Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EFFECT OF WET MILLING TIME OF Nd-Fe-B FLAKES MATERIALS ON PARTICLE SIZE, MICROSTRUCTURE, AND MAGNETIC PROPERTIES Sardjono, Prijo; Muljadi, Muljadi; Suprapedi, Suprapedi; Djauhari, Nenen Rusnaeni
Teknologi Indonesia Vol 39, No 2 (2016)
Publisher : LIPI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16.054 KB) | DOI: 10.14203/jti.v39i2.292

Abstract

The refining of Nd-Fe-B alloy flakes has been done by a wet mechanical milling method using a ball mill. This process is used to produce a fine powder for making permanent magnet materials. The variation of milling time was 16, 24, 48 and 72 hours and a milling medium was used a toluene (pa- Emerck)) to protect the particle from oxidation during the milling process. After milling processes, the samples' distribution particle size were measured by using Particle Size Analyzer (PSA). Microstructure analysis has been conducted by using X-ray diffractometer (XRD) and Scanning Electron Microscope (SEM/EDX) for samples after and before milling. Vibrating Sample Magnetometer (VSM) was used to measure magnetic properties. The characterization results show that the refining process with the wet ball mill obtained finest powder with average size about 1.49 μm for milling time of 48 hours. According to SEM/EDX and XRD analysis, it shows that the crystal structure of the sample before milling was different compared to the sample after milling. It is found new magnetic phase with formula Nd2 Fe14 B. The magnetic properties of sample after milling 48 hrs is higher than that of sample before milling.
Metode K-Means Berbasis Ordered Weighted Averaging (OWA) pada Data Potensi Desa untuk Penentuan Status Desa Prasetyo, Aries Alfian; Suprapedi, Suprapedi; Narulita, Siska; Praharsena, Bayu
Jurnal Bingkai Ekonomi (JBE) Vol 7 No 2 (2022): Jurnal Bingkai Ekonomi (JBE)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) - Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54066/jbe.v7i2.224

Abstract

Indeks Pembangunan Desa yang dibangun dari Pendataan Potensi Desa (Podes) tahun 2014. untuk menilai tingkat perkembangan desa, dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu Desa Mandiri, Berkembang, dan Tertinggal, memiliki 5 dimensi. Penulis bertujuan untuk menilai tingkat perkembangan desa melalui status desa berdasar data IPD, penentuan status desa menggunakan teknik clustering dengan metode K-Means berbasis Ordered Weighted Averaging (OWA), OWA dapat mengurangi kompleksitas data dengan memadukan nilai multi attribut ke nilai agregat berupa nilai tunggal dengan menggunakan expert judgement untuk menentukan nilai orness (α). Hasil dari penelitian ini pengelompokan data IPD tahun 2014 kedalam 3 status desa dengan algoritma K-Means berbasis OWA menunjukkan metode clustering K-Means dengan OWA memiliki Index Davies 1,42 lebih baik daripada metode K-Means dengan euclideance yang memiliki nilai 1,65. Hasil akhir penelitian diperoleh jumlah desa untuk setiap cluster, yaitu cluster Desa Tertinggal sebanyak 98, cluster Desa Berkembang sebanyak 32, dan cluster Desa Mandiri sebanyak 100 desa.
Metode K-Means Berbasis Ordered Weighted Averaging (OWA) pada Data Potensi Desa untuk Penentuan Status Desa Prasetyo, Aries Alfian; Suprapedi, Suprapedi; Narulita, Siska; Praharsena, Bayu
Jurnal Bingkai Ekonomi (JBE) Vol 7 No 2 (2022): Jurnal Bingkai Ekonomi (JBE)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) - Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54066/jbe.v7i2.224

Abstract

Indeks Pembangunan Desa yang dibangun dari Pendataan Potensi Desa (Podes) tahun 2014. untuk menilai tingkat perkembangan desa, dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu Desa Mandiri, Berkembang, dan Tertinggal, memiliki 5 dimensi. Penulis bertujuan untuk menilai tingkat perkembangan desa melalui status desa berdasar data IPD, penentuan status desa menggunakan teknik clustering dengan metode K-Means berbasis Ordered Weighted Averaging (OWA), OWA dapat mengurangi kompleksitas data dengan memadukan nilai multi attribut ke nilai agregat berupa nilai tunggal dengan menggunakan expert judgement untuk menentukan nilai orness (α). Hasil dari penelitian ini pengelompokan data IPD tahun 2014 kedalam 3 status desa dengan algoritma K-Means berbasis OWA menunjukkan metode clustering K-Means dengan OWA memiliki Index Davies 1,42 lebih baik daripada metode K-Means dengan euclideance yang memiliki nilai 1,65. Hasil akhir penelitian diperoleh jumlah desa untuk setiap cluster, yaitu cluster Desa Tertinggal sebanyak 98, cluster Desa Berkembang sebanyak 32, dan cluster Desa Mandiri sebanyak 100 desa.
Lipid Accumulation by Flavodon flavus ATH using Palm Oil Mill Effluent as Substrate Sudiana, I Made; Kanti, Atit; Helbert, Helbert; Octaviana, Senlie; Suprapedi, Suprapedi
BIOTROPIA Vol. 21 No. 2 (2014): BIOTROPIA Vol. 21 No. 2 December 2014
Publisher : SEAMEO BIOTROP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.989 KB) | DOI: 10.11598/btb.2014.21.2.388

Abstract

Large amount of palm mill effluent is generated annually. The waste would be potential for production of single cell oils (SCOs). The objective of study was to evaluate the lipid accumulation by fungi using palm mill effluent as substrate. To obtain most potential strains for lipid accumulation, seven filamentous fungi isolated from various biomes were evaluated for their ability to produce endoglucanase, and its lipid accumulation. Fungal hypae grown on palm oil mill effluent accumulated lipid of 34,3-87,5 of their dry cell mass. The profile of transesterified SCOs revealed a high content of saturated and monounsaturated fatty acids i.e., palmitic (C16:0), stearic (C18:0) and oleic (C18:1) acids similar to conventional vegetable oils used for biodiesel production. The strain was able to use organic substrates in POME implies that they are promising strain for biofuel feed stock as well as for meeting effluent quality for wastewater discharge.