Imas Masturoh
Prodi D3 RMIK Poltekes Kemenkes Tasikmalaya

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMETAAN DIGITAL PENYAKIT CAMPAK MENGGUNAKAN QUANTUM GIS DI KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2012 – 2014 Imas Masturoh
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI) Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Asosiasi Perguruan Tinggi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia- APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33560/.v4i2.129

Abstract

ABSTRACTBased on World Health Organization ( WHO ) 2007 about 242.000 the son of all the world die of measles . Indonesia is a fourth biggest its inhabitants in the world having the digits in pain measles approximately 1 million per year it has 30,000 death. A strategy to this activity was the scope of a routine that high (> 90%) in each district and to ensure all children get a second chance to measles ( ministry of finance , indonesian .2009 ) . According to the local office district health Bondowoso in 2001 , 2002 , 2005 , 2006 , and 2013 measles is the case in bondowoso. The purpose of this research is map distribution incidence to purposes surveillance and awareness to events measles in the Bondowoso. This research in a waterfall integrated with quantum gis. Based on the data obtained, 5 subdistrict area that possesses the the highest in Bondowoso regency namely Bondowoso, Wonosari, Binakal, Tenggarang, and Tapen. Subdistrict with the highest are Bondowoso with 96 cases. The cause of a disease measles that occur in Bondowoso subdistrict caused by density of populations and nutritional status of bad. For the district health Bondowoso need to do evaluation of measles occurring, so that the problem can be immediately handled well.Keywords: Medical RecordFile, acute respiratoryinfectionsKeyword: Distribution, Measles, Quantum GISABSTRAKBerdasarkan World Health Organization (WHO) tahun 2007 sekitar 242.000 anak seluruh dunia meninggal karena penyakit campak. Indonesia merupakan negara keempat terbesar penduduknya di dunia yang memiliki angka kesakitan campak sekitar 1 juta pertahun dengan 30.000 kematian. Strategi untuk kegiatan ini adalah cakupan rutin yang tinggi (> 90%) di setiap kabupaten/kota serta memastikan semua  anak mendapatkan kesempatan kedua untuk imunisasi campak. (Depkes, RI. 2009). Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso pada tahun 2001, 2002, 2005, 2006, dan 2013 penyakit campak merupakan kasus KLB di Bondowoso. Tujuan penelitian ini untuk membuat peta digital persebaran penyakit Campak guna keperluan  surveilans  dan kewaspadaan  dini terhadap kejadian  penyakit campak  di wilayah Kota Bondowoso. Penelitian ini menggunakan metode waterfall dipadukan dengan aplikasi Quantum GIS 1.8. Hasil dari penelitian ini diperoleh 5 daerah kecamatan yang memiliki jumlah kasus tertinggi  di Kabupaten Bondowoso yaitu Kecamatan Bondowoso, Wonosari, Binakal, Tenggarang, dan Tapen. Penyebab penyakit campak yang terjadi di Kabupaten Bondowoso berhubungan dengan kepadatan penduduk dan jumlah gizi buruk yang terjadi. Untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso perlu melakukan evaluasi terhadap penyakit campak yang terjadi, sehingga masalah tersebut bisa segera teratasi dengan baik.Kata kunci : Penyebaran, Penyakit Campak, Quantum GIS
Studi Kasus Tinjauan Pelaksanaan Pelepasan Informasi Medis untuk Keperluan Visum Et Repertum Di RS Singaparna Medika Citrautama Imas Masturoh
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI) Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Asosiasi Perguruan Tinggi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia- APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33560/jmiki.v7i2.234

Abstract

Berdasarkan studi pendahuluan di RS Singaparna Medika Citrautama ditemukan adanya keterlambatan penyerahan hasil visum et repertum dan tidak adanya prosedur tetap untuk pelepasan visum et repertum sehingga bagi pemohon dalam hal ini kepolisian dapat menyebabkan terhambatnya penyelidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran proses pelepasan visum et repertum di Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian terdiri dari petugas rekam medis, kepala rekam medis dan petugas kepolisian. Analisis data menggunakan analisis tematik. Hasil penelitian ini ditemukan 6 (enam) tema, yaitu surat permintaan visum et repertum yang seringkali terlambat dari pihak kepolisian, ketidaksesuaian prosedur pelaksanaan pelepasan visum dengan SOP dimana surat permintaan tidak diberi disposisi dari direktur rumah sakit, pemeriksaan visum kasus tertentu terkadang tidak dilakukan oleh dokter ahli, tulisan dokter pada pemeriksaan visum kadang-kadang tidak terbaca, pencatatan jenis visum dalam buku ekspedisi tidak dicantumkan, dan terjadinya keterlambatan pelepasan visum. Pelaksanaan pelepasan Visum et Repetum di Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama belum sesuai dengan SOP yang berlaku dan masih terdapat permasalahan keterlambatan dalam pelepasan visum. Disarankan agar dapat meningkatkan pelaksanaan pelepasan visum sesuai SOP melalui sosialisasi dan komitmen kepada semua pihak yang terkait
Analisis Kelengkapan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Kasus Thypoid dalam Klaim BPJS dengan Metode Hatta Imas Masturoh; Siti Khotimah; Novita Nuraini
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI) Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Asosiasi Perguruan Tinggi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia- APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33560/jmiki.v8i1.259

Abstract

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 dijelaskan merupakan badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. Permasalahan klaim asuransi BPJS salah satu kasus thypoid yang temasuk dalam 10 besar penyakit turun jaminan klaim, karena ketidaksesuaian penulisan diagnosa utama atau sekunder dengan bukti pemeriksaan, akan sangat berpengaruh dengan besaran klaim asuransi yang diajukan dan diterima oleh rumah sakit. Hal ini menyebabkan kerugian terhadap rumah sakit akibat dari ketidak lengkapan pengisian dokumen rekam medis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kelengkapan berkas rekam medis pasien rawat inap kasus thypoid dalam klaim BPJS dengan metode Hatta di rumah sakit Jasa Kartini Tasikmalaya tahun 2016. Jenis penelitian yang digunakan Deskriptif, sampel 102 dokumen dengan pengisian lembar ceklis. Hasil penelitian kelengkapan analisis administratif dengan persentase 100% dokumen sesuai klaim dan tidak sesuai pada pernyataan kejelasan masalah dan kondisi atau diagnosis, informed consent, mutakhir, tinta dan informasi penanggung jawab, 98,5%(n=65) masukan konsisten&alasan pelayanan 96,7%(n=30) masukan konsisten, alasan pelayanan, tulisan terbaca, singkatan baku. Kelengkapan tertinggi analisis medis berdasarkan informasi ekstra dengan keterangan”ya” persentase 100% pada pernyataan keluhan, pemberia cairan elektrolit, resume medis, diagnosa utama dan sekunder, “bukan kasus ini” (n=65)78,5% dan (n=30)76,7% usia beresiko kurang dari 3 tahun.
ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON PADA BANGSAL KELAS III DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE TRIWULAN TAHUN 2012 Imas Masturoh; Siti Khotimah; Novita Nuraini
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI) Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Asosiasi Perguruan Tinggi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia- APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33560/.v1i2.54

Abstract

ABSTRAKPenghitungan empat parameter Grafik Barber Johnson sangat diperlukan untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit. Di RSUD Pandan Arang Boyolali angka kunjungan rawat inap bangsal kelas III tahun 2012 sebanyak 3947 pasien danjumlah pasien keluar 3922 pasien, banyak pasien rawat inap yang tidak mendapatkan tempat tidur pada bangsal tersebut dan sementara di ditempatkan di Instalasi gawat darurat (IGD). Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat efisiensi pelayanan rawat inap pada bangsal kelas III periode triwulan tahun 2012 berdasarkan Grafik Barber Johnson.Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Cara pengumpulan data dengan observasi dan wawancara. Populasi adalah Rekapitulasi Sensus harian rawat inap (SHRI) Periode Triwulan Tahun 2012 di RSUD Pandan Arang dengan teknik pengambilan sampel teknik samplingjenuh dan analisisnya deskriptif kuantitatif.Pada Bangsal kelas III periode triwulan I tahun 2012 pertemuan keempat parameter yang memasuki daerah efisiensi adalah Bangsal Cempaka III sedangkan BangsalAnggrek dan Bougenfil berada diluar daerah efisiensi. Triwulan II pertemuan keempat parameter yang memasuki daerah efisiensi adalah Bangsal Cempaka III sedangkan Bangsal Anggrek dan Bougenfil berada diluar daerah efisiensi. Triwulan III pertemuan keempat parameter yang memasuki daerah efisiensi adalah Bangsal Bougenfil dan Cempaka III sedangkan Bangsal Anggrek berada diluar daerah efisiensi. Triwulan IV pertemuan keempat parameter yang memasuki daerah efisiensi adalah Bangsal Bougenfil sedangkan BangsalAnggrek dan Cempaka III berada diluar daerah efisiensi..Di sarankan perelokasian tempat tidur pada Bangsal kelas III kususnya bangsal Anggrek supaya pelayanan kepada pasien dapat maksimal serta penggunaan tempat tidur menjadi efisiensi.Kata Kunci         : Statistik Kesehatan, Grafik Barber JohnsonKepustakaan       : 10 (1994 – 2010)