Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

SENI SEBAGAI EKSPRESI EMOSI (Telaah Hakiki dan Nilai Seni dalam Ekspresivisme) Sunarto, -
Imajinasi Vol 5, No 1 (2009): Imajinasi
Publisher : Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hakiki seni merupakan topik perdebatan yang seakan tiada habis dalam estetika atau filsafat seni. Ekspresivime merupakan aliran estetika yang mendefinisikan seni dalam konteks emosi dan perasaan. Hal ini berbeda dengan, aliran  representasi yang mendefinisikan seni dalam konteks tiruan realitas dan aliran formal yang mendefinisikan seni dalam konteks struktur karya seni. Penelitian ini bertujuan menunjukkan konsep hakikat seni menurut ekspresivisme, perbandingan antar sub-aliran di dalamnya, kelemahan-kelemahan, dan ide-ide berharganya. Tulisan ini berfokus pada estetika tradisional sebagai objek formal dan pandangan ekspresivisme tentang seni sebagai objek material. Kerangka analisis yang digunakan adalah konsep hakikat dan kualitas seni, sarana seni, kandungan seni, dan audien seni. Hakiki seni menurut ekspresivisme adalah ekspresi emosi.Sub-aliran di dalam ekspresivisme, baik ekspresivisme harian atau ekspresivisme lanjut memiliki beberapa pokok persamaan, perbedaan, dan kelemahan dalam konsep kualitas seni, sarana seni, kandungan seni, dan audien seni. Aliran ini mempunyai andil besar dalam membedakan antara memahami seni secara imajinasi dan konseptual.
FILSAFAT SENI TAOISME Sunarto, -
Imajinasi Vol 4, No 1 (2008): Imajinasi
Publisher : Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Taoisme merupakan sistem filsafat yang berkembang antara abad 5 dan 3 SM di Cina. Sebagai sebuah sistem filsafat, Taoisme memiliki sejarah yang panjang. Sebelum abad pertama sebelum Masehi, perkembangan pengajaran filosofisnya dikenal sebagai ‘Mazhab Tao’. Segala sesuatu diturunkan dari Tao. Tao adalah paduan Yin yang bersifat pasif dan Yang yang bersifat aktif, dari mana suatu keselarasan bergantung. Segala sesuatu dihasilkan atas pengaruh kekuatan Yin dan Yang. Interaksi dari Yin dan Yang akan menghasilkan harmoni atau keselarasan. Sementara harmoni dan penyatuan subjek dan objek menempati kedudukan penting dalam kreativitas seni. Ide-ide estetik taoisme, sebagaimana pemikiran filsafati dalam ide-ide klasik; selalu menempatkan semua ekspresi seni sebagai manifestasi dari transendensi jiwa.Kata Kunci: Taoisme, estetika, yin dan yang, harmoni.
RESEPSI BUDAYA DALAM BIDANG MUSIK DI INDONESIA BARAT DAYA: SUATU PENDEKATAN MENURUT HEISENBERGIAN Sunarto, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 1, No 1 (2000)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v1i1.833

Abstract

SAMPAI saat ini, sejarah musik In­donesia belum ada yang ditulis    oleh orang Indonesia asli. Adapun alasan-alasannya, adalah sebagai berikut. 1) Tidak adanya tradisi ilmiah, sampai paling tidak satu se-tengah abad sejak abad ke-20, 2) Dalam realitasnya kolonialisme Be-landa membuat para elite Indonesia untuk terbiasa dengan tradisi Barat dalam belajar musik, dan 3) Per-hatian terpusat pada musik daerah yang menghasilkan pengkotak-kotakkan tradisi musik Indonesia.
TUGAS ILMU PENGETAHUAN DAN SENI DALAM ERA INFORMASI (The Duties of Science and Art in the Information era) Sunarto, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 2, No 3 (2001)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v2i3.856

Abstract

Pada hakekatnya argumentasi-argumentasi tentang ilmu pengetahuan dan seni berikut tugas-tugasnya dapat di dasarkan pada perdebatan metafisika dalam filsafat dalam filsafat Perdebatan ini selalu berlangsung tanpa ada habisnya. Perdebatan antara "apa"dan "apa yang dilihat", antara "ide"dan "image", antara "realitas" dan "penampakan" mewabah pada segala bidang filsafat dan juga pada seni. Apalagi di era informasi ini, antara memesis dan abstraksi, antara persepsi data langsung seperti pada seni dialektika materialis dan bentuk idealisme pada seni konstruktivis, masih membutuhkan diskusi dan bahasan tersendiri. Kata Kunci : Filsafat, Ilmu pengetahuan, Seni, Era Informasi.
(Components in Music-Culture) Sunarto, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 8, No 1 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v8i1.799

Abstract

Seorang filsuf wanita dari Amerika Serikat, Susanne K. Langer, pernah berucapbahwa, musik telah mampu merasuk ke dalam umat manusia setua umurmanusia di bumi ini. Musik telah membentuk suatu buaya tersendiri di anaraseni-seni yang lainnya. Ia hadir di setiap saat dalam suatu budaya di mana punbudaya itu tumbuh. Ada semacam universalitas: di mana ada budaya di situ pulamusik bereksistensi. Rangkaian yang membentuk komunitas dalam musik itusendiri hadir sebagai sebuah harmonisasi dari alam yang melahirkannya. Dalamkomponen-komponen budaya-musik terdapat empat yang melingkupinya, yaitu:1) ide-ide tentang musik (musik dan sistem kepercayaan, estetika musik, konteksmusik); 2) organisasi sosial musik ; 3) repertoar musik (gaya, jenis aliran, teks,komposisi, transmisi, gerakan); dan 4) budaya material musik.Kata Kunci: musik, budaya, sosial, estetika, etnisitas.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan KepalaSekolah, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Iklim Organisasi terhadap kepuasan Kerja dan Kinerja Guru SMP di Wilayah Sub Rayon 04 Kabupaten Demak Sunarto, -; Purwoatmodjo, Djumadi
Jurnal Analisis Manajemen Vol 5, No 1 (2011): Jurnal Analisis Manajemen
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2341.577 KB)

Abstract

The purpose of this study is to analyze: (1) the influence of principal leadership style on teacher job satisfaction, (2) the influence of MBS on teacher working kepuassan, (3) the influence of organizational climate on the performance of teachers (4) the influence of principal leadership style on teacher performance , (5) the influence of MBS on teacher performance, (6) the influence of organizational climate on job satisfaction of teachers (7) the influence of teachers' job satisfaction on the performance of teachers. While the population of this research is junior high school teachers in Sub Rayon 04 Demak district, amounting to 395 teachers in 13 junior high schools, the sample of 100 people taken to calculate the population units. The instrument used was a questionnaire. Data analysis using SEM. The findings showed that (1) leadership has a significant influence on job satisfaction can be accepted, because the CR of 2.096 and significant at 0.036, a significant direct effect of 0.191. (2) MBS on job satisfaction is also acceptable because the CR of 3.206 and 0.001 significant, strong and direct effect of 0.318, (3) Organizational climate has a positive effect on job satisfaction can be accepted, because the CR of 2.750 and 0.006 significant and direct influence 0.261 strong. (4) leadership style has a significant influence on teachers' performance is acceptable, because the CR of 3.096 and 0.002 significant and direct effect of the strong 0.329. (5) MBS have significant and positive effect on job satisfaction can be accepted as equal to 2.162 and significant CR equal to 0.031, and a strong direct effect of 0.235. (6) organizational climate has no influence on teacher performance, as CR of 0.448 and significant at 0.654, and the direct effect is not significant at 0.044 and (7) job satisfaction has a positive and significant teacher performance is acceptable, because the CR of 3.183 and significant at 0.001, and a strong direct effect of 0.544.
RESEPSI BUDAYA DALAM BIDANG MUSIK DI INDONESIA BARAT DAYA: SUATU PENDEKATAN MENURUT HEISENBERGIAN Sunarto, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 1, No 1 (2000)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v1i1.833

Abstract

SAMPAI saat ini, sejarah musik In­donesia belum ada yang ditulis    oleh orang Indonesia asli. Adapun alasan-alasannya, adalah sebagai berikut. 1) Tidak adanya tradisi ilmiah, sampai paling tidak satu se-tengah abad sejak abad ke-20, 2) Dalam realitasnya kolonialisme Be-landa membuat para elite Indonesia untuk terbiasa dengan tradisi Barat dalam belajar musik, dan 3) Per-hatian terpusat pada musik daerah yang menghasilkan pengkotak-kotakkan tradisi musik Indonesia.
TUGAS ILMU PENGETAHUAN DAN SENI DALAM ERA INFORMASI (The Duties of Science and Art in the Information era) Sunarto, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 2, No 3 (2001)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v2i3.856

Abstract

Pada hakekatnya argumentasi-argumentasi tentang ilmu pengetahuan dan seni berikut tugas-tugasnya dapat di dasarkan pada perdebatan metafisika dalam filsafat dalam filsafat Perdebatan ini selalu berlangsung tanpa ada habisnya. Perdebatan antara "apa"dan "apa yang dilihat", antara "ide"dan "image", antara "realitas" dan "penampakan" mewabah pada segala bidang filsafat dan juga pada seni. Apalagi di era informasi ini, antara memesis dan abstraksi, antara persepsi data langsung seperti pada seni dialektika materialis dan bentuk idealisme pada seni konstruktivis, masih membutuhkan diskusi dan bahasan tersendiri. Kata Kunci : Filsafat, Ilmu pengetahuan, Seni, Era Informasi.
(Components in Music-Culture) Sunarto, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 8, No 1 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v8i1.799

Abstract

Seorang filsuf wanita dari Amerika Serikat, Susanne K. Langer, pernah berucapbahwa, musik telah mampu merasuk ke dalam umat manusia setua umurmanusia di bumi ini. Musik telah membentuk suatu buaya tersendiri di anaraseni-seni yang lainnya. Ia hadir di setiap saat dalam suatu budaya di mana punbudaya itu tumbuh. Ada semacam universalitas: di mana ada budaya di situ pulamusik bereksistensi. Rangkaian yang membentuk komunitas dalam musik itusendiri hadir sebagai sebuah harmonisasi dari alam yang melahirkannya. Dalamkomponen-komponen budaya-musik terdapat empat yang melingkupinya, yaitu:1) ide-ide tentang musik (musik dan sistem kepercayaan, estetika musik, konteksmusik); 2) organisasi sosial musik ; 3) repertoar musik (gaya, jenis aliran, teks,komposisi, transmisi, gerakan); dan 4) budaya material musik.Kata Kunci: musik, budaya, sosial, estetika, etnisitas.