Deni Achmad Soeboer
Staf Pengajar Program Studi Teknologi Perikanan Laut, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KOMPETISI ANTAR TERMINAL PETI KEMAS STUDI KASUS PELABUHAN TANJUNG PRIOK Toufiq Al Amin; Luky Adrianto; Bagus Sartono; Deni Achmad Soeboer
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 2 No. 1 (2018): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.299 KB) | DOI: 10.29244/core.2.1.43-56

Abstract

Artikel ini menginvestigasi kompetisi antar terminal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok. Tujuan utama artikel ini adalah untuk dapat melihat kondisi persaingan antar terminal peti kemas dan perilaku terminal peti kemas dan perusahaan pelayaran dalam pengambilan keputusan penentuan terminal. Analisa empirik digunakan terhadap hasil survey kuisioner kepada perusahaan pelayaran berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan pilihan penggunaan jasa terminal peti kemas. Pengujian ANOVA digunakan untuk menguji penilaian yang diberikan oleh responden, diasumsikan efisiensi waktu, kehandalan layanan, administrasi, operasional dan komersil merupakan kategori faktor-faktor yang membentuk penilaian performa terminal peti kemas, sedangkan perbandingan penilaian responden terhadap satu terminal peti kemas dengan terminal peti kemas yang lain dilakukan dengan pengujian Wilcoxon Signed Rank Test. Selanjutnya, analisa biaya digunakan untuk mendapatkan model dasar dari pemilihan terminal peti kemas oleh perusahaan pelayaran di Pelabuhan Tanjung Priok melalui pemodelan matematis yang terdiri dari 2 komponen utama, yaitu waktu pelayanan dan  performa terminal/layanan tambahan terminal. Secara keseluruhan, artikel ini dapat membantu analisis lanjutan tentang peningkatan kemampuan terminal peti kemas dan memungkinkan terminal untuk mengetahui dan menyeimbangkan tingkat permintaan dan kapasitasnya sehingga dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang. Artikel ini juga dapat memberikan pengetahuan yang lebih baik terhadap kriteria perusahaan pelayaran saat memilih terminal peti kemas.Kata kunci: Kompetisi antar terminal peti kemas, Pelabuhan Tanjung Priok, teori permainan non kooperatif, kapasitas terminal peti kemas, tarif terminal peti kemas.
ANALISA MENENTUKAN KRITERIA PEMILIHAN PELABUHAN PENGUMPAN TOL LAUT MENGGUNAKAN METODE AHP Dian Junita Arisusanty; Yandra Arkeman; Sri Rahardjo; Deni Achmad Soeboer
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 2 No. 1 (2018): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.921 KB) | DOI: 10.29244/core.2.1.57-67

Abstract

Tol laut merupakan salah satu program prioritas pemerintahan Joko Widodo untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Latar belakang program tol laut karena adanya disparitas harga yang cukup tinggi antara wilayah barat dan timur Indonesia. Tol laut diharapkan dapat mendorong pemanfaatan potensi ekonomi yang ada serta membuka pasar baru untuk produk yang dihasilkan di kawasan timur Indonesia. Sistem transportasi laut mempunyai peran penting untuk negara kepulauan. Tol laut merupakan bentuk pelayaran perintis dalam mengangkut barang. Perlu dilakukan analisa yang sistematis terhadap kriteria pelabuhan pengumpan yang akan disinggahi kapal tol laut sehingga subsidi yang dikeluarkan pemerintah dapat tepat sasaran dan mampu mendorong sinergisitas pelaku usaha pelayaran untuk mendorong distribusi barang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode AHP (Analytical Hierarchy Process) yang digunakan dalam sejumlah penelitian untuk mengatasi masalah transportasi. Berdasarkan hasil analisis AHP, prioritas utama yaitu aspek hinterland dengan nilai bobot sebesar 39,5%  diikuti dengan aspek pelabuhan sebesar 35,5%,  aspek konektivitas sebesar 15%  dan aspek demografi sebesar 10%. Sedangkan bedasarkan sub kriterianya, urutan prioritasnya adalah sub kriteria disparitas harga, kondisi dermaga, intermoda link, potensi muatan balik, ketersediaan peralatan B/M dan TKBM, jumlah penduduk, lapangan penumpukan, alur pelayaran, gudang, daya beli masyarakat, dan angkutan laut non subsidi.Kata kunci: AHP, kriteria pemilihan pelabuhan, Tol laut.
PERAMALAN INDEKS TARIF ANGKUTAN PELAYARAN CURAH KERING Anton Ferdiansyah; Luky Adrianto; Bagus Sartono; Deni Achmad Soeboer
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 2 No. 1 (2018): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.105 KB) | DOI: 10.29244/core.2.1.93-105

Abstract

Volatilitas dan risiko tinggi merupakan ciri khas dari pasar tarif pelayaran curah kering. Ditenggarai hal ini dikarenakan banyaknya ketidakpastian yang mempengaruhinya, mulai dari kondisi ekonomi dunia, guncangan politik, kemajuan teknologi, hingga sensitivitas terhadap sentimen pasar. Banyak akademisi yang memberikan perhatian dan berusaha untuk memahami fenomena ini. Beberapa kajian telah ditulis dan salah satunya adalah mengenai hubungan peramalan sebagai alat yang bisa mengurangi risiko ketidakpastian. Oleh karena itu makalah ini mencoba untuk meramalkan indeks tarif angkutan pelayaran curah kering (BDI) dengan menggunakan pendekatan ekonometrik berdasarkan data pada pasar tarif angkutan curah kering selama periode 1991 sampai 2016.  Penelitian ini diawali dengan menjelaskan karakteristik dan gambaran umum dari pasar tarif curah kering dan faktor penentu yang mempengaruhi permintaan dan penawaran pasar juga diidentifikasi dan dianalisa. Variabel yang signifikan diperoleh melalui tinjauan literatur, dan juga beberapa model ekonomi dari penelitian terdahulu juga dipelajari, sehingga berdasarkan pada hal-hal tersebut pondasi dari permodelan dapat dilakukan. Indikator ekonomi yang ditunjukkan oleh GDP dunia digunakan untuk memprediksi volume perdagangan curah kering melalui laut, bersama rerata jarak, kedua variabel tersebut terpilih sebagai faktor penentu dari dari sisi permintaan. Sementara armada kapal curah kering dan harga bahan bakar dijadikan faktor penentu dari sisi penawaran. Regresi Linier dipergunakan untuk membuat model ekonometrik guna meramalkan tingkat harga di pasar tarif ke depannya. Dari peramalan menunjukkan jika pertumbuhan armada kapal tetap mengikuti tren yang ada, maka indeks tarif angkutan curah kering akan sulit naik dan kembali ke titik normalnya.Kata kunci: Baltic Dry Index (BDI), Model Ekonometrik, Pasar Tarif Angkutan Curah Kering, Peramalan tarif angkutan pelayaran, dan Permintaan Penawaran Pelayaran.