum diketahuinya nilai gizi dalam sorgum merah asal Malaka NTT. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas mutu tepung sorgum merah asal Malaka NTT yang difermentasi menggunakan Rhyzopus sp. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 1 faktor yaitu lama fermentasi (4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, dan 18 jam) dengan menggunakan mikroba Rhyzopus sp., masing-masing formulasi diulang sebanyak 2 kali, sehingga terdapat 16 unit percobaan. Perlakuan terbaik adalah fermentasi yang dilakukan selama 14 jam. Karakteristik mutu dari produk dengan perlakuan terbaik tersebut yaitu kadar protein 10,61%, kadar air 7,09%, kadar abu 0,65%, kadar lemak 1,205%, kadar karbohidrat 82,21%, serat kasar 1,46%, dan kecerahan (L) 66,4.
APLIKASI KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) DAN DAUN SENGGANI (Melastoma malabathricum L.) DALAM MINUMAN CELUP Wika, Yuliana; Mushollaeni, Wahyu; Tantalu, Lorine
Fakultas Pertanian Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dipping drinks are drinks in the form of powder or fine granules made from fruits, spices, grains or leaves which are packaged in packs in the form of a dipping bag. Dipping drinks can be served quickly by brewing with hot water. Dipping drinks are made with raw materials of secang wood and leaves are dried through the drying process using a drying oven. This study aims to obtain secang wood and senggani leaf formulations in the form of dipping drinks that have the best physical and chemical qualities, and are feasible to be developed on a home industry scale. This study used a completely randomized design (CRD) with one factor, namely the formulation of secang wood and senggani leaf as many as 5 formulations. The treatment was repeated three times to obtain 15 experimental units. The best treatment in this study is found in the formulation of 80% secang wood and 20% senggani leaf, with the parameter value of dissolved solids is 0.2, the water content is 9.77, and the ash content is 5.92. The organoleptic test showed the color preference was 3.66, the taste was 3.74, and the aroma was 3.76. Minuman celup adalah minuman yang berupa serbuk atau butiran halus dibuat dari bahan buah-buahan, rempah-rempah, biji-bijian atau daun yang dikemas dalam kemasan berupa kantong celup. Minuman celup dapat disajikan secara cepat dengan cara diseduh dengan air panas. Minuman celup salah satu dapat dibuat dengan Bahan baku kayu secang dan daun senggani dengan melalui proses pengeringan Kayu Secang Daun Senggani dilakukan dengan menggunaka oven pengering. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi Kayu Secang Dan Daun Senggani dalam bentuk minuman celup yang memiliki kualitas fisik dan kimia terbaik, serta layak diusahakan dalam skala industri rumah tangga. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu formulasi Kayu Secang Daun Senggani sebanyak 5 formulasi. Perlakuan ini diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 15 unit percobaan. Perlakuan formulasi minuman celup Kayu Secang dan Daun Senggani merupakan hasil dari perhitungan perlakuan terbaik dalam penelitian ini yaitu terdapat pada formulasi 80% Kayu Secang dan 20% Daun Senggani. Nilai rerata setiap parameter padatan terlarut 0.2, kadar air 9.77, kadar abu 5.92, uji organoleptik meliputi warna 3.66, rasa 3.74, aroma 3.76.
Pembuatan Minuman Kunyit Asam dengan Penambahan Daun Stevia sebagai Pemanis Alami Sari, Novita; Mushollaeni, Wahyu; Tantalu, Lorine
Fakultas Pertanian Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sour turmeric drinks are trusted by the public as a health drink that is useful for preventing disease and improving the body's metabolic functions. Turmeric and tamarind contain active ingredients that function as analgesic, antipyretic, anti-inflammatory, and strengthen the body's immunity. Processing of sour turmeric drinks on the market, often using synthetic sweeteners that are not safe for health when consumed in excessive amounts. The leaves of the stevia plant are known as sweet leaf which contains a sweetener component of steviol glycosides. However, in Kalimantan and Nusa Tenggara, the use of stevia leaves as a natural sweetener especially for sweetening traditional medicines is still very rarely known. Therefore, the aim of this study was to determine the best formulation in processing sour turmeric drinks using stevia leaves as a natural sweetener based on chemical-physics tests and preference tests. Complete randomized design (CRD) with one factor is used. Five formulations of turmeric, tamarind, and stevia leaves used in the study. This treatment was repeated three times to obtain 15 experimental units. The research shows that the formulation of 20% turmeric rhizome, 10% tamarind and 70% stevia leaf is the best treatment. The average value of total sugar is 3.35%, total dissolved solids, 8.27% and pH 4.30%. Minuman kunyit asam dipercaya oleh masyarakat sebagai minuman kesehatan yang bermanfaat untuk mencegah penyakit dan memperbaiki fungsi metabolisme tubuh. Kunyit dan asam memiliki kandungan bahan aktif yang dapat berfungsi sebagai analgetika, antipiretika, anti inflamasi, dan memperkuat kekebalan tubuh. Dalam pembuatan minuman kunyit asam, seringkali menggunakan bahan pemanis sintetis yang tidak aman bagi kesehatan apabila dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Daun tanaman stevia dikenal sebagai sweet leaf yang mengandung komponen pemanis glikosida steviol. Namun demikian, di daerah Kalimantan dan Nusa Tenggara, penggunaan daun stevia sebagai pemanis alami terutama untuk pemanis obat-obatan tradisional masih sangat jarang diketahui. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini untuk menentukan formulasi terbaik dalam pembuatan minuman kunyit asam menggunakan daun stevia sebagai pemanis alami berdasarkan uji kimia-fisika dan uji kesukaan. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu lima formulasi kunyit asam dan daun stevia digunakan dalam penelitian. Perlakuan ini diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 15 unit percobaan. Hal penelitian menunjukan bahwa formulasi rimpang kunyit 20%, asam 10% dan daun stevia 70% merupakan perlakuan terbaik. Nilai rata-rata total gula 3.35%, total padatan terlarut, 8.27% dan pH 4.30%.
KARAKTERISTIK TEPUNG SORGUM PUTIH (Sorgum bicolor) ASAL NUSA TENGGARA TIMUR YANG DIFERMENTASI MENGGUNAKAN BAKTERI ASAM LAKTAT Yani, Alberta; Mushollaeni, Wahyu; Rahmawati, Atina
Fakultas Pertanian Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

White sorghum (Sorghum bicolor) is one of the cereal plants found on the island of East Nusa Tenggara (NTT). White sorghum can grow in areas with low rainfall, and is resistant to pests and plant diseases. The disadvantages of white sorghum are the presence of tannin content which can cause a feeling of tightness and the storage process which is still bulky has resulted in very low utilization. Therefore, a treatment process is needed to reduce the content of the tannin and reducing the water content using an easy and efficient process from the energy side by fermentation, and then processing it into flour form. The aim of the study was to obtain the concentration of lactic acid bacteria (BAL) in the fermentation of white sorghum seeds as raw material in making sorghum flour, and to analyze the feasibility of its business. Completely Randomized Design was used in this study with one factor is the concentrations of lactic acid bacteria (6%, 8%, 10%, 12%, and 14%). Each treatment was repeated three times, so that 15 units were obtained. Parameters observed included tannin levels, protein content, fiber content and moisture content. The data obtained were analyzed using ANOVA and BNT for further testing. The results showed the best treatment is the concentration of 8% lactic acid bacteria. The final product has 0.08% tannin content, 8.36% protein content, 3.04% fiber content, and 6.99% moisture content. Sorgum putih (Sorgum bicolor) merupakan salah satu tanaman serealia yang banyak ditemukan di Pulau Nusa Tenggara Timur (NTT). Sorgum putih mampu tumbuh pada daerah yang curah hujannya rendah, serta tahan terhadap hama dan penyakit tanaman. Kelemahan dari sorgum putih yaitu adanya kandungan kadar tanin yang dapat menyebabkan rasa sepat pada sorgum dan proses penyimpanannya yang masih bulky telah mengakibatkan pemanfaatannya sangat rendah. Oleh karena itu, sangat diperlukan proses pengolahan untuk menurunkan kandungan taninnya, sekaligus untuk menurunkan kandungan air menggunakan proses yang mudah dan efisien dari sisi energi yaitu dengan fermentasi, serta mengolahnya menjadi bentuk tepung. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan konsentrasi bakteri asam laktat (BAL) pada fermentasi biji sorgum putih sebagai bahan baku dalam pembuatan tepung sorgum. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor yaitu penambahan konsentrasi bakteri asam laktat 6%, 8%, 10%, 12%, dan 14%. Setiap perlakuan masing-masing diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 15 unit percobaan. Parameter yang diamati meliputi kadar tanin, kadar protein, kadar serat dan kadar air. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan ANOVA dan uji lanjut BNT. Hasil penelitian menunjukkan adanya perlakuan terbaik pada konsentrasi bakteri asam laktat sebesar 8%. Produk yang dihasilkan mempunyai kadar tanin 0,08%, kadar protein 8,36%, kadar serat 3,04%, dan kadar air 6,99%.
PEMBUATAN MINUMAN CELUP BERBASIS JAMUR LINGZHI (Ganoderma Lucidum), DAUN PANDAN (Pandanus Amaryllifolius Roxb), DAN JAHE GAJAH (Zingiber Officinale Roscoe) Tarmiji, Liber; Mushollaeni, Wahyu; Rahmawati, Atina
Fakultas Pertanian Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Making dipping drinks based on lingzhi mushrooms, pandanus leaves and ginger elephants is often used in various traditional lingzhi mushrooms containing active ingredients that can function as ganodermin, ganoderan, ganodermin acid, triterpenoid, adenosine, peptidaglukan, germanium, and polysaccharides. The purpose of this study was to determine the best formulation in making dye drinks using lingzhi mushrooms, pandan leaves and ginger elephants as natural medicine and the feasibility analysis of making dye drinks using lingzhi mushrooms, pandan leaves and elephant ginger as natural medicine. The research method was carried out using a Completely Randomized Design (RAL) of 3 formulations of lingzhi, pandan leaves and elephant ginger formulations. This treatment was repeated 5 times to obtain 15 experimental units. This conclusion shows that the lingzhi mushroom formulation is 85%, 5% pandan leaves, and 10% elephant ginger is the best treatment with a total phenol value of 378.1 mg / L, 4.1% moisture content, 0.76% dissolved solids, total fiber 14.74%. The results of the business feasibility analysis on the treatment are HPP = Rp. 868,047, BEP (price) = Rp 245,417 / year and RCR = 1,15. Pembuatan minuman celup berbasis jamur lingzhi, daun pandan, dan jahe gajah sering digunakan dalam berbagai obat-obatan tradisional jamur lingzhi memiliki kandungan bahan aktif yang dapat berfungsi sebagai ganodermin, ganoderan, asam ganodermin, triterpenoid, adenosine, peptidaglukan, germanium, dan polisakarida. Tujuan dari penelitian ini menentukan Formulasi terbaik dalam pembuatan minuman celup menggunakan jamur lingzhi, daun pandan, dan jahe gajah sebagai obat alami dan Analisa kelayakan usaha pembuatan minuman celup menggunakan jamur lingzhi, daun pandan, dan jahe gajah sebagai obat alami. Metode penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu formulasi jamur lingzhi, daun pandan, dan jahe gajah sebanyak 3 formulasi. Perlakuan ini diulang sebanyak 5 kali sehingga diperoleh 15 unit percobaan. kesimpulan ini menunjukan bahwa formulasi jamur lingzhi 85%, daun pandan 5%, dan jahe gajah 10% merupakan perlakuan terbaik dengan nilai total fenol 378,1 mg/L, kadar air 4,1%, padatan terlarut 0,76%, total serat 14,74%. Hasil analisa kelayakan usaha pada perlakuan adalah HPP= Rp. 868,047 , BEP (harga) = Rp 245,417/tahun dan RCR = 1,15.