Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EDUKASI PEMBERIAN MP-ASI PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK USIA 6-24 BULAN DI PUSKESMAS NANGGALO Melia Pebrina; Fenny Fernando; Dewi Fransisca
Jurnal Abdimas Saintika Vol 2, No 2 (2020): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v2i2.809

Abstract

Masalah gangguan tumbuh kembang pada bayi dibawah dua tahun merupakan masalahyang perlu ditanggulangi dengan serius. Hal ini di sebabkan usia bayi dua tahun merupakan masa kritis dalam proses tumbuh kembang anak baik secara fisik maupun kecerdasan. MPASI merupakan makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan, dan diberikan secata bertahap sesuaia dengan usia serta kemampuan pencernaan pada bayi guna memenuhi gizi, selain ASI. MPASI  dibutuhkan karena pada usia  6-24, ASI hanya menyediakan ½ kebutuhan gizinya , dan pada usia 12-24 bulan, ASI menyediakan 1/3 dari kebutuhan gizinya (Kemenkes RI, 2014). Masih Terdapat Bayi Balita dengan Gizi Kurang dan BGM. Angka kejadian kurang gizi ini masih tinggi yaitu sekitar 20,2 % dari total seluruh bayi yang ada. Permasalahan ini tentunya membutuhkan penanganan serius dari tenaga kesehatan dengan cara meningkatkan gizi keluarga dan perbaikan kualitas pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI). Kegiatan pengabmas dilaksanakan hari Rabu  tanggal 15 Januari 2020 pukul 09.30 Wib, tempat pelaksanaan di Puskesmas Nanggalo Padang . Peserta yang hadir jumlah 16 orang ibu yang mempunyai anak usia 6-24 Bulan. Berdasarkan hasil kegiatan tersebut terjadinya peningkatan pengetahuan ibu yang memiliki anak usia 6-24 Bulan dalam Pembuatan MP-ASI. Diharapkan bagi  ibu agar nantinya mereka bisa mandiri bagaimana  cara  membuat  MP-ASI  yang  lebih  variatif  dan  sehat   dan  untuk kedepannya mereka bisa secara mandiri mengolah dan memasarkan produk MP-ASI.
EDUKASI TENTANG GIZI SEIMBANG PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK BALITA GIZI KURANG Fenny Fernando; Melia Pebrina; Ramah Hayu
Jurnal Abdimas Saintika Vol 4, No 1 (2022): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v4i1.1403

Abstract

Status gizi kurang merupakan salah satu masalah malnutrisi yang membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini karena kondisi kurang gizi dalam jangka lama dapat mempengaruhi pertumbuhan balita, gangguan system imun, dan resiko terkena penyakit infeksi serta meningkatkan resiko terjadinya kematian pada balita. Tujuan umum edukasi tentang gizi kurang adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang gizi seimbang di kelurahan ketaping, kec batang anai kab. padang pariaman tahun 2022. Metode pemecahan masalah yang dilakukan adalah dengan cara memberikan edukasi mengenai perbaikan gizi kurang pada ibu yang memiliki anak Balita Gizi Kurang. Pengabdian masyarakat ini dilakukan dari rumah ke rumah  untuk memberikan penyuluhan sebanyak 10 orang ibu beserta anaknya, pada saat penyuluhan didampingi 1 orang Bidan Koordinator, 1 orang Bidan Desa,  3 orang kader di  Hasil kegiatan didapatkan Peserta antusias terhadap edukasi yang disampaikan,. Rata –rata 90 pengetahuan ibu meningkat setelah diberikan penyuluhan. Hal ini membuktikan bahwa peserta memperhatikan materi yang disampaikan. Kesimpulan didapatkan edukasi tentang Gizi Seimbang  berdampak positif pada Ibu, sehingga ibu bisa menerapkan gizi seimbang pada BalitanyaKata kunci : Edukasi, Gizi Kurang, Balita
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI REMAJA DI SMA N 12 PADANG TAHUN 2015 Melia Pebrina
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 7, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/782220162017%p1

Abstract

Menurut penelitian Cakir M et al pada tahun 2007 menemukan 31,2% remaja di Turki mengalami ketidakteraturan pola menstruasi. Perbedaan panjangnya pola menstruasi antar wanita biasanya disebabkan karena status gizi, tidak seimbangnya hormon estrogen, progesteron, LH dan FSH karena suatu penyakit, maupun stress. Dari survey awal yang dilakukan ditemukan 5 orang siswi mengalami siklus menstruasi teratur dengan status gizi normal ( IMT ≥18,5-25,0) dan 5 orang mengalami siklus menstruasi tidak teratur dengan status gizi tidak normal (IMT, <18,5 dan > 25,0). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan status gizi dengan keteraturan siklus menstruasi pada siswi remaja di SMA N 12 Padang. Desain penelitian yaitu survei analitik dengan rancangan cross sectional. Di mana variabel independen dalam penelitian ini adalah status gizi, sedangkan variabel dependen adalah keteraturan siklus menstruasi.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X dan kelas XI. Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling dengan sampel dalam penelitian ini sebanyak 186 orang responden. Data dianalisa secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan siswi remaja yang memiliki status gizi tidak normal sebanyak 48 orang (25,8%), siswi remaja yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 57 orang (30,6%). Ada hubungan bermakna antara status gizi dengan keteraturan siklus menstruasi pada siswi remaja di SMAN 12 Padang dengan nilai p = 0,000 ( p < 0,05). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara status gizi dengan keteraturan siklus menstruasi pada siswi remaja di SMAN 12 Padang. Saran untuk remaja putri agar lebih menjaga status gizi dan memelihara kesehatan reproduksinya agar siklus menstruasi mereka menjadi teratur.Kata Kunci : Status Gizi, Siklus Menstruasi, Remaja Putri
KEPATUHAN BIDAN DALAM PENGGUNAAN APD PADA SAAT MENOLONG PERSALINAN DI MASA PANDEMI C0VID-19 Nurul Indah Sari; Dewi Erlina Asrita Sari; Melia Pebrina
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 12, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v12i1.975

Abstract

Coronavirus Disease 2019 adalah penyakit yang sedang mewabah hampir diseluruh dunia sehingga ditetapkan menjadi pandemik. POGI mengeluarkan rekomendasi dalam penanganan Ibu Hamil dan Ibu bersalin agar tidak terjadi penularan Covid-19 pada Ibu, Bayi dan Tenaga Kesehatan. meminta semua persalinan harus dilakukan di faskes seperti Klinik, Puskesmas dan Rumah Sakit selama masa Pandemi Covid-19 dengan menggunakan APD minimal level 2.  Survey pendahuluan yang dilakukan pada bulan Maret 2020 dalam bentuk wawancara melalui Video Conference  terhadap beberapa pimpinan faskes di Tembilahan Indragiri Hilir menyatakan bahwa sudah menggunakan delivery chamber untuk mencegah penularan Covid-19. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kepatuhan bidan dalam penggunaan APD pada saat menolong persalinan di masa pandemi Covid-19. Desain penelitian ini Deskriptif, dengan Populasinya adalah seluruh bidan yang bekerja di faskes Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir, teknik pengambilan sampel Random Sampling dengan Jumlah sampel sebanyak 45 Responden. Alat pengumpulan data menggunakan Kuesioner melalui link google form yang disebarkan dari bulan Agustus sampai September 2020. Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden selalu menggunakan Masker, Handscoon, Pelindung mata. Menggunakan Hazmat hanya 33.3%, Tutup Kepala 22.2%, Sepatu Boots 24,4%. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak semua bidan patuh dalam menggunakan APD sesuai standar level 2 pada saat menolong persalinan di masa pandemi Covid-19.
EDUKASI GIAT RESAKESPRO (REMAJA PUTRI SADAR KESEHATAN REPRODUKSI) Ramah Hayu; Aprima Yona Amir; Fanny Jesica; Melia Pebrina
Jurnal Abdimas Saintika Vol 6, No 1 (2024): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v6i1.2529

Abstract

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi. Masalah ini lebih banyak  terjadi pada remaja putri. Masalah Kesehatan reproduksi pada remaja putri dapat berakibat infeksi saluran kemih, keputihan, kanker serviks dan kesehatan reproduksi lainnya. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja putri tentang pentingnya menjaga Kesehatan reproduksi. Pelaksanaan kegiatan ini dimulai dengan menanyakan pemahaman remaja putri tentang kesehatan reproduksi. Kegiatan dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil yang didapatkan yaitu adanya peningkatan pengetahuan remaja putri; Terlihat pemahaman remaja meningkat sebelum dan sesudah konsultasi, dibuktikan dengan beberapa pertanyaan yang mampu di jawab. Tindakan ini merupakan salah satu langkah awal untuk memperluas pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Diharapkan kegiatan ini akan meningkatkan kemampuan fisik, social, dan kognitif pada remaja sehingga meningkatkan kualitas hidup remaja putri.