p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal e-CliniC
Haryanto Sunaryo
Universitas Sam Ratulangi

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

FRAKTUR AKIBAT OSTEOPOROSIS Syam, Yulianingsih; Noersasongko, Djarot; Sunaryo, Haryanto
e-CliniC Vol 2, No 2 (2014): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.2.2.2014.4885

Abstract

Abstract: This thesis to find out thypes of fractures due to osteoporosis, complementary examination to diagnose osteoporosis, and treatment of osteoporosis general. The contents of thus thesis aimed to reduce the occurrence of fracture due to osteoporosis. Metods used in this thesis is the collection of reference materials and data on fracture due to osteoporosis from text book journals, magazines, and the internet. The result obtained it is influenced by the hormone estrogen. The number of women threatened Indonesia?s increasing osteoporosis caused by such as smoking, alcohol consumption, anda long term use of steroid. Thus knowledge and information about age prematurely. Avidly consume foods high in calcium such as milk and processed milk products, expand activity, often basking in the morning, avoid smoking, as well as avoid consumption of alcoholic beverages Keywords: fracture, osteoporosis, women, calsium, life style.     Abstrak: Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis fraktur akibat osteoporosis, pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis osteoporosis, dan penanganan osteoporosis secara umum. Isi dari skripsi ini ditujukan untuk mengurangi terjadinya fraktur akibat osteoporosis. Metode yang digunakaan dalam skripsi ini yaitu pengumpulan bahan-bahan acuan dan data tentang fraktur akibat osteoporosis yang berasal dari buku teks, jurnal, internet, maupun majalah. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa osteoporosis merupakan penyakit wanita dibanding pria karena dipengaruhi oleh hormon estrogen. Jumlah wanita yang terancam osteoporosis di Indonesia semakin meningkat yang disebabkan karena kurangnya asupan kalsium dan perubahan gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol, dan penggunaan steroid jangka panjang. Dengan demikian, pengetahuan dan informasi tentang osteoporosis sangat penting sebagai upaya pencegahan bagi wanita usia dini. Rajin mengkonsumsi makanan berkalsium tinggi seperti susu dan produk olahan susu lainnya, perbanyak aktivitas, sering berjemur di pagi hari, hindari rokok, serta hindari konsumsi minuman beralkohol. Kata kunci: fraktur, osteoporosis, wanita, kalsium, gaya hidup
Pola tumor rongga mulut di Rsup Prof.Dr.R.D Kandou Manado periode 2014-2016 Kanaco, Megawati; Pontoh, Victor; Sunaryo, Haryanto
e-CliniC Vol 4, No 2 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i2.14474

Abstract

Abstract: Tumor in general terms is a mass or growth of abnormal system in the body. There are 2 types of tumor benign tumors and malignant tumor. Manifestasion can various shape, ranging form small lesion, mass or granulation until the tumor is widespread. Tumor/oral cancer is counted about 2% from all cancer mortalities are the sixth most common malignabt tumor in the world. Objective researchto determain the pattern of oral cancer at Prof. DR. R. D. Kandou general hospital manado periods 2014-2016. The method use in this research is descriptive retrospective study. Data was collected from medical record in medical record installation and department of the anatomic pathology at Prof. DR. R. D. Kandou general hospital manado periods 2014-2016. This research was found tumor of oral of the period was 67 case. Benign tumor of oral was 27 case and malignant tumor of oral was 40 case.Keywords: tumor of oral, benign tumor of oral, dan malignant tumor of oral. Abstrak: Tumor dalam istilah umum adalah pertumbuhan massa atau jaringan abnormal dalam tubuh. Tumor terbagi menjadi 2 yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Manifestasinya dapat berbagai bentuk, mulai dari lesi kecil, massa atau granulasi sampai dengan tumor yang sudah meluas. Tumor/kanker rongga mulut ditemukan sekitar 2% dari seluruh keganasan ,merupakan urutan keenam terbanyak dari seluruh tumor ganas yang dilaporkan di dunia. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pola tumor rongga mulut di RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado periode 2014-2016. Penelitian yang di laksananakan menggunakan metode penelitian deskriptif retrospektif. Data diambil dari rekam medik di instalasi rekam medik dan bagian patologi anatomi RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado periode 2014-2016. Pada penelitian ini di jumpai penderita tumor rongga mulut pada periode tersebut adalah 67 kasus, yang terbagi dari tumor jinak rongga mulut 27 kasus dan tumor ganas rongga mulut 40 kasus. Kata kunci: tumor rongga mulut, tumor jinak rongga mulut, dan tumor ganas rongga mulut.
Pengaruh Pemberian Bifosfonat terhadap Pasien dengan Fraktur Tulang Panjang Pasca Open Reduction Internal Fixation (ORIF) Ijong, Jessie I.; Sunaryo, Haryanto; Rawung, Rangga
e-CliniC Vol. 12 No. 3 (2024): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v12i3.49019

Abstract

Abstract: Clinical, radiographic, and laboratory tests can be used to evaluate bone healing of fractured bone. This study aimed to analyze the impact of bisphosphonate medication on the prognosis of patients receiving open reduction internal fixation (ORIF) for long bone fractures. This was a randomized controlled trial study. Information was gathered prospectively, meaning that osteocalcin level was checked on each patient who fulfilled the study's eligibility requirements. The non-parametric Mann-Whitney test or the bivariate T test was the employed statistical test. Linear regression test was applied to multiple variables. The results showed that the average age of men and women was 36 years, with a 6:4 gender ratio. Patients were divided into two groups, namely the bisphosphonate and the control groups The average pre-ORIF osteocalcin level was 12 ng/mL. In comparison to controls, patients taking oral bisphosphonates had a slightly higher mean (12.9 vs 11.5 ng/mL; p=0.017). This difference maintained following ORIF, when the mean osteocalcin level in the bisphosphonate group increased to roughly 20 ng/mL whereas it was only 16 ng/mL in the control group (p=0.002). The callus index of the patients pre-ORIF did not significantly differ from the mediolateral or anteroposterior aspects. After ORIF, differences started to be noticed where both methods of measuring the callus index produced identical results for patients on oral bisphosphonates (median 1.2) and controls (median 1.1). In conclusion, administration of sodium bisphosphonate has an influence on patients experiencing long bone fractures and open reduction internal fixation (ORIF). Keywords: long bone fracture; osteocalcin; callus; bisphosphonate   Abstrak: Penyembuhan tulang (union) dapat dinilai dari pemeriksaan klinis, radiologis, dan laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian bifosfonat terhadap luaran pasien fraktur tulang panjang pasca open reduction internal fixation (ORIF). Jenis penelitian ialah studi randomized controlled trial. Informasi dikumpulkan secara prospektif, yaitu setiap pasien yang memenuhi kriteria penelitian diambil datanya dan diperiksa kadar osteokalsin. Uji bivariat yang digunakan ialah uji T atau uji non parametrik Mann–Whitney, serta uji multivariat menggunakan regresi linear. Hasil penelitian mendapatkan rasio laki-laki : perempuan sebesar 6:4 dengan rerata usia 36 tahun, yang dibagi atas kelompok bifosfonat dan kelompok kontrol.  Kadar osteokalsin pra ORIF secara umum sekitar 12 ng/mL. Nilai rerata tersebut sedikit lebih tinggi pada kelonmpok bifosfonat dibandingkan kontrol (12,9 vs 11,5 ng/mL; p = 0,017). Perbedaan tersebut terus bertahan pasca ORIF di mana rerata kadar osteokalsin mencapai sekitar 20 ng/mL pada kelompok bifosfonat sedangkan kontrol 16 ng/mL (p=0,002). Indeks kalus para pasien sampel pra ORIF relatif tidak berbeda baik dilihat dari aspektus anteroposterior maupun mediolateral. Perbedaan mulai terdeteksi pasca ORIF di mana kedua pendekatan penilaian indeks kalus tersebut memberikan hasil yang sama untuk pasien dengan bifosfonat oral (median 1,2) maupun kontrol (median 1,1). Simpulan penelitian ini ialah pemberian natrium bifosfonat memiliki pengaruh terhadap pasien fraktur tulang panjang dengan open reduction internal fixation (ORIF). Kata kunci: fraktur tulang panjang; osteokalsin; kalus; bifosfonat
Pola Bakteri dan Resistensi Antimikroba pada Infeksi Terkait Fraktur Terbuka di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Senduk, Ryan A.; Lengkong, Andriessanto; Sunaryo, Haryanto
e-CliniC Vol. 12 No. 2 (2024): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v12i2.54339

Abstract

Abstract: Fracture-related infection is a serious complication in orthopedic trauma, both in terms of infection and surgery. The use of antibiotics is a crucial component in the management of fracture-related infection, however, it can also lead to antibiotic resistance. This study aimed to evaluate the patterns of bacteria and antimicrobial resistance in open fracture-related infections at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital in Manado. This was a descriptive study with a cross-sectional design. Samples consisted of patients with open fracture-related infections and had microbiological culture and drug sensitivity data. Secondary data were collected and analyzed using categorical and numerical data. The results obtained 20 subjects with the average age of 42.8±19.0 years, dominated by males (80%), and the most common location of fracture was tibia/fibula (65%). The highest multidrug resistance rates by bacterial type were found in Klebsiella and Enterobacter (medians of 9 and 7, respectively). Based on bacterial type and antimicrobial resistance, the most common bacteria were Staphylococcus aureus and Enterobacter (30%), followed by MRSA and Klebsiella (15%), Acinetobacter baumanni and Pseudomonas (1%). The highest percentage of antibiotic resistance was found in ampicillin-sulbactam, ciprofloxacin, and gentamicin. Meanwhile, the highest distribution of antibiotic sensitivity was found in trimethoprim sulfamethoxazole, amikacin, clindamycin, and meropenem. In conclusion, open fracture cases are most commonly associated with Staphylococcus aureus and Enterobacter. Antibiotic resistance is predominantly observed in ampicillin sulbactam, ciprofloxacin, and gentamicin. Keywords: infection; open fracture; antibiotics; bacterial resistance   Abstrak: Infeksi terkait fraktur merupakan komplikasi serius dalam trauma ortopedi, baik dari segi infeksi maupun pembedahan. Penggunaan antibiotik menjadi salah satu bagian dalam penatalaksanaan infeksi, namun hal ini dapat mengakibatkan resistensi antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pola bakteri dan resistensi antimikroba pada infeksi terkait fraktur terbuka di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Sampel penelitian ialah pasien dengan infeksi terkait fraktur terbuka yang memiliki data hasil pemeriksaan kultur mikroba dan sensitivitas obat. Pengumpulan data melalui data sekunder dan dianalisis melalui data kategorik dan numerik. Hasil penelitian mendapatkan 20 subjek, dengan rerata usia 42,8±19,0 tahun. Majoritas subjek ialah laki-laki (80%), dan jenis fraktur terbanyak di tibia/fibula (65%). Hasil multidrug resistance tertinggi menurut jenis bakteri ialah pada Klebsiella dan Enterobacter dengan median masing-masing 9 dan 7. Berdasarkan jenis bakteri dan resistensi antimikroba, yang terbanyak yaitu Staphylo-coccus aureus dan Enterobacter (30%), diikuti MRSA dan Klebsiella (15%), Acinetobacter baumanni dan Pseudomonas (1%). Distribusi resistensi antibiotik tertinggi pada ampicilin-sulbactam, ciprofloxacin, dan gentamisin, sedangkan distribusi sensitivitas antibiotik tertinggi pada trimethoprim sulfomethoxa-zole, amikasin, clindamycin, dan meropenem. Simpulan penelitian ini ialah pada kasus patah tulang terbuka jenis bakteri terbanyak ialah Staphylococcus aureus dan Enterobacter. Resistensi antibiotik didominasi oleh ampicillin sulbactam, ciproflocacin, dan gentamicin. Kata kunci: infeksi; fraktur terbuka; antibiotik; resistensi bakteri