Yusuf Mualo
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pembelajaran Keaksaraan Dasar Akseleratif - Inovatif “Batung Bingar” di Kabupaten Probolinggo - Jawa Timur Yusuf Mualo
Jurnal AKRAB Vol. 7 No. 1 (2016): Oktober 2016
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v7i1.126

Abstract

Pengembangan model pembelajaran keaksaraan dasar akseleratif inovatif Batung Bingar bertujuan: (1) untuk menemukan bentuk model pembelajaran keaksaraan akseleratif inovatif Batung Bingar, yang sesuai dengan kebutuhan daerah dan sumber daya lokal; (2) mengembangkan kurikulum pembelajaran keaksaraan akseleratif inovatif Batung Bingar yang sesuai dengan kebutuhan daerah dan sumber daya lokal;(3) mengembangkan bahan ajar pembelajaran keaksaraan akseleratif inovatif Batung Bingar yang sesuai dengan kebutuhan daerah dan sumber daya lokal; dan (4) mengembangkan alat penilaian pembelajaran keaksaraan akseleratif inovatif Batung Bingar. Subyek penelitian, adalah peserta didik keaksaraan dasar di PKBM Putra Bangsa Desa Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa Timur, sebanyak 10 orang peserta didik. Hasil pengembangan model adalah tersusunnya (1) pedoman penyelenggaraan naskah akademik model pembelajaran keaksaraan akseleratif inovatif Batung Bingar, yang sesuai dengan kebutuhan daerah dan sumber daya lokal; (2) naskah kurikulum pembelajaran keaksaraan akseleratif inovatif Batung Bingar, yang sesuai dengan kebutuhan daerah dan sumber daya lokal; (3) naskah bahan ajar pembelajaran keaksaraan akseleratif inovatif Batung Bingar, yang sesuai dengan kebutuhan daerah dan sumber daya lokal; dan (4) naskah alat penilaian pembelajaran keaksaraan akseleratif inovatif Batung Bingar. Berdasarkan hasil ujicoba penyelenggaraan model tersebut, dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran keaksaraan Batung Bingar menarik bagi pengelola, tutor, dan peserta didik. Hal ini ditunjukkan dengan tercapainya: (1) rata-rata pengelola/tutor memiliki panduan, kurikulum, alat penilaian, bahan ajar Batung Bingar; (2) memahami panduan, kurikulum, alat penilaian, bahan ajar; (3) dapat melengkapi bahan ajar agar lebih sesuai dengan kondisi desa Sumber; (4) kehadiran pengelola dan tutor 100%; (5) kehadiran warga belajar rata-rata >90%; (6) peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran; (7) 87,5% peserta didik telah lulus pengujian akhir. Dengan demikian dapat diartikan model pembelajaran Batung Bingar sangat efektif untuk digunakan dalam pembelajaran keaksaraan dasar.
PEMBELAJARAN MITIGASI BENCANA BANJIR PADA PENDIDIKAN MULTIKEAKSARAAN (Studi Pada Kawasan Bencana di Kab. Bojonegoro dan Kab. Sampang) Yusuf Mualo; Edi Basuki
Jurnal AKRAB Vol. 10 No. 1 (2019): JURNAL AKRAB
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v10i1.266

Abstract

Flood in Indonesia has become familiar to see and to experience in every rainy season. Flood has been national problem so that it needs a special board named Disaster Overcome Board. Flood is a condition where an area is submerged because of water volume increase. To minimize flood disaster so it needs disaster prevention which is called disaster mitigation both structurally and nonstructurully. Mitigation is a the first step of natural disaster privention to minimize and to decrease disaster impact either before, during, or after flood. This model is tried out in Bojonegoro and Sampang Regencies because these both regencies are prone to flooding in East Java. The learning was conducted at the Centers for Teaching and Learning Activity RA. Kartini, Lestari and Nurul Ummah in Bojonegoro Regency and one Center for Teaching and Learning Activity Ibu Pertiwi in Sampang Regency. The purpose of this model is to describe the quality and effectivity of texts about learning model development of flood disaster mitigation in multiliteracy education abd its devices in desaster mitigation learning process at multi literacy education. As for the model products are learning texts, the guide of learning result assessment and the guide of learning media, the simulation of disaster alert and posters which are distributed and as references for institution unit of the Center of Teaching and Learning Activity in carrying out the learning of flood desaster mitigation in multiliteracy education. The process of this model learning conducted by the Center of Teaching and Learning Activity refers to the Standard of Graduate Competency of multiliteracy education which emphasizes on attitude dimention, knowledge dimention, and skill dimention. The approach used in this learning process is andragogy approach and quantum learning in its learning process, followed by 20 persons persons per group, spent 29 sessions each of which takes three hours. Banjir di Indonesia sudah menjadi sesuatu yang lazim dilihat dan dialami setiap musim penghujan. Banjir sudah menjadi masalah nasional sehingga dibentuklah sebuah badan khusus yang disebut Badan Penanggulangan Bencana. Banjir adalah terendamnya suatu daerah karena volume air yang meningkat. Untuk mengurangi bencana banjir maka diperlukan penanggulangan bencana yang disebut mitigasi bencana baik secara struktural maupun nonstruktural. Mitigasi merupakan tahap awal penanggulangan bencana alam untuk mengurangi dan memperkecil dampak bencana baik sebelum, saat dan setelah banjir. Model ini diujicobakan di Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Sampang, karena kedua kabupaten ini merupakan daerah rawan bencana banjir di Jawa Timur, pembelajaran dilakukan di PKBM RA. Kartini, PKBM Lestari dan PKBM Nurul Ummah Kabupaten Bojonegoro dan satu di PKBM Ibu Pertiwi Kabupaten Sampang. Tujuan model ini adalah untuk Mendeskripsikan kualitas dan kefektifan naskah pengembangan model pembelajaran mitigasi bencana banjir pada pendidikan multikeaksaraan dan perangkatnya didalam proses pembelajaran mitigasi bencana pada pendidikan multikeaksaraan. Adapun produk model ini berupa naskah pembelajaran, panduan penilaian hasil belajar dan panduan media pembelajaran, simulasi beberan tangguh bencana dan poster yang kemudian dijadikan acuan bagi satuan lembaga PKBM dalam penyelenggaraan pembelajaran mitigasi bencana banjir pada pendidikan Multikeaksaraan. Proses Pembelajaran model ini dilakukan oleh PKBM adalah mengacu pada SKL pendidikan multikeaksaraan yang menekankan pada dimensi sikap, dimensi pengetahuan dan keterampilan, pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran ini adalah pendekatan andragogi dan quantum learning dalam proses pembelajarannya, yang diikuti sebanyak 20 orang perkelompok, dimana jumlah jam pelajaran didalam proses pembelajaran ini adalah sebanyak 29 kali pertemuan dengan 1 kali pertemuan sebanyak 3 jam pelajaran.
PEMBELAJARAN KEAKSARAAN DASAR BERBASIS KEARIFAN LOKAL SEBAGAI UPAYA PEMBERANTASAN BUTA AKSARA Yusuf Mualo
Jurnal AKRAB Vol. 11 No. 2 (2020): Jurnal AKRAB
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v11i02.354

Abstract

Literacy education is an effort to empower people in general and illiterate people in particular to increase the power available to them by increasing literacy potential. Literacy is a prerequisite for acquiring other knowledge. Thus literacy learning using local wisdom will be in line with the local context, design, process and functionalization of learning outcomes.This learning model was piloted in the Kupang Regency NTB SKB, because it is one of the areas that is high in illiteracy. The purpose of this model is to describe the quality and effectiveness of the script development of basic literacy learning models based on local wisdom, and its tools in the process of learning disaster mitigation in basic literacy education.The product of this model in the form of teaching materials, learning guides, orthopedic guides, guidance of tutors, and learning outcomes assessment guidelines are then used as a reference for SKB institutions in the implementation of basic literacy learning based on local wisdom.The learning process of this model is carried out by the PNF Unit, namely UTPD SKB Kupang Regency by referring to SKL of basic literacy education which emphasizes the dimensions of attitudes, dimensions of knowledge and skills. The approach used in this learning process is the andragogical and quantum learning approach in the learning process, which is followed by 20 people per group, where the number of lesson hours in this learning process is 38 meetings, with 3 hours per meeting. AbstrakPendidikan keaksaraan merupakan upaya pemberdayaan bagi warga masyarakat pada umumnya dan penduduk buta aksara pada khususnya untuk meningkatkan daya yang ada pada mereka dengan meningkatkan potensi keaksaraan. Dimana keaksaraan merupakan prasyarat untuk memperoleh pengetahuan lainnya. Dengan demikian dalam pembelajaran keaksaraan dengan menggunakan kearifan lokal akan selaras dengan kontek lokal, desain, proses dan fungsionalisasi dari hasil belajar. Model pembelajaran ini diujicobakan di SKB Kabupaten Kupang Provinsi NTT, karena Kupang merupakan salah satu daerah yang termasuk kategori tinggi buta aksara. Tujuan model pembelajaran ini adalah untuk mendeskripsikan kualitas dan kefektifan naskah pengembangan model pembelajaran keaksaraan dasar berbasis kearifan lokal. Adapun produk model ini berupa bahan ajar, panduan pembelajaran, panduan ortek, padanduan tutor, dan panduan penilaian hasil belajar yang kemudian dijadikan acuan bagi satuan PNF dalam penyelenggaraan pembelajaran keaksaraan dasar berbsis kearifan lokal. Proses Pembelajaran model ini dilakukan oleh Satuan PNF yaitu UTPD SKB Kabupaten Kupang adalah mengacu pada SKL pendidikan keaksaraan dasar yang menekankan pada dimensi sikap, dimensi pengetahuan dan keterampilan, pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran ini adalah pendekatan andragogi dan quantum learning dalam proses pembelajarannya, yang diikuti sebanyak 20 orang perkelompok, dimana jumlah jam pelajaran didalam proses pembelajaran ini adalah sebanyak 38 kali pertemuan dengan 1 kali pertemuan sebanyak 3 jam pelajaran.