Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Optimalisasi Perencanaan Perbaikan Strategis Dengan Pelaksanaan Standar Akreditasi Pascasurvei Aam Sumadi; Agus Sumarno
The Journal of Hospital Accreditation Vol 3 No 02 (2021): Teknik dan Hasil Penerapan Standar Akreditasi
Publisher : Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35727/jha.v3i2.105

Abstract

Latar Belakang: Rumah Sakit yang telah mendapatkan status akreditasi nasional diwajibkan membuat Perencanaan Perbaikan Strategis (PPS) sesuai dengan rekomendasi surveyor untuk memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang belum tercapai. Rumah Sakit (RS) menyampaikan PPS ke Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) satu bulan setelah survei akreditasi. PPS merupakan strategi/ pendekatan yang akan diterapkan RS untuk menangani setiap temuan sebagai tindak lanjut dan bukti komitmen langkah-langkah yang akan dilakukan dalam memenuhi standar yang belum dilaksanakan dalam waktu satu tahun. Implementasi PPS dilihat saat survei verifikasi yang bertujuan untuk mengevaluasi RS dalam mempertahankan, dan atau meningkatkan mutu pelayanan RS sesuai dengan rekomendasi dari surveior. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel independen, yaitu PPS dengan variabel dependen yaitu hasil survei verifikasi akreditasi 1 di RS yang terakreditasi paripurna Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) edisi 1. Metode: Penelitian ini merupakan kuantitatif observasional dengan menganalisis data retrospektif, bersumber dari big data KARS yaitu dokumentasi RS yang telah dilakukan dengan kriteria inklusi yaitu 8 RS yang telah dilakukan survei verifikasi ke 1 dan memiliki PPS. penilaian akreditasi oleh KARS periode 1 Januari 2018 sampai dengan 31 Desember 2019, dengan perhitungan sampel 61 RS. Hasil: Hasil penilaian survei verifikasi 1 yang terpenuhi 65,5%, dan belum terpenuhi 37,5%. Dari 37,5% yang belum terpenuhi terdapat peningkatan pada semua standar sebesar 16,23% dari 25,5% pada saat survei. Variabel PPS yang lengkap 37,5%, dan tidak lengkap 65,5% dengan sub variabel metode perbaikan yang dibuat oleh RS dengan rerata 91,75 dengan nilai tertinggi, artinya RS memahami strategi yang dilaksanakan dan sub variabel kesesuaian waktu implementasi maksimal 1 bulan setelah survei dengan rerata 45,75 merupakan nilai terendah, artinya RS belum mengimplementasikan metode perbaikan berdasarkan target waktu yang direncanakan. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan PPS tidak ada hubungannya dengan hasil survei verifikasi. Disarankan bahwa PPS harus dibuat sesuai dengan standar dan dilaksanakan dengan baik sesuai target waktu yang direncanakan.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN KEJADIAN INSOMNIA DI PANTI SASANA TRESNA WERDHA “KARYA BHAKTI” YAYASAN KARYA BHAKTI RIA PEMBANGUNAN CIBUBUR TAHUN 2016 Agus Sumarno; Ana Sukriah Salam
Afiat Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak
Publisher : Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.084 KB) | DOI: 10.34005/afiat.v3i1.177

Abstract

Lansia sering kali mengalami masalah psikologis atau depresi yang disebabkan masalahpensiun, gangguan fisik, kematian orang yang dicintai, dan masalah ekonomi yang mengakibatkanlansia sering mengalami gangguan tidur. Depresi adalah perubahan suasana hati yang buruk, sehinggaketika seseorang mengalami depresi, maka orang tersebut akan merasa sedih berkepanjangan, putusharapan, dan kesepian. Sedangkan insomnia adalah kesulitan seseorang untuk memulai tidur ataumempertahankan tidur dalam kurun waktu tertentu. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasiHubungan antara Tingkat Depresi pada Lansia dengan Kejadian Insomnia di Panti Sasana TresnaWerdha “Karya Bhakti” Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur. Metode Penelitianmenggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi berjumlah 64 orangdengan menggunakan rumus Slovin diperoleh ukuran sampel sebesar 55 responden yang dipilih secararandom. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, yang selanjutnya dianalisis denganmenggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan tingkat depresi tertinggi 47,3% yangterindikasi depresi ringan dan 63,3% yang mengalami kejadian insomnia. Dari hasil analisis diperolehnilai Chi-Square (χ2 ) = 3.129 < χ2 0,05(2)= 5,99. Kesimpulan tidak ada hubungan yang signifikan antaratingkat depresi pada lansia dengan kejadian insomnia karena p value > 5 %. Saran penulisdiperlukannya lansia terhindar dari depresi dan kejadian insomnia.
HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM MANAJEMEN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT JS. TAHUN 2017 Airunnisa Zulfa Holis; Agus Sumarno
Afiat Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak
Publisher : Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.292 KB)

Abstract

Program Manajemen keselamatan pasien di Rumah Sakit JS. tahun 2017penerapannya belum optimal. Komunikasi efektif merupakan salah satu faktor yang berperandalam penerapan budaya manajemen keselamatan pasien, akibat dari kesalahan dalampelaksanaan komunikasi efektif menyebabkan angka kejadian yang tidak diharapkan diRumah Sakit JS. Berdasarkan prasurvei di RS JS. didapatkan 60% perawat berpendapat bahwamelaksanakan komunikasi efektif karena dorongan dari atasan atau sebagai tuntutan pekerjaan.Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan motivasi perawat dengan pelaksanaankomunikasi efektif dalam manajemen keselamatan pasien di Rumah Sakit JS Tahun 2017.Metode Penelitian deskriptif korelatif. Jumlah populasi perawat sebanyak 81 orang. Sampelyang diambil dengan teknik Cluster Random Sampling sebanyak 67 responden. Analisis yangdigunakan univariat dan bivariat, menggunakan chi-square dengan α=5%. Hasil penelitiandiperoleh chi-square ( = 33.044 df = 1 > tabel (3.841). Kesimpulan terdapat hubunganmotivasi perawat dengan pelaksanaan komunikasi efektif dalam manajemen keselamatanpasien di Rumah Sakit JS. Saran diharapkan bagi perawat Rumah Sakit dapat meningkatkanmotivasi dan komunikasi efektif sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.Kata Kunci: Keselamatan pasien, komunikasi efektif, motivasi perawat
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN KLIEN SKIZOFRENIA DI POLIKLINIK PSIKIATRI RUMAH SAKIT DUREN SAWIT JAKARTA TIMUR Anggrahini Sastia Ningrum; Agus Sumarno
Afiat Vol 4 No 02 (2018): Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak
Publisher : Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1213.663 KB)

Abstract

Gangguan jiwa merupakan gangguan yang terjadi pada fungsi mental, salah satu gangguantersebut adalah skizofrenia. Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhiberbagai area fungsi dari individu termasuk fungsi berpikir dan berkomunikasi, menerima danmenginterpretasikan realita, merasakan dan menunjukkan emosi, serta perilaku yang tidak dapat diterimasecara rasional. Tujuan penelitian mengidentifikasi hubungan antara dukungan keluarga dengankekambuhan klien skizofrenia. Metode penelitian Desain penelitian kuantitatif berupa deskriptif korelasicross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan ukuran sampel 50responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan dua tahapan,yaitu analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil penelitian didapatkan dukungan keluarga yang baikdan tidak mengalami kekambuhan (58%), dan dukungan keluarga yang kurang baik dan mengalamikekambuhan (22%). Hasil uji statistik menggunakan Chi – Square dengan derajat kemaknaan α = 5%menunjukkan nilai p value = 0,000 < α = 0,05 dengan nilai keeratan 0,684 yang berarti keeratan kuat,maka H0 ditolak. Simpulan ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kekambuhanklien skizofrenia di Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Duren Sawit. Saran bagi Poliklinik Psikiatri RumahSakit Duren Sawit berikan reinforcement positif kepada keluarga dan klien yang telah memutuskankesadaran dirinya untuk patuh berobat.
HUBUNGAN KETERGANTUNGAN SMARTPHONE DENGAN NOMOPHOBIA PADA REMAJA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KOTA BOGOR TAHUN 2022 Gianika Salsa Raharja; agus sumarno
Afiat Vol 8 No 1 (2022): Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak
Publisher : Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/afiat.v8i1.2489

Abstract

Adolescence is a period of conflict because usually teenagers want to feel free, but their parents limit their freedom. There are many problems when teenagers are in the adjustment phase, namely juvenile delinquency such as smoking, promiscuity, and smartphone addiction. Smartphone dependence causes users to be unable to control themselves when using smartphones. If teenagers cannot control themselves, this leads to a new anxiety disorder called nomophobia. Apart from nomophobia, there are several impacts of smartphone dependence, such as consumptive behavior, psychological disturbance, and reduced social relations. The purpose of this study was to determine the relationship between smartphone addiction and nomophobia in adolescents at MAN-1 Bogor City. Correlation is a descriptive research method. Samples were taken using the proportional random sampling technique from as many as 151 respondents. Techniques for conducting research using univariate and bivariate analysis with Chi-Square = 5% The results of the study show that there is heavy smartphone dependence (55.6%) and that this has an influence on severe nomophobia (43.7%). The Chi-Square value obtained from the analysis is 85.629a; this value is greater than = 5%, and the hypothesis is rejected. In conclusion, there is a relationship between smartphone dependence and nomophobia in adolescents at MAN-1 Bogor City. There are suggestions that schools are expected to be able to motivate teachers to temporarily turn off the internet when teaching and learning activities are in progress, give group assignments so that there is more interpersonal communication between students, and hold class picket activities so that there is more interaction to minimize the occurrence of smartphone dependence and nomophobia in adolescents
HUBUNGAN TINGKAT STRESS DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANJUT USIA DI BALAI REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA BUDHI DHARMA KOTA BEKASI Pipit Pipit; Agus Sumarno
Afiat Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak
Publisher : Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penuaan merupakan proses alamiah yang tidak dapat dihindari, berjalan terus menerus dan berkesinambungan. Pada lanjut usia, kondisi dan fungsi tubuh akan semakin menurun, sehingga semakin banyak keluhan yang terjadi. Kondisi ini juga menimbulkan berbagai dampak buruk bagi fisik dan psikis lansia, antara lain kecemasan, stress, gangguan mood, gangguan tidur, dan substance abuse yang nantinya akan berujung pada kualitas hidup lanjut usia. Tujuan penelitian Untuk mencari hubungan antara tingkat stres dengan kejadian insomnia pada lanjut usia di Balai Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Budhi Dharma Kota Bekasi. Metode penelitian Kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif korelasional serta menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Sampel pada penelitian ini berjumlah 45 responden. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan wawancara. teknik analisis data menggunakan chi-square. Hasil penelitian menggunakan Chi-Square untuk melihat adanya hubungan antara tingkat stres dengan kejadian insomnia, hasil nilai p atau Asym. Sig. (2-sided) = 0,005 lebih kecil dari α = 5% (0,05), maka hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima. Simpulan Terdapat hubungan antara tingkat stres dengan kejadian insomnia pada lansia di Balai Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Budhi Dharma Kota Bekasi dengan tingkat hubungan yang kuat. Saran peneliti menganjurkan agar Balai Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Budhi Dharma Kota Bekasi.mengadakan terapi aktivitas kelompok yang lebih bervariasi, memberikan fasilitas terbaik, dan memberikan terapi farmakologis atau psikologis untuk lansia.
TANGGAPAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT TINGKAT II MOH. RIDWAN MEURAKSA Agus Sumarno; Tri Pamularsih
Afiat Vol 5 No 02 (2019): Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak
Publisher : Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction preliminary health services are one of the determinants of the good and bad of the hospital's image, therefore the quality of health services needs to be considered and optimally improved. Satisfaction is the level of state that is felt in accordance with patient expectations from the results of consumer assessments that the service has provided a level of fulfillment of pleasure for patients, health service providers include doctors, nurses and administration. The purpose of this study was to determine the response of patients to health services in the disease clinic at Moh. Ridwan Meuraksa. The research method of research design is descriptive statistics. The study population numbered 300 patients using the Solvin formula obtained 75 respondents. Data collection using a questionnaire instrument. Data analysis uses percentages (%) and average values ​​(). The results of Emphaty's research are in the Good category, Responsibility in the Good enough category, Assurance in the Good category, Reability in the Good enough category, Tangible in the Very good category. Conclusion 17.3% of doctors started the service not according to the specified schedule. 24% of doctors have not explained the disease to patients. Suggestions for patient satisfaction and improving the quality of services can include health workers in seminars, training, and health education so that health workers can provide patient satisfaction with internal medicine polyclinic services.
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RS KRAMAT 128 JAKARTA 2023 Enjelina Angela Fransiska Fanumbi; Agus Sumarno; Seniwati .
Afiat Vol 10 No 1 (2024): Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak
Publisher : Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/afiat.v10i1.3817

Abstract

Rumah Sakit sebagai pemberi layanan kesehatan dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang memuaskan pasien. Namun masih ditemukan adanya ketidakpuasan pasien terhadap komunikasi perawat. Rata-rata hasil data yang didapatkan dari beberapa rumah sakit di Indonesia menunjukan 67% pasien yang mengeluh adanya ketidakpuasan dalam penerimaan pelayanan kesehatan. Tujuan Penelitian untuk mengetahui hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kepuasan Pasien di Ruang Intalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Kramat 128 Jakarta. Metodologi Penelitian mengunakan desain deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi berjumlah 185 dengan Teknik pengambilan sampel menggunakan Non-Probability Sampling dengan teknik Accidental Sampling yang bejumlah 126 pasien. Hasil Komunikasi terapeutik perawat yang baik 73,8% dengan kepuasan pasien 65,9%, hasil uji Chi Square diperoleh nilai P Value 0,002. Simpulan Terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien di ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Kramat 128 Jakarta. Saran diharapkan dapat menjadi dasar untuk memperhatikan penerapan komunikasi terapeutik perawat khusunya di Ruang Instalasi Gawat Darurat. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan komunikasi terapeutik baik tahapan komunikasi, sikap dan teknik komunikasi terapeutik dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di Rumah Sakit.