Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STRATEGI KOPING PADA PELANGGAR QANUN JINAYAH DITINJAU DARI JENIS KELAMIN Affan Maulana Ghiffari; Haiyun Nisa
Journal of Research and Measurement in Psychology Vol 8 No 1 (2019): JPPP: Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi, Vol 8 No 1 April 2019
Publisher : Program Studi Psikologi Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JPPP.081.06

Abstract

Qanun Jinayah violators who are serve a period of detention experience various psychological problems such as depression, anxiety, phobias, and anti-social personality. To be able deal with these various problems, Qanun Jinayat violators need a coping strategy. The purpose of this study was to determine the differences of coping strategies in Qanun Jinayat violators in terms of gender. The sample in this study consisted of 13 male and 13 female who violated Qanun Jinayat in several prison in Aceh province. To identify coping strategies used by Jinayat lawbreakers, researcher used the WCCL-ASIAN scale with results of data analysis showed p = 0,588 for problem focused coping strategies, the results of data analysis showed p = 0,551 for seek social support coping strategies, the results of data analysis showed p = 0,231 for blame self coping strategies, the results of data analysis showed p = 0,300 for wishful thinking coping strategies, and results data analysis shows p = 0,036 for avoidance coping strategies. The results showed that there were no differences in problem focused, seek social support, blame self, and wishful thinking coping strategies, but there are difference in avoidance coping strategies for Qanun Jinayah violators, both male and female.
Pembelajaran Sosial dalam Pelaksanaan Hukuman Cambuk Wahyuni Wahyuni; Haiyun Nisa
Psikoislamika: Jurnal Psikologi Islam Vol 18, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/psikoislamika.v18i2.13098

Abstract

Abstract: Caning is a corporal punishment imposed on violators of Islamic Law in Aceh. Caning is determined based on the Quran and Hadith under the auspices of the Law to provide a deterrent effect for suspects and social learning for the whole community. The purpose of this study to describe social learning in the implementation of caning is viewed from the background of the preparation of the Qanun Jinayat and the implementation process. Data collection is done by the interview technique involving four respondents, namely two people who compiled the Qanun Jinayat and two other key informants from relevant agencies directly involved in the execution of caning. Respondents were selected using a purposive sampling technique. The results have shown that the social learning in the implementation of caning is interpreted by a decrease in the number of violations of Islamic Law in Aceh. Social learning in question is that people who watch caning will not commit the same offence, and the suspect who has been sentenced will not repeat the offence because of shame.Keywords:Caning; Social Learning; PsychologyAbstrak:Hukuman cambuk adalah hukuman badan yang diberlakukan bagi para pelanggar Syariat Islam di Aceh. Hukuman cambuk ditetapkan berdasarkan Al-Quran dan Hadist di bawah naungan Undang-Undang dengan tujuan memberikan efek jera bagi tersangka dan pembelajaran sosial bagi seluruh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pembelajaran sosial dalam pelaksanaan hukuman cambuk yang ditinjau dari latar belakang penyusunan Qanun Jinayat dan proses pelaksanaannya. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dengan melibatkan empat responden yaitu dua orang sebagai penyusun Qanun Jinayat dan dua orang lainnya informan kunci dari instansi terkait yang terlibat langsung dalam pelaksanaan hukuman cambuk. Responden dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran sosial dalam pelaksanaan hukuman cambuk dimaknai dengan adanya penurunan angka pelanggaran Syariat Islam di Aceh. Pembelajaran sosial yang dimaksud adalah masyarakat yang menonton hukuman cambuk tidak akan melakukan pelanggaran yang sama dan tersangka yang sudah dihukum tidak akan mengulangi perbuatan pelanggaran karena malu.Kata Kunci: Hukuman Cambuk; Pembelajaran Sosial; Psikologi
BAGAIMANA REMAJA MEMAAFKAN PERCERAIAN ORANG TUANYA: SEBUAH STUDI FENOMENOLOGIS Silfana Amalia Nasri; Haiyun Nisa; Karjuniwati Karjuniwati
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 1, No 2: Juli 2018
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/s-jpu.v1i2.11574

Abstract

Memaafkan adalah upaya yang melibatkan pikiran, perasaan, dan tindakan tertentu oleh individu yang tersakiti untuk memutuskan tidak menghukum pihak yang telah berperilaku tidak menyenangkan baginya, mengurangi rasa dendam, benci, dan emosi-emosi negatif lainnya serta mengalami kelegaan emosi setelahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika memaafkan pada remaja yang orang tuanya bercerai di Kota Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan menggunakan teknik purposive sampling. Responden dalam penelitian ini berjumlah tiga orang remaja dengan karakteristik berdomisili di Banda Aceh, merupakan anak kandung dari orang tua yang bercerai dan bersedia menceritakan pengalamannya terkait perceraian orang tua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga responden memiliki dinamika memaafkan yang berbeda-beda. Dari tiga orang responden yang diwawancarai, hanya satu orang responden yang mampu memaafkan, satu orang belum mampu memaafkan, dan satu orang lainnya tidak ingin memaafkan. Proses memaafkan sangat dipengaruhi oleh kualitas hubungan dengan pihak yang dianggap bersalah, serta pemaknaan dan penghayatan rasa sakit hati yang dirasakan oleh responden terhadap pihak yang dianggap bersalah dan juga terhadap peristiwa yang dialami responden.