Arif Chasannudin
Institut Pesantren Mathali'ul Falah

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Nationalist Pluralism in Fiqh Sosial: Ideas and Actions of KH. MA. Sahal Mahfudh Arif Chasannudin; Jamal Ma'mur Asmani
Santri: Journal of Pesantren and Fiqh Sosial Vol 1 No 2 (2020): December 2020
Publisher : The Institute of Research and Service Community IPMAFA Pati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35878/santri.v1i2.244

Abstract

This study explores the ideas and actions of KH. MA Sahal Mahfudh's pluralism as a role model for society. This qualitative descriptive research used fiqh sosial as a tool of analysis. The data is derived from the different works of Kiai Sahal and other supporting works are complemented by interviews with figures who understand the thinking of Kiai Sahal. The results of research on the thoughts and practices of Kiai Sahal on pluralism are fiqh ikhtilaf, the basic principle of pluralism that promotes tolerance, and the state does not need to be labeled Islam. Meanwhile, Kiai Sahal's pluralism practices include accepting Pancasila, fighting for non-Muslim burials, allowing non-Muslims to teach in pesantren, engaging in interfaith cooperation, prohibiting hostility to non-Muslims, and differentiating between religious areas and mu'amalah. Kiai Sahal's contribution to the aspect of thinking is to open up the inclusiveness of thought while in fact, it can enhance the diversity of the country. Based on this research, Kiai Sahal Mahfudh's pluralism style is nationalist pluralism.
Pelatihan Aplikasi Scratch Untuk Meningkatkan Kemampuan Computational Thinking Pada Guru Arif Chasannudin; Latifah Nuraini; Nur Aini Luthfiya
Kifah: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Mafapress Institut Pesantren Mathali'ul Falah Pati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35878/kifah.v1i2.502

Abstract

Keterampilan yang dibutuhkan pada abad 21 diantaranya adalah computational thiking (CT). Kecakapan CT ini harus dikuasai oleh sisiwa agar ia mampu menghadapi tantangan dalam era revolusi industri 4.0 dan society 5.0. CT adalah metode berpikir untuk merumuskan persoalan dan solusinya, di mana solusinya secara efektif dapat dieksekusi oleh agen pemroses informasi baik berupa komputer, atau manusia. Pembelajaran CT dapat dilakukan dengan berbagai metode, baik terintegrasi dalam mata pelajaran tertentu atau menjadi mata pelajaran pemograman. Di antara cara mengenalkan dan membiasakan berpikir komputasional adalah dengan menggunakan aplikasi Scratch. Aplikasi ini membantu siswa dalam belajar pemograman tanpa harus tahu skrip bahasa pemograman. Dengan hanya ”drag dan drop” siswa dapat membuat sebuah game yang menarik. Kemampuan CT ini tentu harus dimulai dari kemampuan guru dalam mengajarkan CT. Pengabdian masyarakat ini bermaksud membekali guru agar dapat mengajarkan CT denganaplikasi Scratch. Sasaran pelatihan adalah para guru di MI Tamrinusibyan Sumbersari Kayen Pati Jawa Tengah.Metode pengabdian ini menggunakan ABCD (Asset Based Community Development) dengan tahapan persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil yang didapatkan dari pelatihan ini adalah para guru 67 % mampu memahami sctrath dengan baik dan 33% masih cukup baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru mampu mengenal tentang computional thinking dan metode pengajarannya dengan menggunakan aplikasi Scratch setelah mengikuti pelatihan.