Arnas Hardianto
Jurusan Teknik Geofisika, Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemanfaatan Informasi Spasial Berbasis SIG untuk Pemetaan Tingkat Kerawanan Longsor di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat Arnas Hardianto; Denta Winardi; Deamasari Dwi Rusdiana; Aryka Claudia Eka Putri; Febriyan Ananda; Devitasari; Faturrahman Saleh Djarwoatmodjo; Felia Yustika; Febryan Gustav
Jurnal Geosains dan Remote Sensing Vol 1 No 1 (2020): JGRS Edisi Mei
Publisher : Department of Geophysical Engineering, Faculty of Engineering, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1309.16 KB) | DOI: 10.23960/jgrs.2020.v1i1.16

Abstract

Provinsi Jawa Barat merupakan daerah dengan dominasi perbukitan sehingga sering terjadi peristiwa tanah longsor pada lereng yang menutupi badan jalan, terutama di musim hujan sehingga menambah beban lereng dan lapisan tanah mengalami penurunan kuat. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan tingkat kerawanan bencana tanah longsor di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat dengan memanfaatkan informasi spasial berbasis SIG sehingga dapat menjadi acuan dalam melakukan mitigasi bencana tanah longsor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode overlay di mana setiap parameter diberi skor masing-masing dan kemudian dilakukan pembobotan. Dari hasil pembobotan ini kemudian diperoleh tingkat kerawanan bencana tanah longsor pada daerah penelitian. Adapun parameter yang digunakan yaitu peta tutupan lahan, peta jenis tanah, peta kemiringan lereng, peta curah hujan dan peta jenis batuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa daerah Kabupaten Bandung Barat memiliki kerawanan terjadinya tanah longsor dengan tingkat rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Untuk tingkat kerawanan longsor rendah terdapat pada 4 kecamatan, kerawanan longsor sedang pada 7 kecamatan, kerawanan longsor tinggi pada 12 kecamatan, dan kerawanan longsor sangat tinggi pada 3 kecamatan
Pemanfaatan Citra Landsat 8 Dalam Mengidentifikasi Nilai Indeks Kerapatan Vegetasi (NDVI) Tahun 2013 dan 2019 (Area Studi: Kota Bandar Lampung) Arnas Hardianto; Pegita Urmala Dewi; Taufiq Feriansyah; Novia Fadillah Sekar Sari; Nadifa Salsabila Rifiana
Jurnal Geosains dan Remote Sensing Vol 2 No 1 (2021): JGRS Edisi Mei
Publisher : Department of Geophysical Engineering, Faculty of Engineering, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (823.354 KB) | DOI: 10.23960/jgrs.2021.v2i1.38

Abstract

Perkembangan pembangunan di Kota Bandar Lampung yang pesat menyebabkan berkurangnya jumlah vegetasi yang mengakibatkan permasalahan lingkungan. Untuk itu diperlukan penelitian terkait sebaran vegetasi salah satunya dengan menggunakan data Citra Landsat 8. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kerapatan sebaran indeks vegetasi serta luas kerapatan tersebut di Kota Bandar Lampung pada tahun 2013 dan 2019 dengan menggunakan perhitungan indeks kerapatan vegetasi Normalized Difference Vegetation Index (NDVI). Metode NDVI membandingkan pantulan yang terukur dari kanal sinar merah dan kanal sinar inframerah. Sebaran nilai NDVI di Kota Bandar Lampung pada tahun 2013 berada pada rentang -0,38 sampai 0,79 dengan klasifikasi vegetasi tidak rapat, vegetasi cukup rapat, vegetasi rapat dan non-vegetasi masing-masing seluas 5987,97, 5296,77, 5269,41, dan 950,76 Ha. Sedangkan sebaran nilai NDVI di Kota Bandar Lampung pada tahun 2019 berada pada rentang -0,26 sampai 0,77 dengan klasifikasi vegetasi tidak rapat, vegetasi cukup rapat, vegetasi rapat, non-vegetasi masing-masing seluas 8285,85, 4341,96, 1586,52, dan 3298,59 Ha. Berdasarkan data tersebut diketahui terjadi peningkatan klasifikasi vegetasi tidak rapat sebesar 13,11% dan klasifikasi non-vegetasi sebesar 13,4%. Kemudian terjadi penurunan vegetasi cukup rapat sebesar 5,45% dan vegetasi rapat sebesar 21,02%. Penelitian ini menunjukkan terjadinya peralihan fungsi lahan sehingga dapat menjadi bahan acuan dalam perencanaan penataan wilayah Kota Bandar Lampung.