Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Agenda Media Maret 2014 Sunarwan, Bambang
Agenda Media Suratkabar Ibukota No 3 (2014)
Publisher : Agenda Media Suratkabar Ibukota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

1)      Topik isu paling menonjol dalam pengagendaan media suratkabar Ibukota Dalam Maret 2014 adalah menyangkut; Kampanye Pemilu 2014, Hilangnya Pesawat Boeing 777 MAS, dan Kasus Bank Century.2)      Bidang terbanyak dalam penggendakan suratkabar, yakni bidang  Politik.3)      Narasumber paling banyak yang dimunculkan oleh suratkabar dalam pengagendaan media adalah narasumber yang berasal dari Pemerintah.4)      Sasaran komunikasi dari nara sumber dalam pengagendaan media itu, lebih banyak berasal dari pihak Pemerintah.5)      Judul-judul headline suratkabar itu cenderung beragam dan cenderung tidak ada yang sama.
KAJIAN AGENDA MEDIA SURAT KABAR NASIONAL BULAN OKTOBER 2017 TENTANG KEMENONJOLAN ISU BERITA DALAM PEMBERITAAN HEADLINE Sunarwan, Bambang
Majalah Komunikasi Massa Vol 14, No 1 (2018): Komunikasi Massa
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian ini menyoroti pada masalah yang dikaji diambil dari konten headline yang disajikan surat kabar yang dijadikan sampel, yakni: Surat kabar Kompas, Media Indonesia, Republika, dan Rakyat Merdeka. Hasil kajian surat kabar pada bulan Oktober 2017 dapat dipaparkan sebagai berikut. 1) Dari Topik isu yang menonjol menyangkut Kendala dan Gangguan Sistem Informasi Partai Politik (Sipol). 2) Dari bidang masalah yang paling menonjol menyangkut isu bidang politik dalam frekuensi penyajiannya menduduki peringkat pertama. 3) Dari asal sumber informasi yang paling dominan berasal dari kalangan pemerintah. 4) Dari sisi Cover Both Side kajian mengkaji 28 edisi, 21 diantaranya menerapkan kaidah Both Side. Kajian ini merekomendasikan seyogyanya surat kabar selalu mengedepankan prinsip dan etika jurnalitik salah satunya adalah cover both sides.
INFORMASI GEOLOGI DALAM USAHA ANTISIPASI RESIKO GETARAN (Studi kasus : Perencanaan Jalan Jalan Kereta Api) SUNARWAN, BAMBANG
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 13, No 2 (2012): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v13i2.857

Abstract

Abstrak Getaran yang dalam keilmuan kebumian sering didefinisikan  sebagai suatu  energi  yang bergerak, dalam periode waktu tertentu, memiliki  simpangan dan amplitudo  yang mampu diterjemahkan ke dalam nilai – nilai numerik, setiap parameternya.Pada perencanaan keteknikan diperlukan untuk melakukan mitigasi kebencanaan, khususnya getaran yang diakibatkan oleh keretaapi. Sebagai studi kasus adalah perencanaan keteknikan jalan rel keretaapi di Merbau. Baturaja.Masukan ini akan lebih dipertajam pada saat realissi pemasangan rel, terlebih lebih jika direncanakan untuk frekuensi tinggi.    Kata  kunci :  Getaran, Modulus,Frekuensi, Getaran, Modulus
IDENTIFIKASI PARAMETER FISIKA DAN KIMIA AIRTANAH PADA AKIFER ENDAPAN PRODUK GUNUNG API (Studi kasus : Cekungan Airtanah Bandung) Sunarwan, Bambang; Kamal, Netty; Luthfi, Mustafa
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 16, No 1 (2015): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v16i1.359

Abstract

Pelamparan akifer pembentuk CAT Bandung-Soreang terdiri atas batuan hasil pengendapan batuan gunungapi hasil erupsi G.Tangkubanparahu dan dialasi oleh batuan endapan sedimen umur Tersier. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap karakteristik model hidrogeologi CAT Bandung-Soreang, dengan litologi pembentuk akuifer berupa endapan volkanik yang memiliki kemiripan parameter hidrolika (porositas dan permeabilitas) sebagai refleksi strata kehadiran dan pergerakan airtanah pada akifer dalam satu kesatuan “satuan hidrostratigrafi” (UHs) atau dikenal dengan hidrostratigrafic units (HSU). Dipertegas dengan hasil perunutan isotop stabil Oksigen-18 (18O), Deuterium (2H), dan Tritium (3H), sifat fisik-hidrokimia akuifer serta dengan mengacu pada stratigrafi cekungan geologi Bandung, karakteristik kimia airtanah untuk hidrostratigrafi volkanik CAT Bandung-Soreang, dapat diidentifikasi, dan mampu melengkapi pengembangan hidrogeologi CAT Bandung-Soreang. Tujuan penelitian adalah menyusun hidrostratigrafi sesuai kaidah hidrogeologi untuk daerah endapan volkanik dilengkapi dengan karakterisasi hidrokimia akuifer, perunutan konsentrasi Oksigen -18 (18O), Deuterium (2H), dan Tritium (3H) dengan daerah penelitian Cekungan Airtanah (CAT) Bandung - Soreang. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan tiga pendekatan yakni: observasi hidrogeologi permukaan, identifikasi dan analisis sifat hidrolika akifer sumber air (mata air, sumur gali dan data pengeboran), serta memanfaatkan analisis statistik terhadap data hidrokimia airtanah. Penjelasan masing masing metode diterangkan pada pembahasan metodologi.  Kata kunci   :  identifikasi, parameter, akifer, hidrostratigrafi, hidrokimia, cekungan airtanah
PENENTUAN SATUAN HIDROSTRATIGRAFI (HSU) DI DAERAH VOLKANIK (Studi Kasus : Daerah Cekungan Bandung) SUNARWAN, BAMBANG
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 12, No 2 (2011): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v12i2.860

Abstract

Abstrak Endapan hasil erupsi gunungapi di permukaan pada zona tak jenuh diketahui berpengaruh terhadap susunan ataupun urutan Satuan Hidrostratigrafi atau Hidrostratigraphic Unit  (HSU) Pada Endapan Gunungapi Kuarter .Pembahasan  HSU dilakukan terhadap bataun endapan gunungapi di daerah Bandung, lebih ditekankan pada data 3 (tiga) kelompok Satuan Batuan endapan Gunungapi yang  menempati daerah Bandung, dengan dominasi Tufa Pasir (Formasi Cikidang), dan Satuan Tufa Berbatu Apung (Formasi Cibereum) dan 3) Kelompok Breksi Gunungapi (Formasi Cikapundung), dengan memanfaatkan korelasi penampang, geologi dan geofisik; data hasil pengujian/pengukuran sifat fisik diantaranya permeabilitas, transmisivitas maka diperoleh beberapa kelompok akiferKarakteristik primer, yang dipakai dasar untuk mendefinisikan satuan-satuan hidrostratigrafiatau Hidrostratigraphic Unit  (HSU) daerah Cekungan Bandung Utara mencakup: a) Karakterisasi interkonektivitas hidrolik dalam sebuah HSU; b) Mengintegrasikan interkonektivitas hidrolik dengan HSU berdekatan; c) Memperjelas batas-batas dan mempertajam komunikasi hidrolik vertikal dan horisontal.Untuk mengidentifikasi dan melakukan korelasi HSU, di daerah Cekungan Bandung digunakan sebuah metodologi dengan  memadukan data/parameter : a) evaluasi geologis, geofisis,  b) uji pemompaan, elevasi muka air tanah,  dan c) dan data kimiawi air tanah (ground water) dan air bumi (soil water) yang umum dimanfaatkan. Proses idntifikasi difokuskan untuk korelasi lapisan-lapisan dengan permeabilitas rendah yang diasumsikan akan memiliki sebaran lateral lebih luas dan menerus untuk mempertajam informasi hidrolik dan dinamika airtanah. Kata kata Kunci :   interkonektivitas, komunikasi hidrolik vertikal dan horisontal., groundwater, korelasi akifer, porositas, transmisivitas, permeabilitas.
PEMANFAATAN ISOTOP LINGKUNGAN DI DAERAH CEKUNGAN AIRTANAH BANDUNG Hendrasto, Fajar; Sunarwan, Bambang
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 14, No 2 (2013): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v14i2.422

Abstract

Hal yang dilakukan dalam survey Survey untuk melakukan delineasi daerah resapan adalah: Sampling environment isotope, yaitu 180, 2H, dan 3H yang terdapat pada mataair, sumurgali, dan sumur pantau dalam yang dipilih.Dua isotop yang pertama akan digunakan untuk menentukan posisi ketinggian daerah resapan, sementara isotop yang ketiga akan digunakan untuk melakukan analisis umur airtanah.Dalam hubungannya  dengan  penentuan  ketinggian  daerah  resapan,  air  hujan pada  berbagai ketinggian juga dilakukan pengambilan sampel dan dilakukan analisis untuk tujuan melakukan rekonstruksi local meteoric water line.Air dari mataair yang keluar ke permukaan merupakan suatu komponen sistem hidrologi dalam siklus hidrologi. Pada dasarnya, siklus hidrologi melibatkan proses pendinginan awan dan kondensasi di atmosfir penyebab terjadinyai hujan.Air pada sistem akifer tergantung kondisi hidrogeologi setempat, bisa berasal dari air hujan yang terjadi di atas tanah atau dikenal sebagai resapan lokal (local recharge). Namun bisa juga berasal dari air hujan yang terjadi pada area lebih tinggi dan lebih jauh kemudian meresap ke dalam tanah yang mampu bersifat menyimpan selanjutnya mengalir sebagai airtanah. Kata-kata Kunci   :   mataair, sumurgali, dan sumur pantau , siklus hidrologi, environment isotope, local meteoric water line, (local recharge).
KARAKTERISASI PHISIK AIRTANAH DAN IDENTIFIKASI PEMUNCULAN MATAAIR PADA AKUIFER ENDAPAN GUNUNG API (Studi Kasus : Endapan Gunungapi Tangkubanperahu di Cekungan Bandung) SUNARWAN, BAMBANG
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 15, No 1 (2014): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v15i1.853

Abstract

Gunung Tangkubanperahu (2.064 m.apl) merupakan gunung api strato, berada di wilayah Bandung Jawa Barat, menjadi puncak batas utara cekungan Bandung. Memiliki zonasi kemunculan mata air ke arah selatan dan menempati kaki G.Tangkubanperahu, jumlah total kurang lebih 142 mata air dengan kisaran debit 1 l/s hingga 15 l/s. Kemunculan mataair memiliki tipe umum rekahan pada batuan lahar dan lava, serta tipe depresi untuk kemunculan mata air pada tanah pelapukan .Kajian ini dimaksudkan menjadi informasi pokok untuk tujuan mengidentifikasi model hidrogeologi yang terdiri dari sistem akifer endapan gunung api dan pola aliran air di dalam tanah.  Kata-kata kunci :   akuifer,  volkanik
PEMETAAN TINJAU DAERAH ALTERASI PADA SISTEM VEIN - EPITHERMAL Studi Kasus : Daerah Sengon dan sekitarnya, Kec.Tugu, Kab. Trenggalek – Jawa Timur. SUNARWAN, BAMBANG
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 11, No 2 (2010): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v11i2.861

Abstract

Abstrak Pengendapan mineral bijih merupakan proses hidrotermal – magmatic dan dipengaruhi oleh perbedaan urutan pembentukan, kedalaman pembentukan, jenis magma asal pembentuk batuan terobosan (intrusi) dan batuan samping (host rock) serta komposisi larutan magma pengubah batuan asal itu sendiri.Karakteristik dan kelimpahan mineral hasil alterasi hidrotermal terbentuk akibat reaksi antara larutan hidrortermal dengan batuan samping dipengaruhi oleh beberapa faktor utama yakni : temperatur, komposisi fluida (terutama pH), kondisi permeabilitas batuan dan proses pendidihan.Mineral alterasi non lempung daerah kajian dapat diklasifikasikan menjadi lima kelompok besar yakni : silika, kalk - silikat, karbonat, oksida besi dan sulfida.Pada alterasi mineral lempung, diketahui merupakan mineral hydrated alumino-silicate, memiliki struktur yang peka terhadap temperatur  pembentukan dan lingkungan kimiawi (Harve, 1999). Analisa terhadap mineral lempung dari contoh batuan, digunakan untuk menentukan nilai temperatur pembentukan (indikator) dan gradient termal. Dari analisa PIMA dan XRD. mineral lempung yang muncul di daerah kajian terdiri dari group klorit, kaolin, illit, monmorilonit serta mineral lempung lain (gypsum dan jarosit).Kumpulan, himpunan dan asosiasi mineral hasil ubahan dapat mencerminkan kondisi lingkungan, pH dan suhu (Browne, 1977; Hayashi, 1973; hedenquist, 1988). Zona alterasi daerah kajian terdiri atas empat zona yang merupakan kumpulan mineral ubahan, disesuaikan dengan hasil analisa PIMA, XRD dan pengamatan mineralogy contoh batuan alterasi, kisaran temperatur, pH dan kesebandingan zona alterasi kemudian zonasi alterasi ditentukan berdasarkan ketentuan yang dibuat oleh Kingston – Morrison dan Cobert Leach, 1996) Kata-kata kunci  : intrusi, hydrothermal – magmatic, host rock, ekplorasi, magma, fracture, cavity filling, replacement, zona mineralisasi, alterasi, dispotted, .
OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR (SDA) UNTUK MENJADI SUMBER ENERGI BARU DAN TERBARUKAN (EBT) Studi Kasus : PLTMH Mangelum, Kabupaten Boven Digoel Provinsi Papua SUNARWAN, BAMBANG
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 14, No 1 (2013): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v14i1.854

Abstract

Sumber daya air merupakan  potensi untuk untuk dijadikan energi baru dan terbarukan (EBT), sebagai antisipasi kekurangan energy khususnya energy listrik. Begitupun yang dialami oleh distrik-distrik yang ada di wilayah Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua, yang pada saat sekarang ini masih kekurangan pasokan listrik untuk disalurkan ke kampung-kampung yang ada di seluruh distrik di Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua. Salah satunya adalah kampong Bayangop, Distrik Mangelum. Yang mempunyai potensi sumberdaya air yang dapat dijadikan sumber energy listrik terutama sumber energy listrik dari pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH)Kata Kunci :  PLTMH, Penstocks, Elevasi,  KW, KVA.