Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DEFEK TRABECULAR MESHWORK OLEH MUTASI GEN CYP1B1 PADA PATOGENESIS GLAUKOMA KONGENITAL PRIMER Theodora Agverianti; Renti Kusumaningrum Samosir; Emeraldha Theodorus; Debby Cinthya Damiri Valentina
Essence of Scientific Medical Journal Vol 18 No 2 (2020): Volume 18 No. 2 (Juli - Desember 2020) Essential: Essence of Scientific Medical
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2020.v18.i02.p02

Abstract

Abstrak Pendahuluan: Glaukoma kongenital primer merupakan jenis glaukoma kongenital yang sering terjadi, dimana insidensinya 1 per 10.000 kelahiran. Sekitar 65% kasus glaukoma kongenital menyerang laki-laki. Glaukoma kongenital berhubungan dengan gen autosom resesif. Pembahasan:Glaukoma kongenital adalah glaukoma yang terjadi pada bayi atau anak-anak yang terjadi akibat adanya gangguan bawaan hambatan aliran aqueous humor. Kondisi ini biasanya progresif dan bilateral yang berpotensi merusak saraf optic. Gejala dini yang dapat terjadi yaitu epifora, yang kemudian diikuti oleh fotofobia dan pembesaran bola mata atau buphthalmos. Pemeriksaan fisik terpenting yang harus dilakukan adalah pemeriksaan tekanan intraokular, pemeriksaan visus yang dapat dilakukan dengan cara fix-and-follow, dan pemeriksaan funduskopi. Penyebab tersering glaukoma kongenital adalah terjadinya mutasi pada gen CYP1B1. Gen CYP1B1 berperan dalam pembuatan beberapa morfogen yang berperan penting dalam pengembangan trabecular meshwork dan komponen lainnya dalam sekresi aqueous humor. Kelainan struktural yang disebabkan oleh mutasi gen ini dapat menghambat drainase cairan yang mengakibatkan peningkatan tekanan intraokular. Mekanisme lain yang dilaporkan, yaitu mutasi CYP1B1 dapat menimbulkan defek pada neural crest. Simpulan: Mutasi gen CYP1B1 berperan dalam patofisiologi glaukoma kongenital. Kata kunci: gen CYP1B1, glaukoma, kongenital, mutasi
TERAPI MESENCHYMAL STEM CELL SEBAGAI MODALITAS TATALAKSANA OSTEOARTRITIS Emeraldha Theodorus; Debby Cinthya D Valentina; Theodora Agverianti; Renti Kusumaningrum Samosir
Essence of Scientific Medical Journal Vol 19 No 2 (2021): Volume 19 No. 2 (Juli - Desember 2021) Essential: Essence of Scientific Medical
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2021.v19.i02.p01

Abstract

ABSTRAK TERAPI MESENCHYMAL STEM CELL SEBAGAI MODALITAS TATALAKSANA OSTEOARTRITIS Pendahuluan: Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degeneratif dan progresif dengan adanya degradasi kartilago artikular, pembentukan osteofit, kerusakan tulang subkondral, dan inflamasi membran sinovial. Angka kejadian penyakit sendi usia di atas 15 tahun di Indonesia sebanyak 15%, dengan 60% merupakan OA pada lutut. Penelitian terbaru menyebutkan adanya potensi mesechymal stem cell (MSC) sebagai tatalaksana OA. Pembahasan: Patogenesis OA melibatkan aktivasi sistem imun yang menyebabkan penurunan sistesis kartilago dan kerusakan kartilago. Sistem imun juga memicu aktivasi c-Jun NH 2-terminal Kinase (JNK) signalling pathway yang menyebabkan degenerasi kartilago. Penatalaksanaan OA telah berkembang menjadi terapi intra-artikular, salah satunya dengan mesenchymal stem cell (MSC). Mekanisme MSC dalam terapi OA yaitu dengan menstimulasi kolagen tipe dua untuk regenerasi kartilago, mempercepat diferensiasi kartilago, dan memiliki efek anti-inflamasi. Penggunaan MSC secara autotransplantasi dapat diambil melalui adipose tissue liposuction dan aspirasi sumsum tulang. Penggunaan MSC allotransplantasi yang terbaik berasal dari sel Wharthon’s Jelly dari human umbilical cord tissue (HUCT). Simpulan: Potensi sel punca mesenkimal dalam proses regenerasi jaringan kartilago dan anti-inflamasi setelah paparan stres oksidatif dapat dijadikan sebagai modalitas terapi baru untuk mencegah perburukan pada pasien OA. Kata kunci: Osteoartritis, Stem cell, Terapi
Penatalaksanaan Holistik pada Pasien Laki-Laki Dewasa dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga Renti Kusumaningrum Samosir; Dian Isti Angraini
MAJORITY Vol 9 No 1 (2020): MAJORITY
Publisher : Majority

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) is a slow progressive and irreversible or partially irreversible lung disease. Risk factors for COPD include exposure to cigarette smoke, air pollution, exposure to dust and smoke in the work environment. The goal of COPD management is to reduce symptoms, prevent acute exacerbations and decreased lung function. This study is a case report with data obtained through history taking (autoanamnesis and alloanamnesis), physical examination and home visits to complete family data, psychosocial and environmental data. Patient Mr. J 49-year-old diagnosed with COPD. Patients have aspects of internal risk in the form of a history of smoking for 16 years, lack of patient knowledge about the illness, feeling bored and stressed out of not working. The external risk aspects are in the form of lack of family knowledge about the disease and its complications as well as curative treatment patterns, a history of vehicle smoke exposure at work for 27 years. Home visits were done three times to intervene in the form of education and counseling in patients and families about the causes, risk factors, clinical symptoms, prognosis, to prevent complications. In the evaluation, it was found that the patient had shown improvement. The diagnosis and management of these patients has been done holistically, patient centered, family approached, community oriented and based on several theories and current research. In the process of behavior change, Mr. J has reached the trial stage for COPD diet and physical exercise after being given an intervention.