Lukluk Purbaningrum
Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Strategi Peningkatan Mutu Terkait Infeksi Kateter Intravena Perifer dengan Siklus PDSA Lukluk Purbaningrum; Adi Utarini
The Journal of Hospital Accreditation Vol 3 No 01 (2021): Pembelajaran dari Kegiatan Akreditasi dan Peningkatan Mutu
Publisher : Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35727/jha.v3i01.100

Abstract

Masalah Mutu: Infeksi kateter intravena perifer menjadi permasalahan di banyak rumah sakit. Angka rerata infeksi kateter intravena perifer pada pasien dewasa 0,2 sampai dengan 0,9 permil. Angka kejadian infeksi kateter intravena perifer yang terjadi di Rumah Sakit (RS) Islam Yogyakarta PDHI sebesar 7,99 permil, sehingga perlu dilakukan upaya untuk menurunkan infeksi kateter intravena perifer dengan siklus Plan–Do–Study–Action (PDSA). Pilihan Solusi: Menerapkan proses peningkatan mutu terkait infeksi kateter intravena perifer dengan siklus PDSA dan mengidentifikasi hambatan dan dukungan dalam proses penerapan PDSA. Implementasi: Diterapkan action research dengan siklus PDSA. Subjek penelitian yaitu tim perbaikan flebitis. Penelitian menggunakan tiga siklus PDSA dengan intervensi: resosialisasi Standar dan Prosedur Operasional (SPO), pemasangan kateter intravena perifer, resosialisasi SPO Penggantian Lokasi Tusukan Infus, dan pelaporan kejadian infeksi kateter intravena perifer ke grup WhatsApp disertai feedback. Pengambilan data menggunakan data sekunder dari Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dengan membandingkan pencapaian sebelum dan sesudah siklus PDSA serta melihat dampak perubahan mutu. Evaluasi dan Pembelajaran: Terjadi peningkatan monitoring dan pelaporan angka kejadian flebitis pada siklus I-III dengan angka kejadian flebitis sebesar 6,72%, 7,60% dan 20,17% secara berturutan. Intervensi melalui tiga siklus PDSA belum dapat menurunkan angka infeksi kateter intravena perifer. Namun, intervensi ini mendorong terjadinya peningkatan monitoring, pendokumentasian, dan pelaporan kejadian flebitis. Analisis dan intervensi lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan hasil sesuai target.