Marleen Sunyoto
Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pangan, FTIP, Universitas Padjadjaran Bandung

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KAJIAN SIFAT FUNGSIONAL DAN AMILOGRAFI PATI UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) DENGAN PERLAKUAN SUHU DAN LAMA WAKTU HEAT MOISTURE TREATMENT SEBAGAI BAHAN SEDIAAN PANGAN DARURAT sunyoto, marleen
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.123 KB) | DOI: 10.23887/jst-undiksha.v5i2.8824

Abstract

Pemuliaan Tanaman Ubi Jalar yang dilakukan di Lahan Percobaan Universitas Padjadjaran telah menghasilkan klon-klon baru ubi jalar unggulan, salah satunya yaitu Awachy 5. Awachy 5 mengandung pati yang cukup tinggi, yaitu 25,46% sehingga dapat diolah lebih lanjut menjadi tepung pati sebagai bahan baku Emergency Food. Namun pati alami belum dimanfaatkan secara optimal karena sifat fungsional dan sifat amilografi pati yang kurang baik, sehingga diperlukan perlakuan lebih lanjut untuk memperbaiki sifat tersebut. Perlakuan modifikasi fisik dengan Heat Moisture Treatment (HMT) dapat memperbaiki sifat fungsional dan amilografi pati. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh suhu dan lama waktu modifikasi HMT yang menghasilkan pati ubi jalar dengan sifat fungsional dan amilografi yang berbeda. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu tanpa pemanasan (kontrol), pemanasan HMT pada suhu 80oC 4 jam;  80oC 8 jam; 110oC 4 jam; dan 110oC 8 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pati ubi jalar dengan pemanasan HMT pada suhu 110oC selama 8 jam merupakan perlakuan terpilih dengan swelling volume 4,205 ml/g, solubility 2,117%, freeze thaw stability 48,655%, kekuatan gel 4,684 gf, derajat putih 76,717%, suhu awal gelatinisasi 83,388oC, viskositas puncak 5063,833 cP, viskositas breakdown 486,500 cP, dan viskositas setback 3596,833 cP.Kata kunci : Awachy 5, modifikasi HMT, pati, sifat fungsional, amilografi
KAJIAN KARAKTERISTIK PURE KERING UBI JALAR DENGAN PERLAKUAN SUHU DAN LAMA ANNEALING SEBAGAI SEDIAAN PANGAN DARURAT Sunyoto, Marleen; Andoyo, R.; Radiani A., H.; Nurmalinda, Rista
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.995 KB) | DOI: 10.23887/jst-undiksha.v6i1.9047

Abstract

Klon ubi jalar unggulan Awachy 5 memiliki kandungan pati tinggi dan ketahanan hama yang lebih baik dibandingkan ubi jalar lokal. Namun pengolahannya menjadi pure kering dengan menggunakan suhu tinggi menyebabkan kerusakan granula pati karena kurang stabil terhadap pemanasan dan berdampak pada  tekstur produk yang menjadi lengket. Masalah ini dapat diperbaiki melalui proses modifikasi annealing.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan perlakuan suhu dan lama annealing yang menghasilkan  pure kering ubi jalar dengan karakteristik yang berbeda. Metode penelitian adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan 3 ulangan, yaitu kontrol, annealing 40oC selama 4 jam; 40oC, 8 jam; 50oC, 4 jam; dan  50oC, 8 jam. Hasil penelitian menunjukan bahwa pure kering ubi jalar dengan perlakuan annealing 50oC selama 4 jam menghasilkan karakteristik terbaik dengan kadar air 4,88%, suhu awal gelatinisasi 54,30oC, viskositas puncak 850,5 cP, viskositas breakdown 29,37 cP, viskositas setback 395 cP, hardness 108,54 gf, adhesiveness -69,774 gf, kesukaan panelis terhadap warna 3,311, daya rehidrasi 3,216 ml/g, rendemen sebesar 23,11%%, serta memiliki kandungan protein 1,76%, lemak 1,89%, abu 0,76%, dan karbohidrat 90,88%. Karakteristik tersebut menunjukan bahwa pure kering dapat menjadi sediaan pangan darurat dalam bentuk basah dan semi basah seperti sup dan produk siap konsumsi dengan direhidrasi.
Pengembangan Produk Pangan Baru ‘Pasayu’ Bernutrisi, Berbasis Kearifan Lokal sebagai Bahan Baku (Development of New Food Product of Nutritious Pasayu, Based on Local Wisdom as Raw Materials) Sunyoto, Marleen; Nurmala, Tati; Kastaman, Roni; Muchtadi, Deddy
JURNAL PANGAN Vol 25, No 1 (2016): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1213.282 KB) | DOI: 10.33964/jp.v25i1.305

Abstract

‘Pasayu’ adalah produk pangan baru pasta fettuccine yang menggunakan  tepung komposit yang terdiri dari tepung limbah ubi kayu, tepung jagung dan tepung kacang hijau. Tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh formula yang tepat, antara tepung limbah ubi kayu, tepung jagung dan tepung kacang hijau untuk meningkatkan kandungan protein dan serat. Metode eksperimen terdiri dari analisis cluster pada data yang diperoleh dari metode survei, menghasilkan varietas Karikil dengan 0,023 persen kandungan HCN, 11,9 persen pati, serat 7,2 persen serat dan rendemen 16,6 persen, dan Metoda Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan dan 4 pengulangan. Hasilnya memperlihatkan bahwa Perlakuan B (20 : 80) pada ‘Pasayu’ jagung adalah perlakuan terbaik dengan karakteristik sebagai berikut : 9,2 persen protein, 9,5 persen kandungan uap air, 3,57 persen serat, 62,39 persen pati, 6,84 persen kandungan lemak, 72,8 persen karbonhidrat, 1,6 persen kandungan abu, kekerasan 208,7429 gF dan daya rehidrasi 73,385 gF. Perlakuan terbaik pada ‘Pasayu’ kacang hijau adalah 70 : 30 dengan karakteristik: kandungan protein 12,23 persen, kandungan uap air 8,97 persen, serat 5,23 persen, pati 33,2 persen, lemak 5,03 persen, karbohidrat 69,32 persen dan  kandungan abu 4,45 persen, kekerasan 1543.524 dan daya rehidrasi 149.23 gF.High nutrient’s Pasayu is a new fettucine-type pasta food product with composite flour as the basic material that consisting of cassava waste flour, mixed with corn flour and mungbean flour. The study was aimed to obtain the proper formulation of the ratio of cassava waste flour to corn flour and cassava waste flour to mungbean flour, to increase protein content and Pasayu fiber that exceed commercial pasta products. Experiment method consisted of cluster analysis on the data previously obtained from survey method, giving a Karikil variety with 0.023persen HCN content, 11,9 percent starch, 7,2 percent fiber and 16,6 percent rendemen and a Randomized Block Design (RBD) with 6 treatments and 4 repetitions. Results show that B treatment (20 : 80) of corn Pasayu is the best treatment with the characteristics of: 9,2 percent protein, 9.5 percent water content, 3,57 percent, fiber,  62,39 percent starch, 6,84 percent fat content, 72.8 percent carbohydrates, 1,6 percent ash content, hardness  208,7429 gF and 73,385 of rehydration power. The best treatment of mungbean Pasayu is 70 : 30 with the characteristic: 12.23 percent protein content, 8,97 percent water content, 5,23 percent fiber content, 33,2 percent starch content, 5,03 percent fat, 69,32 percent carbohydrates  and 4,45 percent ash content, hardness is 1543.524 149,23 gF and rehydration power.
KAJIAN SIFAT FUNGSIONAL DAN AMILOGRAFI PATI UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) DENGAN PERLAKUAN SUHU DAN LAMA WAKTU HEAT MOISTURE TREATMENT SEBAGAI BAHAN SEDIAAN PANGAN DARURAT sunyoto, marleen
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol. 5 No. 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.123 KB) | DOI: 10.23887/jstundiksha.v5i2.8824

Abstract

Pemuliaan Tanaman Ubi Jalar yang dilakukan di Lahan Percobaan Universitas Padjadjaran telah menghasilkan klon-klon baru ubi jalar unggulan, salah satunya yaitu Awachy 5. Awachy 5 mengandung pati yang cukup tinggi, yaitu 25,46% sehingga dapat diolah lebih lanjut menjadi tepung pati sebagai bahan baku Emergency Food. Namun pati alami belum dimanfaatkan secara optimal karena sifat fungsional dan sifat amilografi pati yang kurang baik, sehingga diperlukan perlakuan lebih lanjut untuk memperbaiki sifat tersebut. Perlakuan modifikasi fisik dengan Heat Moisture Treatment (HMT) dapat memperbaiki sifat fungsional dan amilografi pati. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh suhu dan lama waktu modifikasi HMT yang menghasilkan pati ubi jalar dengan sifat fungsional dan amilografi yang berbeda. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu tanpa pemanasan (kontrol), pemanasan HMT pada suhu 80oC 4 jam;  80oC 8 jam; 110oC 4 jam; dan 110oC 8 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pati ubi jalar dengan pemanasan HMT pada suhu 110oC selama 8 jam merupakan perlakuan terpilih dengan swelling volume 4,205 ml/g, solubility 2,117%, freeze thaw stability 48,655%, kekuatan gel 4,684 gf, derajat putih 76,717%, suhu awal gelatinisasi 83,388oC, viskositas puncak 5063,833 cP, viskositas breakdown 486,500 cP, dan viskositas setback 3596,833 cP.Kata kunci : Awachy 5, modifikasi HMT, pati, sifat fungsional, amilografi
KAJIAN KARAKTERISTIK PURE KERING UBI JALAR DENGAN PERLAKUAN SUHU DAN LAMA ANNEALING SEBAGAI SEDIAAN PANGAN DARURAT Sunyoto, Marleen; Andoyo, R.; Radiani A., H.; Nurmalinda, Rista
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol. 6 No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.995 KB) | DOI: 10.23887/jstundiksha.v6i1.9047

Abstract

Klon ubi jalar unggulan Awachy 5 memiliki kandungan pati tinggi dan ketahanan hama yang lebih baik dibandingkan ubi jalar lokal. Namun pengolahannya menjadi pure kering dengan menggunakan suhu tinggi menyebabkan kerusakan granula pati karena kurang stabil terhadap pemanasan dan berdampak pada  tekstur produk yang menjadi lengket. Masalah ini dapat diperbaiki melalui proses modifikasi annealing.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan perlakuan suhu dan lama annealing yang menghasilkan  pure kering ubi jalar dengan karakteristik yang berbeda. Metode penelitian adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan 3 ulangan, yaitu kontrol, annealing 40oC selama 4 jam; 40oC, 8 jam; 50oC, 4 jam; dan  50oC, 8 jam. Hasil penelitian menunjukan bahwa pure kering ubi jalar dengan perlakuan annealing 50oC selama 4 jam menghasilkan karakteristik terbaik dengan kadar air 4,88%, suhu awal gelatinisasi 54,30oC, viskositas puncak 850,5 cP, viskositas breakdown 29,37 cP, viskositas setback 395 cP, hardness 108,54 gf, adhesiveness -69,774 gf, kesukaan panelis terhadap warna 3,311, daya rehidrasi 3,216 ml/g, rendemen sebesar 23,11%%, serta memiliki kandungan protein 1,76%, lemak 1,89%, abu 0,76%, dan karbohidrat 90,88%. Karakteristik tersebut menunjukan bahwa pure kering dapat menjadi sediaan pangan darurat dalam bentuk basah dan semi basah seperti sup dan produk siap konsumsi dengan direhidrasi.