K. Sumawidjaja
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Feeding of Marbled Goby, Oxyeleotris marmorata (Blkr.), Larvae in the Two Weeks of Their Early Life Effendi, Irzal; Sumawidjaja, K.
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 1 No. 3 (2002): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.147 KB) | DOI: 10.19027/jai.1.101-108

Abstract

ABSTRACTThe experiment was carried out at the Laboratory of Aquaculture System and Technology, Faculty of Fisheries, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Factorial arrangement in randomised block design was used in this experiment with two factors: kind of feed and feed density for sand goby, Oxyeleotris marmorata (Blkr.) larvae. There were 3 kinds of feed: rotifer, enriched-rotifer, and egg yolk-premix. Rotifer density of 20, 30, and 40 individuals/ml were maintained troughout the experiment. Egg yolk-premix were given per day in equivalent quantity as those rotifers in the treatment. Larvae of 40 individuals/l were kept in the 250 l plastic tanks, filled with 200 l of aerated ground water for 15 days indoor. Larvae fed rotifer showed better survival and growth rate than those fed egg yolk-premix. Increased rotifer density tended to increase survival and growth rate of larvae.Key words :  marbled goby, Oxyeleotris marmorata, larvae, feeding, rotifers ABSTRAKPercobaan ini dilakukan di Kolam Percobaan Babakan, Laboratorium Bogor, Bogor, dan dirancang berbentuk factorial dalam rancangan acak kelompok, dengan faktor: (1) jenis pakan dan (2) kepadatan pakan. Jenis pakan dibedakan menjadi: rotifera, rotifera-diperkaya, dan kuning telur-premiks, sedangkan kepadatan rotifera dibedakan menjadi : 20,30, dan 40 individu/ml, dipertahankan setiap hari. Kuning telur-premiks diberikan kepada larva ikan betutu, Oxyeleotris marmorata setiap hari yang setara dengan bobot rotifera setiap perlakuan, berdasarkan bobot kering keduanya. Larva sebanyak 40 ekor/l dipelihara dalam tangki plastik bervolume 250 l yang diisi air 200 l selama 15 hari dalam ruangan. Larva yang diberi rotifera cenderung memiliki kelangsungan hidup dan pertumbuhan lebih besar daripada kuning telur-premiks. Kepadatan rotifera yang semakin tinggi cenderung dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva.Kata kunci :  ikan betutu, Oxyeleotris marmorata, larva, pemberian pakan, rotifera
Gonad Maturation of Clown Loach (Botia macracanthus) in Pond Effendi, Irzal; Prasetya, T.; Sudrajat, Agus Oman; Suhenda, N.; Sumawidjaja, K.
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 2 No. 2 (2003): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.129 KB) | DOI: 10.19027/jai.2.51-54

Abstract

The objective of this research is to know the gonad maturation of clown loach {Botia macracanthus) reared in pond. Two groups contain 4 female broodstock; I) carried and II) non-carried egg broodstock were reared in two separated hapas which placed in pond. Each hapa was also stocked nine males. The fish were fed pellet (32,33% protein) 10% biomass, daily in three times. After 20 days, the broodstocks were implanted by LHRH-a 100 u.g/kg of body weight. In the group I, diameter of egg in gonad were developed from 1,028 mm at the beginning of implantation to 1,071 and 1,106 mm at day of 15 and 30 after implantation respectively. In the group II, only one female has developed her gonad successfully. The egg was developed to 0,937 and 1,026 mm after 15 and 30 day implantation respectively. Key words : Gonad maturation, clown loach, Botia macracanthus, pond   ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pematangan gonad induk ikan botia (Botia macracanthus) yang dipelihara di kolam. Dua kelompok induk betina; I) sudah mengandung telur dan II) belum mengandung telur masing-masing sebanyak 4 ekor dipelihara masing-masing dalam 2 hapa. Ke dalam setiap hapa juga ditempatkan induk jantan sebanyak 9 ekor. Induk diberi pakan berupa pelet (protein, 32,33%) sebanyak 10% dari bobot biomasa per hari, 3 kali sehari, dan diberi LHRH-a dengan dosis 100 ng/kg bobot tubuh secara implantasi pada hari ke 20 pemeliharaan. Induk dalam kelompok pertama telurnya berkembang dari rata-rata 1,028 pada saat pemberian LHRH-a menjadi rata-rata 1,071 dan 1,106 mm masing-masing pada hari ke 15 dan 30 setelah pemberian. Pada kelompok kedua hanya satu ekor induk yang berkembang gonadnya setelah diberi LHRH-a. telur induk ikan tersebut berkembang dari 0,937 menjadi 1,026 mm masing pada hari ke 15 dan 30 setelah implantasi. Kata kunci : Pematangan gonad, ikan botia, Botia macracanthus, kolam
Control of Natural Food with Diazinon for Growth and Survival of Marbled Goby, Oxyeleotris marmorata (Bleeker) Nasir, M.; Sumawidjaja, K.; Effendi, Irzal
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 3 No. 2 (2004): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.623 KB) | DOI: 10.19027/jai.3.19-24

Abstract

Dua percobaan telah dilakukan, yaitu tanpa dan dengan larva ikan. Percobaan pertama, yang menggunakan 3 konsentrasi diazinon 0. 2 dan 4 ppm dan 3 ulangan, mempelajari pertumbuhan rotifera, cladocera dan copepoda. Percobaan kedua mempunyai 2 perlakuan, yaitu diazinon 0 dan 4 ppm (yang terbaik dari percobaan pertama) serta 4 ulangan untuk mengevaluasi: 1) ketersediaan, pemanfaatan dan susunan jasad-jasad pakan, 2) pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva, serta 3) perkembangan larva ikan. Larva yang berumur satu hari ditebar pada saat kelimpahan rotifera tertinggi di hapa dengan kepadatan 40 larva/1 atau 3.200 larva/hapa. Hapa (mesh 0,8 mm) yang berukuran 50x40x50 cm ditempatkan dalam kolam-kolam beton yang berukuran 4,25x2,00x 0,65 m. Kolam-kolam ini mula-mula dikeringkan selama 2 hari, dipupuk dengan kotoran ayam 1.000 g/m3 dan diisi air setinggi 50 cm. Keesokan harinya kolam dipupuk dengan urea dan tripel superfosfat masing-masing 20 dan 30 g/m3. Dua hari kemudian air diberi diazinon sesuai perlakuan. Hasil percobaan pertama menunjukkan bahwa diazinon meningkatkan ketersediaan rotifera. Populasi rotifera tertinggi dicapai di kolam yang mendapat diazinon 4 ppm. Percobaan kedua memberikan laju pertumbuhan harian dan kelangsungan hidup larva ikan serta ketersediaan dan pemanfaatan rotifer tertinggi pada pemberian diazinon 4 ppm. Kata kunci: Pakan alami, larva. Oxyeleotris marmorata, diazinon. kelangsungan hidup, pertumbuhan   ABSTRACT Two experiments were conducted, without and with fish larvae. The first experiment, utilizing 3 concentrations of diazinon, i.e. 0, 2 and 4 ppm and 3 replications, evaluated the growth of rotifers, cladocerans and copepods. The second experiment had 2 treatments, i.e. 0 and 4 ppm diazinon and 4 replications evaluated: 1) the availability, utilization and composition of food organisms, 2) the growth and survival rates offish larvae, and 3) the development of larvae. One-day old larvae were stocked at times of highest rotifer concentrations in hapas at 40 larvae/1 or 3,200 larvae/hapa. Hapas (0,8 mm mesh) of 50x40x50 cm were placed in concrete ponds of 4.25x2.00x0,65 m. The ponds were dried for 2 days, fertilized with chicken manure 1.000 g/m3 and filled with water up to 50 cm deep. Next day, the ponds were fertilized with urea and triple superphosphate 20 and 30 g/m3 respectively. Two days later, the water was treated with diazinon according to treatments. The results of the first experiment showed that diazinon increased the availability of rotifers. The highest rotifer populations were obtained in ponds receiving 4 ppm diazinon. The second experiment gave highest daily growth and survival rates of fish larvae, te availability and utilization of rotifers at 4 ppm diazinon. Key words: Natural foods, larvae, Oxyeleotris marmorata, diazinon, survival, growth.