Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Peningkatan Kualitas Pembakaran Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Untoro Budi Surono
Jurnal Rekayasa Proses Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.963 KB) | DOI: 10.22146/jrekpros.570

Abstract

Tongkol jagung merupakan limbah pertanian yang banyak dijumpai di Indonesia yang dapat diolah menjadi salah satu bahan bakar padat alternatif. Karbonisasi (pirolisis) yang diikuti dengan pembriketan merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengolah biomasa menjadi bahan bakar padat. Penelitian ini mempelajari pengaruh suhu selama proses karbonisasi dan tekanan pada saat pembriketan terhadap sifat pembakaran briket dari tongkol jagung. Pada penelitian ini, proses karbonisasi dilakukan pada suhu 220ºC, 300ºC dan 380ºC sementara proses pembriketan dilakukan pada tekanan 24,4 MPa, 48,8 MPa, 73,2 MPa, dan 97,6 MPa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses karbonisasi yang dilakukan dapat meningkatkan kandungan karbon dan nilai kalor briket dari tongkol jagung. Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada suhu 380°C, sementara untuk pembriketan dilakukan pada 97,6 MPa yang dapat menaikkan kadar karbon sampai 67% dan nilai kalor sampai 65%. Proses karbonisasi yang dilakukan dapat mengurangi emisi CO dan laju pembakaran. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penekanan yang tinggi selama pembriketan juga dapat mengurangi emisi CO dan laju pembakaran. Kata kunci: bahan bakar alternatif, biomasa, briket, karbonisasi, pembakaran, tongkol jagung Corn cob is one of potential agricultural wastes in Indonesia that can be processed into an alternative solid fuel. Carbonization (pyrolysis) followed by briquetting is one of the methods that can be applied to process biomass into solid fuels. This work investigated the influence of carbonization temperature and briquetting pressure on combustion characteristic of corn cobs biomass. In this work, carbonization was carried out at three different temperatures, i.e. 220ºC, 300ºC and 380ºC, while briquetting process was prepared using four pressure variations, i.e. 24.4 MPa, 48.8 MPa , 73.2 MPa and 97.6 MPa. The results showed that carbonization process of corn cobs increased the fixed carbon content and the heating value. The best operating condition for carbonization and briquetting process were obtained at temperature of 380ºC and pressure of 97.6 Mpa that could increase the fixed carbon content and the heating value up to 67% and 65% respectively. Carbonization process could reduce CO emission and combustion rate. It was found that a high briquetting pressure resulted in low combustion rate and CO emission. Keywords: alternative fuel, biomass, briquetting, carbonization, combustion, corn cobs
PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH SAPI DAN PEMANFAATAN LIMBAH BIOGAS SEBAGAI PUPUK ORGANIK Subeni Subeni; Sukoco Sukoco; Untoro Budi Surono
Agros Journal of Agriculture Science Vol 15, No 1: Edisi Januari 2013
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.945 KB)

Abstract

Kegiatan ipteks bagi peternak sapi dan petani salak ini dilakukan dengan tujuan untuk memanfaatkan nilai tambah limbah sapi untuk kebutuhan energi dan penggunaan limbah biogas sebagai pupuk organik pada tanaman salak. Pelaksanaan kegiatan telah dilakukan pada peternak sapi di Dusun Mlambangan, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman dalam bentuk demplot dan pada pertanaman salak dari petani kelompok Margomulyo di Margososno, Dusun Wates, Desa Jerukagung, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, dalam bentuk pelatihan dan pelaksanaan di lapangan. Hasil Demplot pembuatan digester cukup berhasil, karena bahan tersedia secara cukup dan berkesinambungan serta adanya tenaga yang aktif. Hasil uji laboratorium terhadap kadar N, P, dan K dari limbah biogas yang dihasilkan berturut-turut adalah 0,07 persen, 0,29 persen, dan 3,21 persen; sedangkan untuk limbah padat sapi berturut-turut adalah 1,64 persen, 0,99 persen, dan 4,38 persen. Pemanfaatan limbah biogas pada tanaman salak ditanggapi positif oleh petani, mengingat keterbatasan persediaan pupuk organik di lokasi pertanaman salak, hal ini dikarenakan terbatasnya ternak yang ada di lokasi pertanaman salak. Kata kunci: limbah sapi, limbah biogas, pupuk organik.
Peningkatan Kualitas Pembakaran Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan Untoro Budi Surono
Jurnal Rekayasa Proses Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.570

Abstract

Tongkol jagung merupakan limbah pertanian yang banyak dijumpai di Indonesia yang dapat diolah menjadi salah satu bahan bakar padat alternatif. Karbonisasi (pirolisis) yang diikuti dengan pembriketan merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengolah biomasa menjadi bahan bakar padat. Penelitian ini mempelajari pengaruh suhu selama proses karbonisasi dan tekanan pada saat pembriketan terhadap sifat pembakaran briket dari tongkol jagung. Pada penelitian ini, proses karbonisasi dilakukan pada suhu 220ºC, 300ºC dan 380ºC sementara proses pembriketan dilakukan pada tekanan 24,4 MPa, 48,8 MPa, 73,2 MPa, dan 97,6 MPa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses karbonisasi yang dilakukan dapat meningkatkan kandungan karbon dan nilai kalor briket dari tongkol jagung. Kondisi operasi karbonisasi terbaik diperoleh pada suhu 380°C, sementara untuk pembriketan dilakukan pada 97,6 MPa yang dapat menaikkan kadar karbon sampai 67% dan nilai kalor sampai 65%. Proses karbonisasi yang dilakukan dapat mengurangi emisi CO dan laju pembakaran. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penekanan yang tinggi selama pembriketan juga dapat mengurangi emisi CO dan laju pembakaran. Kata kunci: bahan bakar alternatif, biomasa, briket, karbonisasi, pembakaran, tongkol jagung Corn cob is one of potential agricultural wastes in Indonesia that can be processed into an alternative solid fuel. Carbonization (pyrolysis) followed by briquetting is one of the methods that can be applied to process biomass into solid fuels. This work investigated the influence of carbonization temperature and briquetting pressure on combustion characteristic of corn cobs biomass. In this work, carbonization was carried out at three different temperatures, i.e. 220ºC, 300ºC and 380ºC, while briquetting process was prepared using four pressure variations, i.e. 24.4 MPa, 48.8 MPa , 73.2 MPa and 97.6 MPa. The results showed that carbonization process of corn cobs increased the fixed carbon content and the heating value. The best operating condition for carbonization and briquetting process were obtained at temperature of 380ºC and pressure of 97.6 Mpa that could increase the fixed carbon content and the heating value up to 67% and 65% respectively. Carbonization process could reduce CO emission and combustion rate. It was found that a high briquetting pressure resulted in low combustion rate and CO emission. Keywords: alternative fuel, biomass, briquetting, carbonization, combustion, corn cobs
Pengolahan Sampah Plastik Jenis PP, PET dan PE Menjadi Bahan Bakar Minyak dan Karakteristiknya Untoro Budi Surono; Ismanto Ismanto
Jurnal Mekanika dan Sistem Termal Vol 1, No 1: APRIL 2016
Publisher : Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1022.843 KB)

Abstract

Increasing use of plastics is a consequence of the development of technology, industry and population. On one side, plastic invention has a tremendous positive impact, because the plastic has more advantages than other materials. But on the other hand, plastics have a harmful negative impact, so it is necessary to find the solution. Alternative handling of plastic waste is converting plastic waste into fuel oil. Processing plastic waste into fuel oil can be done with the process of cracking. In this study will be designed and tested a device to process plastic waste into fuel. In this study will try to process plastics waste of PE, PP and PET by thermal cracking. The main objective of this study was to determine the best operating conditions of device designed to obtain the results of the optimal fuel. From this study it can be concluded that PP produce the most oil with LPG needs of the least and the fastest processing time. At this experiment, PET does not produce oil but produces material in powder form. Oil from PP has higher calorific value than the calorific value of diesel, petrol, LPG and kerosene. Too high the rate of heat is causes the oil produced is reduced, while the smaller the rate of heat causes the processing time becomes longer. The resulting oil from processing of PP and PE based on the content of the number of carbon atoms approaching gasoline and kerosene.
Analisa Sifat Fisis dan Mekanis Komposit Serat Ijuk Dengan Bahan Matrik Poliester Untoro Budi Surono
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-11 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh prosentase serat ijuk dalam koposit terhadap sifat fisis dan mekanis komposit serat ijuk berpengikat resin yang nantinya digunakan sebagai bahan sudu kincir air. Pada penelitian ini komposit dibuat dengan  variasi  komposisi campuran  ijuk  dan  resin, yaitu 0% (resin murni),  5%, 6%, 7%, 8%, dan 9% berat dari campuran resin dan katalis. Sedangkan perbadingan antara katalis dan bahan resin adalah 1/40. Untuk mengetahui sifat fisis dan mekanis komposit dilakukan pengujian densitas, pengujian impact, pengujian bending, pengujian tarik dan pengujian SEM. Pengujian densitas digunakan untuk mengetahui pengaruh penambahan ijuk pada komposit. Pengujian impak digunakan untuk mengetahui kekuatan bahan dari beban kejut. Pengujian bending digunakan untuk mengetahui kelenturan komposit. Sedangkan pengujian tarik digunakan untuk mengetahui elastisitas komposit terhadap beban normal. Dari hasil pengujian densitas diketahui bahwa penambahan serat ijuk akan menurunkan densitas dari komposit.  Semakin besar prosentase ijuk semakin turun densitas komposit. Dari pengujian impak diketahui bahwa penambahan serat ijuk akan menambah kekuatan komposit terhadap beban kejut. Dari pengujian bending diketahui bahwa penambahan komposit akan meningkatkan kelenturan dari komposit. Semakin banyak serat ijuk dalam komposit, kelenturan komposit semakin tinggi. Dari hasil pengujian diketahui bahwa semakin besar prosentase serat ijuk dalam komposit semakin tinggi kekuatan tarik komposit. Kata kunci: komposit, resin, serat  ijuk, sifat fisis, sifat mekanis
Pemberdayaan Kelompok Difabel pada Usaha Pengolahan Singkong di Kalurahan Bangunkerto Kartinah Kartinah; Untoro Budi Surono; Sri Gati Hutomo
Archive: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Asosiasi Pengelola Publikasi Ilmiah Perguruan Tinggi PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55506/arch.v3i2.116

Abstract

Dukungan masyarakat sangat diperlukan dalam kegiatan pemberdayaan penyandang disabilitas. Urgensi kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pemberdayaan penyandang disabilitas ini adalah mengembalikan peran sosialnya di masyarakat dan menjadikan mereka lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan kegiatan pengabdian ini yaitu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota mitra sehingga mereka menjadi lebih percaya diri. Mitra kegiatan pengabdian ini adalah kelompok difabel Difa Bangun yang beralamat di Kalurahan Bangunkerto, Turi Sleman, Yogyakarta. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi mitra, metode yang dilaksanakan antara lain pemberian mesin pencetak kerupuk, mesin keripik singkong dan mesin pencetak stik, serta pelatihan/ pendampingan manajemen usaha. Pelatihan/pendampingan manajemen usaha terkait penataan struktur organisasi, strategi pemasaran, dan pengelolaan keuangan. Hasil dari kegiatan pengabdian ini sangat dirasakan oleh mitra dalam hal hasil produksi yang lebih meningkat serta wawasan dalam mengelola usaha yang menjadi lebih baik. Seluruh anggota mitra antusias mengikuti seluruh program pengabdian ini.
Peningkatan kualitas pembakaran biomassa limbah tongkol jagung sebagai bahan bakar alternatif dengan proses karbonisasi dan pembriketan Untoro Budi Surono
Jurnal Rekayasa Proses Vol 4 No 1 (2010): Volume 4, Number 1, 2010
Publisher : Jurnal Rekayasa Proses

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.570

Abstract

Corn cob is one of potential agricultural wastes in Indonesia that can be processed into an alternative solid fuel. Carbonization (pyrolysis) followed by briquetting is one of the methods that can be applied to process biomass into solid fuels. This work investigated the influence of carbonization temperature and briquetting pressure on combustion characteristic of corn cobs biomass. In this work, carbonization was carried out at three different temperatures, i.e. 220ºC, 300ºC and 380ºC, while briquetting process was prepared using four pressure variations, i.e. 24.4 MPa, 48.8 MPa , 73.2 MPa and 97.6 MPa. The results showed that carbonization process of corn cobs increased the fixed carbon content and the heating value. The best operating condition for carbonization and briquetting process were obtained at temperature of 380ºC and pressure of 97.6 Mpa that could increase the fixed carbon content and the heating value up to 67% and 65% respectively. Carbonization process could reduce CO emission and combustion rate. It was found that a high briquetting pressure resulted in low combustion rate and CO emission.
Pemberdayaan Kelompok Tani Bangkit melalui Pembuatan Sabun Serai Wangi dan Label Kemasan Produk Caroko, Novi; Surono, Untoro Budi; Zaki, Ahmad
Berdikari: Jurnal Inovasi dan Penerapan Ipteks Vol. 13 No. 1: February 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/berdikari.v13i1.24337

Abstract

Essential oils are one of the vegetable oils that have many benefits. Kelompok Tani Bangkit is one of the Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) engaged in producing essential oils made from citronella plants. The production of derivative products in herbal bath soap offers a broader marketing opportunity than pure citronella oil. The purpose of this community service is to improve the understanding of the members of the Kelompok Tani Bangkit regarding the process of making herbal bath soap and product packaging labels. The implementation of this community service used the Participatory Rural Appraisal (PRA) method, which directly involved the community in every activity. The results of the community service showed that the knowledge of the members of the Kelompok Tani Bangkit regarding the making of herbal bath soap and product packaging labels increased by 73% and 72%, respectively