Agussalim salim
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Peran Sitologi Aspirasi Jarum Halus dalam Mendiagnosis Pembesaran Kelenjar Salivari Kajian 227 Kasus Humairah Medina Liza; Agussalim salim
Buletin Farmatera Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.132 KB) | DOI: 10.30596/bf.v1i2.837

Abstract

Sitologi aspirasi jarum halus (Si-AJaH) telah diterima secara luas dan populer   di kalangan klinisi ahli kepala dan leher dalam menilai massa pada tiroid dan leher, tetapi dalam mengevaluasi tumor-tumor kelenjar salivari belum begitu banyak dimanfaatkan. Padahal Si-AJaH dapat digunakan sebagai alat diagnostik awal untuk mendiagnosis massa pada kelenjar salivari mayor dan beberapa kelenjar salivari minor. Letaknya yang superfisial menjadi target yang menguntungkan untuk pemeriksaan Si-AjaH, tetapi juga sering menjadi tantangan diagnostik tersendiri bagi ahli patologi, terutama dalam hal penentuan asalnya (kelenjar salivari atau non-kelenjar salivari), jinak atau ganas dan diagnosis spesifik jaringan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai sensitifitas dan spesifisitas Si-AjaH dalam mendiagnosis lesi-lesi jinak dan ganas pada kelejar salivari. Selama periode 5 tahun (Januari 2011 sampai Desember 2015), 227 pasien berusia antara 4 dan 90 tahun (rata-rata 47 tahun) menjadi subyek Si-AJaH dengan keluhan pembesaran di daerah kelenjar salivari. Rasio antara laki-laki dan perempuan adalah 1,96:1. Lesi didiagnosis secara Si-AJaH dan dikonfirmasi dengan 30 kasus histopatologi. Lesi non-neoplastik paling sering ditemukan (57,7%), diikuti oleh neoplasma jinak (34,8%), neoplasma ganas (7%), sitologi atipikal (0,5%). Lesi paling sering ditemukan pada daerah kelenjar parotis (45,8%) dibandingkan daerah submandibula (22%).  Adenoma pleomorfik merupakan neoplasma yang paling sering ditemukan sebanyak 51 kasus (22% ), diikuti oleh tumor Whartin sebanyak 28 kasus (12,3%). Keganasan dijumpai sebanyak 16 kasus (7%). Sensitivitas, spesifisitas, dan akurasi diagnostik dari Si-AJaH untuk semua lesi dari kelenjar salivari adalah 96% , 25%, dan 87%. Si-AJaH sangat berguna untuk diagnosis lesi kelenjar salivari. Namun, kesalahan pengambilan sampel dan interpretasi hasil mungkin saja terjadi. Keakuratan Si-AJaH tergantung pada keahlian  dan pengalaman dari cyto pathologist, juga keterampilan teknis dari klinisi yang melakukan biopsi. Metode ini efektif untuk membedakan lesi jinak dan ganas kelenjar salivari, tetapi tetap harus dilakukan pemeriksaan histopatologi untuk konfirmasi.Kata kunci : Sitologi aspirasi jarum halus, diagnosis, kelenjar salivari