Claim Missing Document
Check
Articles

Penerapan Penjaminan Mutu Pendidikan pada Sekolah Menengah Atas berstandar Internasional Uchtiawati, Sri; Zawawi, Irwani
Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Vol 2, No 1 (2014): Januari
Publisher : Program Studi Magister Pedagogi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.134 KB) | DOI: 10.22219/jkpp.v2i1.1735

Abstract

Sri Uchtiawati 1, Irwani Zawawi 2Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Gresike-mail:1. sri.uchtiawati@gmail.com;2. irwanizawawi@ymail.comAbstract:This research focuses on the enactment of Operational Procedures Standards (SOP) to be able to provide certainty in implementing education system in International standardized Senior High Schools. Based on the Government Regulation 19 of 2005, formal and non-formal education units required to perform quality assurance. These provisions can be implemented in the mechanism of action. Operational Procedures Standard is a system that shows how policy makers based on applied standards to this school carry out the plot. Operational Procedures Standard becomes a measure of the objective achievement. International Standard School (SBI) is a high school level, which must be able to produce qualified and competitive graduates both in domestic and overseas. International Standard School, which is studied, has established 'quality' under the provisions of the National Education Standards Board. However, the mechanism of quality achievement has not based on the clear model. This research was conducted with field studies and documentation, which then can be determined Operational Procedures Standards 'model' for International Standard School. The specification of mechanism includes Content Standards/ Curriculum, Standards of Learning Process, Graduates Competence Standards, Standards of Teachers and Education Personnel, Infrastructure Standards, Management Standards, Financing Standards, Educational Assessment Standards. Based on this standard, then, conceptual procedure is defined, which is a step of logical instructions towards the desired process. As a follow-up, a trial is conducted to achieve the objectives efficiently and effectively. Operational Procedures Standard is equipped with description, a manual procedures and work instructions, then, evaluated so it becomes continuous quality improvementKeywords: quality assurance, Standard Operating ProcedureAbstrak:Penelitian ini menitik beratkan pada pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk dapat memberikan kepastian dalam melaksanakan sistem pendidikan disekolah menengah atas berstandar internasional. Berdasarkan PP 19 tahun 2005, satuan pendidikan jalur formal dan non formal wajib melakukan penjaminan mutu. Ketentuan itu dapat dilakukan dalam bentuk mekanisme kerja. SOP merupakan suatu sistem yang menunjukkan bagaimana alur yang dilakukan oleh pembuat kebijakan berdasarkan standar yang diterapkan pada sekolah tersebut. SOP ini menjadi ukuran pencapaian tujuan. Sekolah Berstandar Internasional (SBI), merupakan jenjang sekolah menengah atas yang harus mampu menghasilkan lulusan yang bermutu, dan berdaya saing baik dalam negeri, maupun antar negara. SBI yang diteliti telah menetapkan ‘mutu’ berdasarkan ketentuan dari BSNP. Tetapi mekanisme pencapaian mutu masih belum didasarkan pada model yang jelas. Penelitian ini dilakukan dengan studi lapangan dan dokumentasi, yang kemudian dapat ditentukan ‘model’ SOP bagi SBI. Mekanisme yang ditentukan, meliputi: Standar Isi/Kurikulum, Standar Proses Pembelajaran, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, Standar Penilaian Pendidikan. Berdasarkan standar ini kemudian ditetapkan konseptual prosedur yang merupakan langkah sejumlah instruksi logis untuk menuju proses yang dikehendaki. Sebagai tindak lanjut dilakukan uji coba untuk mencapai tujuan secara efesien dan efektif. SOP dilengkapi dengan deskripsi berupa manual prosedur dan instruksi kerja, kemudian dievaluasi sehingga menjadi peningkatan mutu berkelanjutan.Kata kunci: penjaminan mutu, Standar Operasional Prosedur.
Penerapan Penjaminan Mutu Pendidikan pada Sekolah Menengah Atas berstandar Internasional Sri Uchtiawati; Irwani Zawawi
Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Vol. 2 No. 1 (2014): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.134 KB) | DOI: 10.22219/jkpp.v2i1.1735

Abstract

Sri Uchtiawati 1, Irwani Zawawi 2Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Gresike-mail:1. sri.uchtiawati@gmail.com;2. irwanizawawi@ymail.comAbstract:This research focuses on the enactment of Operational Procedures Standards (SOP) to be able to provide certainty in implementing education system in International standardized Senior High Schools. Based on the Government Regulation 19 of 2005, formal and non-formal education units required to perform quality assurance. These provisions can be implemented in the mechanism of action. Operational Procedures Standard is a system that shows how policy makers based on applied standards to this school carry out the plot. Operational Procedures Standard becomes a measure of the objective achievement. International Standard School (SBI) is a high school level, which must be able to produce qualified and competitive graduates both in domestic and overseas. International Standard School, which is studied, has established 'quality' under the provisions of the National Education Standards Board. However, the mechanism of quality achievement has not based on the clear model. This research was conducted with field studies and documentation, which then can be determined Operational Procedures Standards 'model' for International Standard School. The specification of mechanism includes Content Standards/ Curriculum, Standards of Learning Process, Graduates Competence Standards, Standards of Teachers and Education Personnel, Infrastructure Standards, Management Standards, Financing Standards, Educational Assessment Standards. Based on this standard, then, conceptual procedure is defined, which is a step of logical instructions towards the desired process. As a follow-up, a trial is conducted to achieve the objectives efficiently and effectively. Operational Procedures Standard is equipped with description, a manual procedures and work instructions, then, evaluated so it becomes continuous quality improvementKeywords: quality assurance, Standard Operating ProcedureAbstrak:Penelitian ini menitik beratkan pada pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk dapat memberikan kepastian dalam melaksanakan sistem pendidikan disekolah menengah atas berstandar internasional. Berdasarkan PP 19 tahun 2005, satuan pendidikan jalur formal dan non formal wajib melakukan penjaminan mutu. Ketentuan itu dapat dilakukan dalam bentuk mekanisme kerja. SOP merupakan suatu sistem yang menunjukkan bagaimana alur yang dilakukan oleh pembuat kebijakan berdasarkan standar yang diterapkan pada sekolah tersebut. SOP ini menjadi ukuran pencapaian tujuan. Sekolah Berstandar Internasional (SBI), merupakan jenjang sekolah menengah atas yang harus mampu menghasilkan lulusan yang bermutu, dan berdaya saing baik dalam negeri, maupun antar negara. SBI yang diteliti telah menetapkan ‘mutu’ berdasarkan ketentuan dari BSNP. Tetapi mekanisme pencapaian mutu masih belum didasarkan pada model yang jelas. Penelitian ini dilakukan dengan studi lapangan dan dokumentasi, yang kemudian dapat ditentukan ‘model’ SOP bagi SBI. Mekanisme yang ditentukan, meliputi: Standar Isi/Kurikulum, Standar Proses Pembelajaran, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, Standar Penilaian Pendidikan. Berdasarkan standar ini kemudian ditetapkan konseptual prosedur yang merupakan langkah sejumlah instruksi logis untuk menuju proses yang dikehendaki. Sebagai tindak lanjut dilakukan uji coba untuk mencapai tujuan secara efesien dan efektif. SOP dilengkapi dengan deskripsi berupa manual prosedur dan instruksi kerja, kemudian dievaluasi sehingga menjadi peningkatan mutu berkelanjutan.Kata kunci: penjaminan mutu, Standar Operasional Prosedur.
Pengembangan Alat Evaluasi Pembelajaran Matematika Berbasis Two Tier Multiple Choice Menggunakan Ispring Suite 9 Chusnul Amalia Rovita; Irwani Zawawi; Syaiful Huda
Postulat : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Vol 1 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.571 KB) | DOI: 10.30587/postulat.v1i2.2094

Abstract

In the era of the industrial revolution 4.0 and the pandemic era, innovation is needed in thedevelopment of technology-based evaluation tools. One of them is the ispring suite 9. Evaluation tool isimportant because it can help the process of evaluating educators to find out information on theachievement of results during the learning process. In addition to learning outcomes, evaluation can alsodetermine the ability of students to understand concepts. One of them is a two tier multiple choiceevaluation test. Two tier multiple choice is a form of two-tier multiple choice evaluation test. The purposeof this study is to develop a learning evaluation tool that can find out students' understanding of conceptsand can be used online. The research and development model used is 4D. The research instruments usedwere interview sheets, validation sheets, test instruments, and questionnaires. Data analysis techniquesused qualitative and quantitative. The result of this study is a two-tier multiple choice based mathematicsevaluation tool using ispring suite 9 which is seen from: (1) the percentage of validation results frommedia experts is 90.5% and material experts is 96.5%, both of which fall into the very feasible category.(2) the quality of the items seen from the validity obtained 8 valid items with a reliability of 0.815.Judging from the level of difficulty, the percentage is 10% difficult, 80% moderate and 10% easy, thedistinguishing power is obtained 5 questions are included in the good category, 3 questions are quitegood, 1 question is very good, and 1 question is bad, and the effectiveness of the distractor has 9distractors who selected > 5% of all students. (3) The percentage of students 'conceptual understandingafter evaluating two tier multiple choices is 50.5%, which is in the sufficient category, and the results ofthe students' responses are 82% which is included in the very interesting category.
Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis Simulasi Video Otomasi Industri Menggunakan Software HMI Cx-One Irwani Zawawi
Postulat : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Vol 2 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.483 KB) | DOI: 10.30587/postulat.v2i1.2593

Abstract

ABSTRAK Salah satu upaya mewujudkan link and math SMK program studi Kimia Industri dengan revolusi industri 4.0 adalah penggunaan HMI (Human Machine Interface) otomasi industri dalam media pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengembangan, kelayakan, dan keefektifan media pembelajaran matematika berbasis video simulasi otomasi industri menggunakan software HMI Cx-One. Penelitian ini merupakan penelitian R&D dengan model 4D yaitu dengan tahap define, design, development, dan disseminate. Subjek penelitian sebanyak 36 peserta didik kelas X SMKN 1 Panjatan Yogyakarta. Metode pengumpulan data menggunakan metode anket dan tes. Instrumen yang digunakan adalan lembar validasi media dan materi, angket respon guru dan peserta didik serta lembar tes hasil belajar. Analisis data dilakukan secara deskriptif yaitu kelayakan media, dan keefektifan media melalui analisis respon peserta didik dan hasil tes. Hasil penelitian ini adalah proses pengembangan media pembelajaran matematika berbantuan simulasi video otomasi industri menggunakan software CX-One dengan tahap define, design, dan development. Media pembelajaran dikatakan memenuhi kriteruia kelayakan karena validasi ahli media dengan persentase 96,3% dan ahli materi dengan presentase 88,57%. Sedangkan media telah memenuhi unsur efektif karena respon guru memperoleh 88% atau sangat baik dan respon peserta memperoleh 88,67% atau sangat baik. Pemahaman peserta didik terhadap materi perbandingan meningkat dengan nilai gain sebesar 0,59 atau kategori sedang. Kata kunci: Media Pembelajaran, Video Otomasi, Cx-One. ABSTRACK One of the efforts to realize the link and math of the SMK Industrial Chemistry study program with the 4.0 industrial revolution is the use of industrial automation HMI (Human Machine Interface) in learning media. This study aims to determine the development process, feasibility, and effectiveness of the industrial automation simulation video based mathematics learning media using the Cx-One HMI. This research is an R & D research with a 4D model, namely the stages of define, design, development, and disseminate. The research subjects were 36 students of class X SMKN 1 Panjatan Yogyakarta. Data collection methods used were questionnaires and tests. The instruments used were media and material validation sheets, teacher and student response questionnaires and learning outcome test sheets. Data analysis was carried out descriptively, namely the feasibility of the media, and the effectiveness of the media through analysis of student responses and test results. The result of this research is the process of developing mathematics learning media based on industrial automation simulation video using HMI CX-One software with the stages of define, design, and development. Learning media is said to meet the eligibility criteria because the validation of media experts obtained 96.3% and material experts obtained 88.57%. While the media has fulfilled the effective element because the teacher's response got 88% or very good and the students' response got 88.67% or very good. Students understanding of the comparison material increase with a gain value of 0.59 or in medium category. Keywords: Learning Media, Automation Videos, HMI, and Cx-One
Pengembangan Alat Evaluasi Berbasis Three Tier Multiple Choice Menggunakan Wondershare Quiz Creator untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Nanda Eka Damayanti; Irwani Zawawi; Fatimatul Khikmiyah
Postulat : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Vol 2 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (772.443 KB) | DOI: 10.30587/postulat.v2i2.3833

Abstract

Evaluation can be used to measure the understanding of students' concepts in geometry material. However, there are still many students who have difficulty in understanding the concept of geometry. This often leads to misconceptions. An effort to identify misconceptions is to conduct a three-tier multiple choice-based evaluation test. Evaluation can take advantage of online question maker technology such as the Wondershare Quiz Creator application. The purpose of this research is to develop a three tier multiple choice based evaluation tool using wondershare quiz creator to identify misconceptions that can be used online. The development research model uses the 4D model. The research subjects were students of class VII-A SMPN 5 Lamongan. The research instruments used were interview sheets, validation sheets, test instruments, and questionnaires. The data analysis technique used qualitative and quantitative analysis. The result of the research is an evaluation tool based on three tier multiple choice using wondershare quiz creator to identify misconceptions as seen from: (1) the appropriateness of the evaluation tool meets the valid and effective criteria which reaches more than 60%. As well as with the statistical tests carried out, the instrument has met the criteria given so that the evaluation tool can be used. (2) Types of misconceptions consist of classification misconceptions, correlational misconceptions, and theoretical misconceptions. Of the three types of misconceptions, students experienced the most misconceptions at level 2, namely answering incorrect choice of reasons.
PENINGKATAN KREATIVITAS GURU SMP MELALUI PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF Sri Suryanti; Irwani Zawawi; Sarwo Edy; Nur Khomariyah; Roikhatul Jannah
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 3 (2021): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v4i3.727-735

Abstract

Teacher creativity and teaching effectiveness are two inseparable variables that affect student learning outcomes, this is the focus of this service activity. This service activity is proposed with 3 (three) things behind it, namely 1) evaluation of the results of the 2019 service, that 100% of teachers have implemented online learning; 2) the results of the team's experience in managing online learning at the University of Muhammadiyah Gresik; 3) The need to increase teacher competence in terms of developing HOTS-oriented innovative teaching materials, as demanded by 21st-century teachers. Based on these problems, through this PKM program, a solution is offered with the Assistance program to develop innovative HOTS-oriented teaching materials, which the team already has experienced very well in this area. The program is carried out through the stages of strengthening creative teaching concepts, workshops on developing innovative teaching materials oriented to HOTS, FGD validation of development results, then implementation with assistance from a service team and continued implementation independently by the schools.The result of this activity are 1) increased teacher understanding of creative teaching concepts; 2) produced innovative teaching materials' HOTS oriented; 3) teachers can implement innovative teaching materials' HOTS oriented independently
MENINGKATKAN KETERAMPILAN 4C’S ABAD 21 MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING Lutfiadi Lutfiadi; Irwani Zawawi
DIDAKTIKA Vol 28 No 1 (2021): September 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.215 KB) | DOI: 10.30587/didaktika.v28i1.3711

Abstract

Tujuan penelitian ini: (1) Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing, (2) Mendeskripsikan peningkatan keterampilan 4C’s peserta didik, (3) Mengetahui ketuntasan hasil belajar peserta didik materi matriks di kelas XI SMKS Zainul Hasan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dalam 3 siklus. Desain penelitian yang digunakan dalam pemecahan masalah adalah model sistem spiral refleksi dengan tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi dan perencanaan kembali. Metode pengumpulan data adalah observasi dan tes. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi ketrampilan 4C’s dan lembar tes. Hasilnya adalah secara keseluruhan rata-rata aspek keterampilan 4C’s peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus III sebesar 14%. Masing-masing aspek keterampilan 4C’s mengalami peningkatan sebagai berikut: aspek keterampilan berpikir kritis peserta didik dari siklus 1 sampai siklus 3 meningkat sebesar 18%, aspek keterampilan berpikir kreatif meningkat sebesar 14 %, aspek keterampilan komunikasi meningkat sebesar 16% dan aspek keterampilan kolaborasi didik dari siklus 1 sampai siklus 3 meningkat sebesar 11%. Hasil belajar peserta didik meningkat dari siklus I hingga siklus III dengan rata-rata kelas sebesar 80,8. Ketuntasan klasikal peserta didik meningkat dari siklus I hingga siklus III mencapai 88%.
PENGARUH EVALUASI MUTU INTERNAL (EMI) LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN (LPTK) TERHADAP TINGKAT KEPUASAN STAKEHOLDERS PADA LAYANAN JASA PERGURUAN TINGGI (STUDI ANALISIS PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KABUPATEN GRESIK) Sri Uchtiawati; Irwani Zawawi
DIDAKTIKA Vol 22 No 1 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.459 KB)

Abstract

Hasil penelitian ini mengungkapkan tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi, yang merupakan suatu tolok ukur terhadap kepuasan stakeholders. Untuk itu, maka tuntutan yang harus dipenuhi adalah bagaimana pengelola dapat melakukan layanan dengan memenuhi standar mutu yang ditetapkan, kemudian dianalisis untuk mengetahui pencapaian kinerja masing-masing prodi kependidikan; dan dari pencapaian kinerja ini bisa direncanakan implementasi program pengembangan. Pedoman Pengisian Evaluasi Mutu Internal Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (EMI-LPTK) ini disusun untuk melengkapi (1) Alat Evaluasi Mutu Internal Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, (2) Rubrik Alat Evaluasi Mutu Internal Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, serta (3) Pedoman Pemanfaatan Data Evaluasi Mutu Internal.Metode Penelitian ini dilakukan dengan studi lapangan dan dokumentasi dimanahasil Evaluasi Mutu Internal (EMI) dikorelasikan dengan kepuasan mahasiswa selaku stakeholder. Hasil Penelitian membuktikan bahwa hasil Evaluasi Mutu Internal (EMI) yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi di Kabupaten Gresik/LPTK , setelah dilakukan dianalisis, adalah: Capaian Standar Evaluasi Mutu Internal (EMI) yang paling berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Gresik adalah Standar Isi (X ) dengan koefisien regresi b = 0,148 dengan 1 1 koefisien korelasi R = 0,220. Capaian Standar EMI yang paling berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris adalah Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (X ) dengan koefisien regresi b = 0,045 dengan koefisien korelasi R = 0,122. Capaian Standar EMI yang paling berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Matematika dan Bahasa Inggris adalah Standar Kompetensi Lulusan (X ) dengan koefisien regresi b = 0,076 dengan koefisien korelasi R = 0,186. Sedangkan secara keseluruhan pengaruh capaian nilai standar EMI terhadap kepuasan mahasiswa Fakulktas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Gresik didapat bahwa terdapat pengaruh antara Capaian Standar EMI (X) Terhadap Kepuasan Mahasiswa (Y).Untuk Kepuasan layanan Jasa Perguruan Tinggi dalam lingkup Departemen Agama, kepuasan layanan jasa pendidikan yang paling dirasakan adalah: bentuk jaminan (assurance) (X ), yang berupa kesopanan dan keramahtamahan personel dalam memberikan pelayanan, sedangkan layanan jasa yang masih kurang dirasakan mahasiswa adalah masih kurangnya kemampuan pihak perguruan tinggi dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan (reliability) (X ),terutama mekanisme (cara kerja) pelayanan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam mengelola Jasa pendidikan tinggi, seyogyanya dilakukan Evaluasi Mutu Internal (EMI), dan untuk kepuasan layananjasa yang diharapkan oleh stakeholders, maka alur untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan pengelolaan Perguruan Tinggi, ditetapkan melalui Standar Operasional Prosedur (SOP).
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DI KELAS VII-A SMPN 1 KEBOMAS Atiqhotul Maula Al Farichah; Irwani Zawawi
DIDAKTIKA Vol 25 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.165 KB) | DOI: 10.30587/didaktika.v25i1.689

Abstract

Kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan bagian penting dalam pembelajaran matematika. Untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika diperlukan sebuah model pembelajaran yang inovatif dan mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika. Model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika adalah model pembelajaran TeamAsissted Individualization. Model pembelajaran Team Asissted Individualization terdiri delapan tahap yaitu Placement test, Team, Teaching Group, Student Creative, Team Study, Fact Test, Team Score and Team Recognition, dan Whole- Class Units. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dalam menyelesaikan masalah matematika melalui model pembelajaran Team Asissted Individualization.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kebomas pada kelas VII-A sebanyak 32 peserta didik pada semester ganjil tahun akademik 2017/2018. Metode pengumpulan data adalah metode tes. Metode tes digunakan untuk mendapatkan data kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan adalah soal tes kemampuan pemecahan masalah matematika berbentuk uraianyang sebelumnya diuji validitas oleh para ahli. Hasil dari penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik kelas VII-A SMP Negeri 1 Kebomas melalui model pembelajaran kooperatif Teams AssistedIndividualization (TAI) tergolong baik dengan rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah sebesar 70,66%. Dengan rincian 70,14% kemampuan peserta didik memahami indikator memahami masalah, 67,36% kemampuan peserta didik memahami indikator merencanakan pemecahan, 72,22% kemampuan peserta didik memahami indikator melaksanakan rencana pemecahan, 72,92% kemampuan peserta didik memahami indikator memeriksa kembali prosedur dan hasil penyelesaian.
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS VII SMP NEGERI 1 GLAGAH LAMONGAN Muhammad Syarif Hidayatullah; Irwani Zawawi; Fatimatul Khikmiyah
DIDAKTIKA Vol 26 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (934.46 KB) | DOI: 10.30587/didaktika.v26i2.1332

Abstract

Kemampuan berpikir kritis dapat melatih peserta didik membuat keputusan dari berbagai sudut pandang secara cermat, teliti, dan logis. Dengan kemampuan berpikir kritis, peserta didik dapat mempertimbangkan pendapat orang lain serta mampu mengungkapkan pendapatnya sendiri. Oleh karena itu pembelajaran di sekolah sebaiknya melatih peserta didik untuk menggali kemampuan dan keterampilan dalam mencari, mengolah, dan menilai berbagai informasi secara kritis. Model pembelajaran yang digunakan guru seharusnya dapat membantu proses analisis peserta didik. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada pembelajaran Matematika diharapkan peserta didik akan mampu menggunakan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan berbagai strategi penyelesaian. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam menyelesaikan masalah matematika melalui model pembelajaran Problem Based Learning.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Glagah Lamongan pada kelas VII-A sebanyak 15 peserta didik tahun akademik 2017/2018. Metode pengumpulan data adalah metode tes. Metode tes digunakan untuk mendapatkan data kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam menyelesaikan masalah matematika. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan berpikir kritis.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kritis peserta didik berkategori tinggi, dengan rincian 9 peserta didik atau 60% memiliki kemampuan berpikir kritis sangat tinggi, 3 peserta didik atau 20% memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi, 2 peserta didik atau 14% memiliki kemampuan berpikir kritis sedang, sedangkan 1 peserta didik atau 6% memiliki kemampuan berpikir kritis rendah