Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Manajemen Rantai Pasok Kentang (Solanum Tuberosum L.) di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang Lukman Nurhuda; Budi Setiawan; Dwi Retno Andriani
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.542 KB) | DOI: 10.21776/ub.jepa.2017.001.02.6

Abstract

Pertambahan penduduk meningkatkan kebutuhan pangan salah satunya adalah tanaman kentang (Solanum tuberosum L.). Tingkat konsumsi yang terus meningkat ini tidak diimbangi dengan kenaikan produksi kentang. Menurut data terakhir Kementrian Pertanian data produksi kentang nasional tahun 2010 sebesar 1.060.805 dan sebesar 955.48 pada tahun 2011. Penurunan produksi kentang disebabkan minat petani menanam kentang berkuran karena produk kentang mereka kalah bersaing dengan kentang impor. Potensi kentang lokal tidak dapat dimaksimalkan manjadi keunggulan karena lemahnya koordinasi dan integrasi antar lembaga yang terlibat dalam rantai pasok kentang lokal.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kondisi rantai pasok, menganalisis efisiensi pemasaran pada saluran pemasaran kentang di lokasi penelitian. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif manajemen rantai pasok dan analisis efisiensi pemasaran. Hasil analisis deskriptif didapatkan hasil yaitu anggota primer rantai pasok kentang desa Ngadas terdiri dari petani, penebas lokal, pedagang besar dan pedagang pengecer. Manajemen rantai pasok mencakup kegiatan mendapatkan bahan baku, kegiatan perencanaan produksi, kegiatan produksi dan kegiatan pendistribusian kentang ke konsumen. Pada kegiatan distribusi kentang terdapat 3 saluran utama pemasaran yaitu saluran pemasaran ke Pasar Induk gadang, Pasar Agrobisnis Mantung Kec. Pujon dan Saluran pemasaran Pasar Tradisional Wajak.Analisis data kuantitatif pada penelitian ini mendapatkan data yaitu perincian nilai total margin pada saluran pemasaran I adalah Rp. 1.600,00 /kg, pada saluran pemasaran II sebesar Rp. 2.300,00 /kg, dan saluran pemasaran III sebesar Rp. 1.300,00 /kg. Hasil analisis distribusi margin menunjukan bahwa distribusi margin pada pemasaran kentang di daerah penelitian belum merata. Hal ini dapat dilihat dari adanya lembaga pemasaran yang mengambil keuntungan lebih besar. Sedangkan dari hasil analisis share atau bagian harga yang diterima petani didapatkan hasil untuk saluran pemasaran I adalah sebesar 68.63 %, saluran pemasaran II sebesar 60.34 % dan saluran pemasaran III sebesar Rp. 68.63. Hal ini menunjukan bahwa secara share harga yang didapatkan petani semua saluran pemasaran belum efisien karena farmers share masih kurang dari 90%. Berdasarkan indikator manajemen rantai pasok, distribusi margin, share yang didapatkan petani, saluran III adalah saluran yang paling efisien dan layak untuk dikembangkan secara berkelanjutan.
Pengaruh Atmopherics Stimuli Terhadap Minat Beli Konsumen Buah-Buahan (Studi Kasus di Istana Buah Blimbing, Malang) Elizabeth Marito Sagala; Budi Setiawan; Riyanti Isaskar
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.408 KB) | DOI: 10.21776/ub.jepa.2018.002.02.1

Abstract

Menghadapi persaingan yang ketat, pengusaha retail berlomba untuk menarik berbagai konsumen dengan berbagai strategi pemasaran. Salah satunya adalah dengan mengendalikan situasi pembelian melalui komponen atmospherics stimuli yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komponen atmospherics stimuli yang terdiri dari eksterior, interior, bentuk dan tata ruang, titik pembelian dan dekorasi serta manusia secara simultan dan secara parsial terhadap minat beli konsumen di Istana Buah Blimbing, Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel atmospherics stimuli mampu menjelaskan variabel minat beli sebesar 54,1%. Komponen atmospherics stimuli secara serempak berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen. Secara parsial, variabel yang berpengaruh secara signifikan adalah variabel manusia