poltekkes Kemenkes Banjarmasin jur.Keperawatan

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

FAKTOR RIWAYAT HIPERTENSI PADA KELUARGA, KEBIASAAN POLA MAKAN, OLAHRAGA TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAPIN UTARA KABUPATEN TAPIN
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 4 No 2 (2016): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.429 KB) | DOI: 10.31964/jck.v4i2.60

Abstract

Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti strok untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor Kebiasaan Pola Makan, Olahraga, dan Riwayat Hipertensi Pada Keluarga Terhadap Kejadian Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Tapin Utara Kabupaten Tapin tahun 2016.            Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Tapin Utara. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 responden yang diambil dengan teknik accidental sampling.            Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 32 responden yang mempunyai hipertensi ringan menjadi responden terbanyak yaitu 26 responden (81,25 %). Hasil tabulasi silang menunjukkan riwayat hipertensi pada keluarga dengan kejadian hipertensi ringan cenderung tinggi dengan persentase 21 responden (77,80%), kebiasaan konsumsi lemak sedang dengan kejadian hipertensi ringan cenderung tinggi dengan persentase 13 responden (81,25%), kebiasaan konsumsi garam sedang dengan kejadian hipertensi ringan cenderung tinggi dengan persentase 14 responden (93,33%), kebiasaan aktifitas fisik tinggi dengan Kejadian Hipertensi Ringan cenderung tinggi dengan persentase 19 responden (79,16%).            Kepada pihak puskesmas Tapin Utara diharapkan mampu meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pada bagian pencegahan dan penanganan hipertensi dan meningkatkan program penyuluhan kesehatan tentang hipertensi dan faktor resiko hipertensi terutama penyuluhan tentang gizi
STUDI KASUS PERSONAL HYGIENE PADA ANAK DENGAN PEDIKULOSIS CAPITIS DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN DI SDN HANDIL PURAI 2 KECAMATAN BERUNTUNG BARU KABUPATEN BANJAR
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 4 No 2 (2016): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.902 KB) | DOI: 10.31964/jck.v4i2.61

Abstract

Penyebab kutu di kepala yaitu personal hygiene yang kurang, khususnya pada rambut yang jarang mendapatkan perawatan apalagi terhadap anak-anak yang sering mandi disungai. Rambut yang menjadi sarang pedikulosis capitis akan mudah kotor dan lengket seperti rambut gimbal. Rambut menjadi seperti lengket dan kotor, karena kutu kepala selalu mengeluarkan air liurnya. Penyebaran kutu juga sangat cepat lewat peralatan yang dipakai bergantian dan dari teman-teman bermain. Dampak kutu kepala terhadap kesehatan adalah dapat menyebabkan koreng pada kepala, penyakit pediculosis capatis, dan akan mengganggu waktu istirahat serta mengurangi konsentrasi dan kurang percaya diri dan pada anak-anak dapat menyebabkan anemia. Tujuan dari penelitian ini adalah Gambaran Kasus Personal Hygiene pada Anak dengan Pedikulosis Capitis dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Di SDN Handil Purai 2 Kecamatan Baruntung Baru Kabupaten Banjar. Hasil penelitian menggunakan rancangan deskriptif kualitatif, dengan pendekatan studi kasus. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah total sampling dengan jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 14 orang. Data disajikan dengan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan personal hygien yang jelek mengakibatkan pedikulosis capitis dan pedikulosis capitis memiliki dampak bagi kesehatan. Kepada Pihak sekolah SDN Handil purai 2 dapat memberikan penyuluhan tentang kebersihan diri dan penyuluhan kesehatan tentang bahaya atau dampak pedikulosis capitis
GAMBARAN FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA PENGHUNI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK KLAS IIA MARTAPURA
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 4 No 2 (2016): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.875 KB) | DOI: 10.31964/jck.v4i2.62

Abstract

Penyalahgunaan narkoba menjadi masalah yang serius bagi masyarakat, karena dapat mempengaruhi siapa saja tanpa mengenal status, golongan dan tingkat ekonomi. Di Indonesia saat ini diperkirakan 5,8 juta penduduk menjadi penyalahguna narkoba. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar faktor eksternal mendukung terhadap penyalahgunaan narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIA Martapura. Penelitian ini dengan metode penelitian analisis deskriptif persentasi. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 82 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor eksternal mendukung terjadinya penyalahgunaan narkoba, meliputi faktor lingkungan terdiri dari faktor komunikasi  sebanyak 32 orang (39%), faktor pengawasan sebanyak 33 orang (40%), faktor harmonis sebanyak 32 orang (39%), serta faktor disiplin sebanyak 32 orang (39%). Faktor pergaulan terdiri dari faktor solidaritas sebanyak 40 orang (49%), faktor persaingan sebanyak 38 orang (46%). Faktor ketersediaan barang narkoba terdiri dari faktor kemudahan sebanyak 31 orang (38%), faktor harga sebanyak 30 orang (37%). Kesimpulan bahwa faktor pergaulan tidak sehat seperti solidaritas serta persaingan lebih dominan dalam mendukung terjadinya penyalahgunaan narkoba. Diharapkan kepada pengguna narkoba terendah tidak berkelanjutan menjadi tingkat pengguna yang lebih tinggi dan sebaliknya tingkat pengguna tertinggi dapat dikurangi dengan cara pengguna narkoba melakukan hal-hal positif seperti mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di lapas sehingga mengalihkan hal-hal negatif ke hal-hal positif. Pengguna narkoba juga diharapkan membentuk kelompok diskusi atau keagamaan dengan penghuni lainnya
PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN DENGAN ULKUS DIABETIKUM BERDASARKAN KARAKTERISTIK PERAWAT DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2016
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 5 No 1 (2017): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.113 KB) | DOI: 10.31964/jck.v5i1.64

Abstract

Perilaku caring perawat sangat dibutuhkan dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien dengan ulkus diabetikum untuk mengatasi komplikasi lebih parah dan dapat mendukung pasien dari aspek psikologisnya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perilaku caring perawat dalam merawat pasien dengan ulkus diabetikum di Ruang Penyakit Dalam RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan jenis penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah perawat yang bekerja di Ruang Penyakit Dalam (Ruang Safir dan Ruang Nilam) yang berjumlah 38 orang menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian terlihat bahwa sebagian besar perawat yang bekerja di Ruang Penyakit Dalam (Ruang Safir dan Ruang Nilam) memiliki perilaku caring sangat baik dengan jumlah 32 responden (84,2%). Sebagian besar memiliki perilaku caring sangat baik berada pada rentang usia dewasa awal sebanyak 27 responden (84,4%), mayoritas perawat perempuan sebanyak 24 responden (92,3%), tingkat pendidikan Ners sebanyak 7 responden (87,5%), mayoritas perawat memiliki tingkat pendidikan Diploma III sebanyak 22 responden (84,6%), lama kerja >3 tahun sebanyak 25 responden (83,3%). Perawat diharapkan terus menumbuhkan rasa kepedulian dan memiliki kepekaan terhadap respon klien, terus meningkatkan perilaku caring yang dimiliki agar dapat menunjang proses penyembuhan pasien dengan ulkus diabetikum
PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP TERAPI KOMPLEMENTER DALAM PENANGANAN DEMAM PADA BALITA DI DESA TABUDARAT HILIR KEC. LAS KAB. HST
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 5 No 1 (2017): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.989 KB) | DOI: 10.31964/jck.v5i1.65

Abstract

Orang tua yang cemas akan menimbulkan beberapa tindakan yang berlebihan dalam penanganan demam secara medis. Orang tua juga tidak jarang membawa anaknya ke tukang pijat tradisional saat anaknya demam. Pijat tradisional adalah salah satu terapi komplementer yang sering digunakan untuk meredakan demam.Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi orang tua, jenis terapi komplementer dan terapi lainnya yang sering digunakan orang tua dalam penanganan demam di Desa Tabudarat Hilir Kec. LAS Kab. HST.  Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan jenis penelitian deskriftif. Sampel penelitian ini adalah orang tua yang memiliki balita dengan jumlah 58 orang tua menggunakan teknik simple random sampling.Hasil penelitian terlihat bahwa seluruh orang tua menyatakan bahwa persepsi  terhadap terapi komplementer positif dan jenis terapi komplementer yang sering dilakukan adalah pijat tradisional sebanyak 58 orang (100%). Disamping terapi komplementer, orang tua juga menggunakan terapi lainnya dalam penanganan demam seperti membeli obat sendiri diwarung sebanyak 51 orang (87,9%).Peran orang tua sangat berpengaruh termasuk dalam penanganan demam yang dialami balitanya dengan tepat, menggunakan terapi komplementer yang berdampak baik untuk balita dan tidak menimbulkan resiko yang berbahaya
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL PADA REMAJA DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TIMUR
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 5 No 1 (2017): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.556 KB) | DOI: 10.31964/jck.v5i1.66

Abstract

Stres bisa memicu remaja untuk melakukan tindakan-tindakan mengonsumsi minuman beralkohol. Saat stres tubuh  bereaksi terhadap stres dengan melepaskan hormon kortisol, karena alkohol merupakan depresan sistem saraf pusat, dengan meminum alkohol remaja dapat merasakan sedasi-eufopori dan menghilangkan stres secara sesaat yang dialami remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan konsumsi minuman beralkohol pada remaja. Desain penelitian ini kuantitatif, dengan jenis penelitian correlative study. Populasi penelitian ini adalah remaja laki-laki yang tinggal di Kelurahan Landasan Ulin. Teknik sampling menggunakan simple random sampling. Jumlah 92 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data  menggunakan uji Kendall’s tau. Hasil penelitian ditemukan tingkat stres pada remaja di Kelurahan Landasan Ulin Timur paling banyak adalah stres berat berjumlah 30 responden (32,6%) bahkan ada stres sangat berat berjumlah 6 responden (6,5%), dan konsumsi minuman beralkohol pada remaja yang paling banyak adalah konsumsi minuman beralkohol dengan kategori peminum sedang sebanyak 20 responden (21,7%) bahkan ada ditemukan konsumsi minuman beralkohol dengan kategori peminum berat sebanyak 13 responden (14,1%). Ada hubungan yang sangat kuat antara tingkat stres dengan konsumsi minuman beralkohol pada remaja di Kelurahan Landasan Ulin Timur. P= 0,000; α
GAMBARAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM MENCEGAH KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI POLIKLINIK JIWA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SAMBANG LIHUM BANJARMASIN
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 5 No 1 (2017): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.361 KB) | DOI: 10.31964/jck.v5i1.67

Abstract

Di zaman era globalisasi ini banyak sekali masyarakat yang mengalami gangguan jiwa dan biasanya pasien yang telah mengalami gangguan jiwa sering mengalami kekambuhan. Dukungan sosial yang diberikan keluarga terhadap penderita skizofrenia menjadi hal penting dalam proses penyembuhan penderita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dukungan sosial keluarga dalam mencegah kekambuhan pasien skizofrenia di poliklinik jiwa rumah sakit jiwa daerah Sambang Lihum Banjarmasin.Penelitian ini menggunakanmetode deskriptif dengan pendekatan cross sectional, menggunakan teknik pengambilan sample Purposive Samplingdengan metode analisa data rata-rata pada setiap dukungan keluarga, variabel pada penelitian ini adalah variabel mandiri yaitu dukungan sosial keluarga dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dari Deni Suwardiman yang merupakan hasil pengembangan dari teori Friedman, kepada 110 orang dari keluarga penderita skizofrenia.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan dukungan social keluarga pada pasien skizofrenia masuk dalam kategori cukup yaitu sebanyak 52 responden (47,2%). Hal ini berarti belum maksimalnya pemberian dukungan sosial dalam perawatan penderita skizofrenia meliputi dukungan emosional 42,7%, dukungan informasi 39,1%, dukungan instrumental 49,1%, dukungan penilaian 61,8% dan 44,6% responden memberikan dukungan sosial dalam perawatan penderita skizofrenia dengan baik.Hal ini menunjukan bahwa umumnya dukungan sosial keluarga yang diberikan keluarga pasien skizofrenia adalah cukup, hasil tersebut menunjukkan belum maksimalnya fungsi keluarga klien skizofrenia terutama fungsi afektif sebagai fungsi internal keluarga untuk memenuhi kebutuhan fisikososial anggota keluarga. Rekomendasi hasil penelitian kepada rumah sakit dan tenaga perawat agar meningkatkan lagi pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada keluarga
PAPARAN INFORMASI DAN PENGETAHUAN SISWA TENTANG TINDAKAN PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DI SMA NEGERI 1 GAMBUT TAHUN 2016
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 5 No 1 (2017): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.237 KB) | DOI: 10.31964/jck.v5i1.70

Abstract

Penyalahgunaan narkoba terjadi karena kurang atau tidak memahami apa narkoba itu. Remaja tidak tahu atau kurang memahami hal-hal yang berhubungan dengan narkoba sehingga tidak dapat memberikan informasi atau pendidikan yang jelas akan bahaya narkoba. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui paparan informasi dan pengetahuan siswa tentang tindakan pencegahan penyalahgunaan NAPZA di SMA Negeri 1 Gambut.Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Sampel adalah siswa SMA Negeri 1 Gambut sebanyak 82 orang diambil dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, data dianalisa dengan analisis univariat.Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Gambut terpapar informasi tentang NAPZA sebanyak 56 orang (68,29%). Sebagian besar tingkat pengetahuan siswa SMA Negeri 1 Gambut dalam kategori baik sebanyak 73 orang (89%).Dari penelitian ini diharapkan agar mempertahankan dan meningkatkan paparan informasi tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba kepada siswa dengan memberikan edukasi lebih banyak mengenai pencegahan penyalahgunaan narkoba dengan penyebaran informasi seperti poster,kliping. 
GAMBARAN TINGKAT STRES PADA KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUNGAI BESAR BANJARBARU TAHUN 2016
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 5 No 1 (2017): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.799 KB) | DOI: 10.31964/jck.v5i1.71

Abstract

Penyakit hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga didunia setiap tahunnya. Presentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di negara berkembang. Tingkat stress adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari, disebabkan oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian. Tekanan darah atau hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan arteri tinggi, dimana tekanan sistolik >140 mmHg dan tekanan diastolic >90 mmHg. Penelitian dengan metode deskriptif ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran  tingkat stress pada kejadian hipertensi di puskesmas Sungai Besar Banjarbaru dan menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien hipertensi di Puskesmas Sungai Besar sampel 59 orang pasien hipertensi dan menggunakan teknik simple random sampling.Data tingkat stress dikumpulkan dengan DASS dan tekanan darah dengan pengukuran langsung. Hasil penelitian disimpulkan bahwa tingkat stress yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru mengalami tingkat stress sedang sebanyak 19 responden (32%) dan penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru mengalami hipertensi grade I sebanyak 34 responden (58%). Hal ini dijelaskan bahwa stress normal tekanan darah antara grade I dan grade II seimbang, stress ringan dan stress sedang cenderung tekanan darahnya grade I sedangkan stress berat dan sangat berat cenderung tekanan darahnya grade II dan III. Namun pada stress berat dan sangat berat terdapat peningkatan tekanan darah ke grade III dengan persentase kecil. Kegiatan pelayanan kesehatan terkait hipertensi dapat ditingkatkan kembali.