Tri Wahyu Budiutomo
Unknown Affiliation

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

TANTANGAN MEWUJUDKAN LEMBAGA SYAREKAT ISLAM YANG RELEVAN DAN BERMUTU Tri Wahyu Budiutomo
Academy of Education Journal Vol 3 No 1 (2012): Academy of Education Journal
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.207 KB) | DOI: 10.47200/aoej.v3i1.80

Abstract

Pendidikan merupakan sebuah indikator penting untuk mengukur kemajuan sebuah bangsa. Jika sebuah bangsa ingin ditempatkan pada pergaulan dunia dalam tataran yang bermartabat dan modern, maka yang pertama-tama harus dilakukan adalah mengembangkan pendidikan yang memiliki relevansi dan daya saing bagi seluruh anak bangsa. Trilogi Syarekat Islam : Sebersih-bersih Tauhid, Setinggi-tinggi ilmu dan Sepandai-pandai siasah tepat untuk dijadikan instrument dan aspirasi penegakan pendidikan yang bermartabat dan modern khususnya bagi sekolah-sekolah yang bernaung/memiliki ideology Syarekat Islam. Hubungan Aspiratif antar lembaga-lembaga Pendidikan , perlu ditingkatkan dan dioptimalkan dalam rangka membangun jejaring bagi peningkatan mutu lembaga-lembaga pendidikan Syarekat Islam. Perlu dibentuk Komisi Standard kurikulum, silabus dan buku ajar Ke-SI-an yang bermutu dan relevan dengan perkembangan jaman, dengan fokus membentuk karakter umat untuk berkehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang Islami , harmonis moderat dan modern.
PERAN TRILOGI SYAREKAT ISLAM DALAM MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG BERMARTABAT DAN MODERN Tri Wahyu Budiutomo
Academy of Education Journal Vol 3 No 2 (2012): Academy of Education Journal
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.951 KB) | DOI: 10.47200/aoej.v3i2.87

Abstract

Pendidikan merupakan sebuah indikator penting untuk mengukur kemajuan sebuah bangsa. Jika sebuah bangsa ingin ditempatkan pada pergaulan dunia dalam tataran yang bermartabat dan modern, maka yang pertama-tama harus dilakukan adalah mengembangkan pendidikan yang memiliki relevansi dan daya saing bagi seluruh anak bangsa. Trilogi Syarekat Islam : Sebersih-bersih Tauhid, Setinggi-tinggi ilmu dan Sepandai-pandai siasah sangat tepat untuk dijadikan instrument dan aspirasi penegakan pendidikan yang bermartabat dan modern khususnya bagi sekolah-sekolah yang bernaung/memiliki ideology Syarekat Islam. Kemajuan Syarekat Islam terutama berkaitan dengan keberadaan lembaga-lembaga Pendidikan , hubungan tataran aspiratif dengan mengktualisasikan. Trilogi Sarekat Islam merupakan langkah yang bijaksana dan tepat. Perlu disusun kurikulum , silabus dan bahan ajar Ke-SI-an dengan fokus membentuk karakter umat untuk berkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang islami , harmonis moderat dan modern.
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER BANGSA Tri Wahyu Budiutomo
Academy of Education Journal Vol 4 No 1 (2013): Academy of Education Journal
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.352 KB) | DOI: 10.47200/aoej.v4i1.94

Abstract

Setiap ilmu harus memiliki syarat-syarat ilmiah, yaitu mempunyai objek, metode, sistem dan bersifat universal. Objek pembahasan setiap ilmu harus jelas, baik objek material maupun objek formalnya. Objek material adalah bidang sasaran yang dibahas dan dikaji oleh suatu bidang atau cabang ilmu. Sedangkan objek formal adalah sudut pandang tertentu yang dipilih untuk membahas objek material tersebut. Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) telah memenuhi persyaratan sebuah ilmu pengetahuan. Tujuan utama (PKN) adalah mendewasakan masyarakat / warga Negara Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dari sebuah negara yang mengklaim sebagai suati negara demokrasi. PKn di Indonesia terkait erat dengan empat pilar demokrasi Indonesia, yaitu : Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Kebhinekatunggalikaan. Warga negara yang memiliki partisipasi baik aktif maupuin pasif dalam upaya ikut seta mewujudkan cita-cita bangsa dan negara Indonesia, suatu negara yang adil dan makmur, aman dan sentausa.
BAGAIMANA MEWUJUDNYATAKAN/MEMPERKUAT VISI PROGRAM STUDI (PRODI) LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN (LPTK)KE DALAM RANGKAIAN AKSI Tri Wahyu Budiutomo
Academy of Education Journal Vol 4 No 2 (2013): Academy of Education Journal
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.303 KB) | DOI: 10.47200/aoej.v4i2.102

Abstract

Eksistensi program studi kependidikan sangat dipengaruhi oleh upaya mempertegas hakekat keilmuan dan visi serta mewujudnyatakan dalam kesatuan aksi. Ketegasan hakekat keilmuan suatu program studi berkaitan erat dengan profil ideal lulusan dan kurikulum yang akan disusun. Tinjauan Filosofi keilmuan bidang ilmu program studi kependidikan harus jelas dan tegas, meliputi tinjauan ontologis, epistemologis dan axiologis. Selain itu harus terpenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan, meliputi : obyektif, metodis, dan universal. Agar visi dapat berubah atau diwujudnyatakan menjadi rangkaian aksi yang sistematis, dibutuhkan arsitektur organisasi yang mampu mensinergiskan 3 (tiga) hal dasar dalam organisasi, pada kondisi sekarang, dibutuhkan “destruksi kreatif” yang tegas, agar program studi studi LPTK mampu mewujudnyatakan/memperkuat visinya
BUNGA BANK DALAM PERSPEKTIF ISLAM Tri Wahyu Budiutomo
Academy of Education Journal Vol 5 No 1 (2014): Academy of Education Journal
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.365 KB) | DOI: 10.47200/aoej.v5i1.110

Abstract

Bunga bank adalah prestasi yang harus diberikan oleh kreditor pada debitor, dan besarnya dikaitkan pada kesepakatan dan waktu peminjaman. Bunga bank bersifat mengikat dan memaksa.Bunga hutang pada dasarnya hukumnya riba. Hutang pada dasarnya tidak boleh memberikan prestasi atas kerjasama para pihak, yang hasilnya mengikat semua para pihak.keuntungan bagi si pemberi hutang, karena setiap hutang yang membawa keuntungan hukumnya riba. Hal ini terjadi jika salah satunya mensyaratkan atau menjanjikan penambahan. Hutang piutang harus menguntungkan bagi kedua pihak. Bagi peminjam lebih bersifat kegiatan sosial kemanusiaan dan bagi penerima pinjaman merupakan bentuk bantuan dari sesama yang harus dipergunakan secara baik dan dkembalikan tepat waktu. Bunga bank dapat diperbolehkan apabila esensi dasarnya diubah sebagai prestasi atas hasil kerjasama para pihak dan bersifat mengikat para pihak. Dengan kata lain pihak bank dapat jugha rugi apabila hasil kerjasama ternyata hasilnya rugi tidak hanya untung saja ( dengan menjual jaminan).
MEMBANGUN KARAKTER SISWA MELALUI PENDIDIKAN “UNGGAH UNGGUH” DI SEKOLAH Tri Wahyu Budiutomo
Academy of Education Journal Vol 5 No 2 (2014): Academy of Education Journal
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.548 KB) | DOI: 10.47200/aoej.v5i2.117

Abstract

Kemerotan moral mendera bangsa kita saat ini, antara lain tingginya tingkat kriminalitas, kasus korupsi, kolusi dan penegakan hukum yang sepertinya masih jauh dari harapan nilai keadilan. Kejadian tersebut memberi kesan seakan-akan bangsa kita sedang mengalami krisis etika dan krisis kepercayaan diri yang berkepanjangan. Berdasarkan kenyataan tersebut, pendidikan nilai/moral memang sangat diperlukan atas dasar argumen adanya kebutuhan nyata dan mendesak. Dalam Permendiknas N0.45/2006 setiap rumusan SKL secara implisit dan eksplisit termuat substansi nilai/karakter. Pendidikan unggah-ungguh di sekolah diberikan merupakan pelaksanaan mata pelajaran Seni Budaya. Pendidikan unggah-ungguh diberikan karena keunikan, kebermaknaan dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan siswa, yang terletak pada pemberian pengalaman etik dan estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi. Prinsip dan Pendekatan Pendidikan Karakter terintegrasi kedalam mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah. Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP, silabus dan RPP). Prinsip ini membawa peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Dengan demikian membangun karakter siswa dengan pembelajaran unggah ungguh dapat dilaksanakan melalui kegiatan sekolah dan proses pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran unggah ungguh di sekolah dapat sebagai sarana membangun karakter siswa untuk membentuk insan yang berkualitas.
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI PENILAIAN PROSES BELAJAR MENGAJAR Tri Wahyu Budiutomo
Academy of Education Journal Vol 6 No 1 (2015): Academy of Education Journal
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.248 KB) | DOI: 10.47200/aoej.v6i1.125

Abstract

Penilaian terhadap hasil pelaksanaan proses belajar-mengajar sering diabaikan, dan sangat jarang dilakukan. Mutu pendidikan hanya diukur dari keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji upaya peningkatan mutu melalui penilaian proses belajar mengajar. Mutu pendidikan tidak hanya di ukur dari produknya saja, tetapi di mulai dari dimensi input- proses dan output. Dalam hal ini, sesuai dengan dimensi penilaian proses belajar mengajar yang meliputi input-proses dan output serta perbaikan terus menerus (countinous improvement) merupakan esensi penilaian proses belajar mengajar. Dengan pendekatan analisis sistesis kedua obyek kajian tersebut dikaitkan, Hasil kajian menunjukan bahwa proses belajar mengajar sebagai obyek penilaian sangat tepat untuk dilakukan, khususnya dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan mendasarkan pada hasil penilaian proses belajar mengajar.
Birokrasi sebagai Sentralisasi Kekuasaan Politik-Ekonomi di Indonesia Tri Wahyu Budiutomo; Arif Wahyuanriawan
Academy of Education Journal Vol 6 No 2 (2015): Academy of Education Journal
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.226 KB) | DOI: 10.47200/aoej.v6i2.129

Abstract

Integrasi suatu negara dengan sistem ekonomi internasional yang kapitalis menyebabkan sistem ekonomi nasional negara menjadi subordinasi dari internasional ekonomi karena teori ini melihat dunia terbagi menjadi dua kelompok, yaitu : negara pusat, negara yang dapat dikatakan sebagai negara yang memiliki sistem kapitalisme modern (misalnya : negara-negara G7) dan kelompok negara satelit (bekas negara koloni). Suatu hal menarik dari teori ini adanya pembagian kerja internasional di mana negara- negara metropol adalah negara yang memproses bahan-bahan mentah yang disediakan oleh negara-negara satelit menjadi produk-produk industri yang kemudian dijual kembali sebagai produk industrial di negara-negara yang sedang berkembang. Dalam hal ini sektor ekonomi tradisional mendapat fungsi baru yaitu sebagai penyedia tenaga yang murah dan lahan yang murah untuk kepentingan pengembangan sektor modern yang merupakan wakil kapitalisme modern. Akibatnya muncul kelompok birokrat politik sebagai sebagai pusat kekuasaan, birokrasi sebagai penunjang kebijakan-kebijakan ekonomi. Jadi negara dengan aparatnya oleh pendekatan ini dianggap sebagai Comprador : kelompok yang memberikan fasilitas utama bagi kepentingan- kepentingan modal asing dengan memperoleh bayaran tertentu. Ia juga merupakan kelompok yang menyebarluaskan prinsip-prinsip dasar kapitalisme itu sendiri, karena industrialisasi mula muncul di negara-negara yang sedang berkembang.
ANALISIS BUTIR SOAL PENILAIAN TENGAH SEMESTER MATA PELAJARAN PPKn KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA Angga Dian Rotama; Tri Wahyu Budiutomo; Ahmad Nasir Ari Bowo
Academy of Education Journal Vol 11 No 01 (2020): Academy of Education Journal
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.409 KB) | DOI: 10.47200/aoej.v11i01.314

Abstract

There are 24 out of 40 (60%) items that are classified as easy, 15 out of 40 (37.5%) items that are classified as moderate, and 1 of 40 (2.5%) items that are classified as difficult. The results showed that most of the end of semester PPKn lessons had a distinguishing feature of 31 out of 40 (77.5%) items having high differentiation, 9 out of 40 (22.5%) were medium, and none had Low power difference. Mid-term assessment questions PPKn have a complete check that requires 33 of the 40 (82.5%) choices have distractors working, and 7 out of 40 (17.5%) options have distractors who don't work. This must be fixed, but still waiting for problems that have a fraud that does not need to be repaired by using the deception used.
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PPKn ANTI KORUPSI BERBASIS LINGKUNGAN MELALUI COOPERATIVE LEARNING DI SMA/SMK SWASTA KULON PROGO YOGYAKARTA Nuryati Nuryati; Tri Wahyu Budiutomo; Ahmad Nasir Ari Bowo
Academy of Education Journal Vol 8 No 1 (2017): Academy of Education Journal
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.151 KB) | DOI: 10.47200/aoej.v8i1.333

Abstract

Penelitian ini bertujuan 1) mengetahui penerapan pembelajaran PPKn yang dilaksanakan di SMA/SMK Swasta Kulon Progo Yogyakarta, 2) mengembangkan model pembelajaran PPKn Anti Korupsi berbasis lingkungan melalui cooperative learning di SMA/SMK swasta Kulon Progo Yogyakarta, 3) penerapan model pembelajaran PPKn Anti Korupsi berbasis lingkungan melalui cooperative learning di SMA/SMK swasta Kulon Progo Yogyakarta, 4) peningkatan pemahaman konsep dan prestasi akademik siswa setelah penerapan model. Pendekatan penelitian adalah research and development. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa SMA/SMK Swasta Kulon Progo Yogyakarta antara lain SMK Maarif 1 Wates, SMA Muhammadiyah Wates, SMK PGRI, SMK Maarif 3, SMA Bopkri, sebagai populasi uji coba. Tahapan pengembangan pendekatan deskriptif kualitatif, meliputi 1) studi literatur, 2) studi lapangan, 3) deskripsi dan analisis temuan lapangan. Hasil penelitian 1) Di beberapa SMA/SMK di Kulon Progo dalam penyampaian materi PPKn oleh guru dapat diketahui antara lain a) Persiapan guru masih kurang. b) Guru belum sepenuhnya mengimplementasikan nilai anti korupsi. c) Pembelajaran kebanyakan di laksanakan di dalam kelas. d) Model yang di pakai oleh guru adalah ceramah, diskusi dan presentasi. e) guru belum mengembangkan model dengan maksimal. dan f) guru jarang melakukan display ruang kelas. 2) Langkah-langkah pengembangan model pembelajaran PPKn anti korupsi berbasis lingkungan melalui cooperative learning yaitu: a) tahap pendahuluan meliputi pemberian salam dan doa, menanyakan keadaan siswa, ice breaking, memotivasi siswa (nilai anti korupsi jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli). b) tahap inti pembelajaran meliputi: penyajian secara umum, pengajuan membandingkan dan menjelaskan analogi, analogi tim, dan pengajuan analogi baru (nilai anti korupsi: jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli). c) tahap penutup meliputi konfirmasi, kesimpulan dan tindak lanjut pertemuan berikutnya (nilai anti korupsi: jujur, disiplin, tanggung jawab, dan peduli). 3) Implementasi model pembelajaran PPKn anti korupsi berbasis lingkungan melalui cooperative learning di lakukan beberapa tahap. Pertama kali adalah tahap uji coba terbatas. Uji coba terbatas di terapkan pada kelas X TKR 2 SMK Maarif 1. Masih ada kekurangan dalam penerapan pada uji coba terbatas. tahap kedua adalah uji coba lebih luas diterapkan pada kelas X TKJ 1 SMK Maarif 1 dan kelas X SMA Muhammadiyah. Pada tahap ini pengajar sudah mampu menerapkan dengan baik. terakhir adalah tahap uji validasi pada kelas X AP SMK PGRI, kelas X AK SMK PGRI, X TSM SMK Maarif 3, X TKR SMK Maarif 3, dan SMA Bopkri Kulon Progo Yogyakarta. 4) Uji coba terbatas, uji coba lebih luas dan uji validitas menunjukkan peningkatan Pemahaman konsep siswa sebelum uji coba model adalah 59% setelah uji coba model menjadi 94%, peningkatan pemahaman konsep siswa adalah 35%. Prestasi akademik sebelum ujicoba 70,4% setelah uji coba model 82%. Peningkatan prestasi akademik siswa adalah 11,6%.