Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS VII SMP NEGERI 1 GLAGAH LAMONGAN Muhammad Syarif Hidayatullah; Irwani Zawawi; Fatimatul Khikmiyah
DIDAKTIKA Vol 26 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (934.46 KB) | DOI: 10.30587/didaktika.v26i2.1332

Abstract

Kemampuan berpikir kritis dapat melatih peserta didik membuat keputusan dari berbagai sudut pandang secara cermat, teliti, dan logis. Dengan kemampuan berpikir kritis, peserta didik dapat mempertimbangkan pendapat orang lain serta mampu mengungkapkan pendapatnya sendiri. Oleh karena itu pembelajaran di sekolah sebaiknya melatih peserta didik untuk menggali kemampuan dan keterampilan dalam mencari, mengolah, dan menilai berbagai informasi secara kritis. Model pembelajaran yang digunakan guru seharusnya dapat membantu proses analisis peserta didik. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada pembelajaran Matematika diharapkan peserta didik akan mampu menggunakan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan berbagai strategi penyelesaian. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam menyelesaikan masalah matematika melalui model pembelajaran Problem Based Learning.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Glagah Lamongan pada kelas VII-A sebanyak 15 peserta didik tahun akademik 2017/2018. Metode pengumpulan data adalah metode tes. Metode tes digunakan untuk mendapatkan data kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam menyelesaikan masalah matematika. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan berpikir kritis.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kritis peserta didik berkategori tinggi, dengan rincian 9 peserta didik atau 60% memiliki kemampuan berpikir kritis sangat tinggi, 3 peserta didik atau 20% memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi, 2 peserta didik atau 14% memiliki kemampuan berpikir kritis sedang, sedangkan 1 peserta didik atau 6% memiliki kemampuan berpikir kritis rendah
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS VII SMP NEGERI 1 GLAGAH LAMONGAN Muhammad Syarif Hidayatullah; Irwani Zawawi; Fatimatul Khikmiyah
DIDAKTIKA Vol 26 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (934.46 KB) | DOI: 10.30587/didaktika.v26i1.1460

Abstract

Kemampuan berpikir kritis dapat melatih peserta didik membuat keputusan dari berbagai sudut pandang secara cermat, teliti, dan logis. Dengan kemampuan berpikir kritis, peserta didik dapat mempertimbangkan pendapat orang lain serta mampu mengungkapkan pendapatnya sendiri. Oleh karena itu pembelajaran di sekolah sebaiknya melatih peserta didik untuk menggali kemampuan dan keterampilan dalam mencari, mengolah, dan menilai berbagai informasi secara kritis. Model pembelajaran yang digunakan guru seharusnya dapat membantu proses analisis peserta didik. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada pembelajaran Matematika diharapkan peserta didik akan mampu menggunakan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan berbagai strategi penyelesaian. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam menyelesaikan masalah matematika melalui model pembelajaran Problem Based Learning.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Glagah Lamongan pada kelas VII-A sebanyak 15 peserta didik tahun akademik 2017/2018. Metode pengumpulan data adalah metode tes. Metode tes digunakan untuk mendapatkan data kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam menyelesaikan masalah matematika. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan berpikir kritis.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kritis peserta didik berkategori tinggi, dengan rincian 9 peserta didik atau 60% memiliki kemampuan berpikir kritis sangat tinggi, 3 peserta didik atau 20% memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi, 2 peserta didik atau 14% memiliki kemampuan berpikir kritis sedang, sedangkan 1 peserta didik atau 6% memiliki kemampuan berpikir kritis rendah
PENINGKATAN KUALITAS PRODUK KERUPUK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE TAGUCHI DI SENTRA PRODUKSI KERUPUK IKAN DESA SROWO Muhammad Syarif Hidayatullah; Pregiwati Pusporini; Deny Andesta
JUSTI (Jurnal Sistem dan Teknik Industri) Vol 1 No 3 (2020): Justi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (582.247 KB) | DOI: 10.30587/justicb.v1i3.2621

Abstract

Kerupuk ikan yang berada di Desa Srowo masih belum memiliki standar proses produksi yang tepat, sehingga sering terjadi keluhan dari para pelanggan mengenai cacat pada kerupuk ikan diantaranya seperti remuk, bantat dan tekstur yang kasar. Metode taguchi adalah metode yang digunakan perbaikan dan pengendalian kualitas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kerupuk dengan mengidentikasi faktor dan level yang berpengaruh supaya dapat meminimalisir cacat pada kerupuk ikan. Faktor-faktor yang diguanakan antara lain pengukusan, pengirisan, pengeringan pertama, pengeringan kedua dan penggorengan. Level yang digunakan yaitu 2 level dengan karakteristik kualitas yang digunakan pada cacat remuk dan bantat adalah STB (Small The Better). Dan pada cacat tekstur adalah LTB (Large The Better). Perbandingan faktor dan level yang terpilih pada respon defect remuk yaitu pengukusan (40 menit), pengirisan (3 mm), pengeringan pertama (13 jam), pengeringan kedua (12 jam) dan penggorengan (30 detik). Perbandingan faktor dan level yang terpilih pada respon defect bantat yaitu pengukusan (30 menit), pengirisan (3 mm), pengeringan pertama (14 jam), pengeringan kedua (12 jam) dan penggorengan (30 detik). Perbandingan faktor dan level yang terpilih pada respon defect tekstur yaitu pengukusan (40 menit), pengirisan (3 mm), pengeringan pertama (14 jam), pengeringan kedua (12 jam) dan penggorengan (30 detik)