Yusni Podungge
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU MELALUI EDUKASI CEGAH STUNTING PADA IBU HAMIL Sri Nurlaily Z; Yusni Podungge; Fatmawati Ibrahim; Ika Suherlin
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 1 (2025): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i1.28288

Abstract

Abstrak: Stunting mempengaruhi produktivitas seseorang yang dimulai sejak awal kehamilan sampai pada siklus kehidupan manusia. Terdapat 41 balita stunting di Desa Tabumela. Salah satu penyebab stunting adalah kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan stunting. Tujuan pengabdian untuk memacu kemandirian kelompok kader posyandu dalam upaya pencegahan stunting pada ibu hamil melalui peningkatan pengetahuan kader posyandu dan ibu hamil serta kenaikan BB dan LILA ibu hamil. Sasaran dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah Kader 10 orang dan ibu hamil 20 orang. Metode kegiatan pengabdian adalah pelatihan kader posyandu dan pendampingan ibu hamil. Evaluasi menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Hasil yang dicapai dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat adalah terdapat peningkatan pengetahuan kader 80% dan ibu hamil 95% tentang stunting dan pencegahan stunting. Ibu hamil mengalami peningkatan BB 3,4 kg dan LILA 1,2 cm setelah pendampingan kader.Abstract: Stunting affects a person's productivity starting from early pregnancy to the human life cycle. There are 41 stunted toddlers in Tabumela Village. One of the causes of stunting is the lack of knowledge of pregnant women about stunting prevention. The purpose of community service is to encourage the independence of the posyandu cadre group in efforts to prevent stunting in pregnant women by increasing the knowledge of posyandu cadres and pregnant women as well as increasing the BB and LILA of pregnant women. The target of community service activities is 10 cadres and 20 pregnant women. The method of community service activities is training posyandu cadres and mentoring pregnant women. Evaluation uses questionnaires and observation sheets. The results achieved in Community Service activities are an increase in knowledge of 80% of cadres and 95% of pregnant women about stunting and stunting prevention. Pregnant women experienced an increase in BB of 3.4 kg and LILA of 1.2 cm after mentoring cadres.
Mother's Employment Status With Fine Motor Development Yusni Podungge; Endah Yulianingsih Adam; Yusni Igirisa; Hasnawaty Surya Porouw; Rifkawati Mohamad
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6 (2021): Special Issue GINC
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1353.091 KB) | DOI: 10.30604/jika.v6iS1.771

Abstract

According to WHO, 5-25% of pre-school age children suffer from minor brain dysfunction including impaired fine motor development of children. The age of 5 years is a good period for motoric development of children, especially gross motor development, meanwhile, the age of 4-6 years is a golden period for the development of fine motor skills of children. Children aged 4-6 years can understand and grasp what is directed by the mother so That the child can easily interect and build social relationship.This study aims to determine the relationship between maternal employment status and fine motoric development of children aged 4-6 years in Mentari PAUD. The research method used was an analytic survey with a cross sectional study design. The research instruments were questionnaires, developmental pre-screening sheets and the development pre-screening sheet (KPSP).The results of statistical tests using Chi-Square obtained that the value of X2 was calculated as the value of p = 0.028 (p less than 0.05). In conclusion, there is a significant relationship between maternal employment status and fine motoric development of children. The suggestions for families are expected to be able to help parents in stimulating children when the mother or child's parents are working.  Abstrak: Menurut WHO, 5-25% anak usia pra sekolah menderita disfungsi otak ringan termasuk gangguan perkembangan motorik halus anak. Usia 5 tahun merupakan masa yang baik untuk perkembangan motorik anak khususnya perkembangan motorik kasar, sedangkan usia 4-6 tahun merupakan masa emas bagi perkembangan motorik halus anak. Anak usia 4-6 tahun dapat memahami dan memahami apa yang diarahkan oleh ibu sehingga anak dapat dengan mudah berinteraksi dan membangun hubungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status pekerjaan ibu dengan perkembangan motorik halus anak usia 4-6 tahun di PAUD Mentari. Metode penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan desain studi cross sectional. Instrumen penelitian berupa angket, lembar pra-screening perkembangan dan lembar pra-screening pengembangan (KPSP). Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-Square diperoleh nilai X2 yang dihitung dengan nilai p = 0,028 (p kurang dari 0,05). Kesimpulannya, ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ibu dengan perkembangan motorik halus anak. Saran bagi keluarga diharapkan dapat membantu orang tua dalam merangsang anak ketika ibu atau orang tua anak bekerja.