Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Medika Saintika

PERBEDAAN PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN KOMPRES HANGAT DALAM MENURUNKAN DISMENORE PADA REMAJA SMA NEGERI 3 PADANG Dwi Christina Rahayuningrum
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 7, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v7i2.877

Abstract

Abstrak Sebagian wanita merasakan dismenore pada setiap siklus menstruasi, intensitas nyeri yang dirasakan bahkan sampai berat dan mengganggu aktivitas. Salah satu terapi non farmakologis yang bisa dilakukan untuk mengurangi dismenore teknik relaksasi nafas dalam dan kompres hangat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh teknik relaksasi nafas dalam dan kompres hangat dalam menurunkan dismenore pada remaja putri di SMA Negeri 3 Padang. Penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperiment. Sampel sebanyak 32 orang remaja yang dibagi dua pada masing-masing perlakuan dengan waktu pelaksanaan 20 menit. Uji statistik yang digunakan adalah uji t-tes sampel berpasangan dan uji t-test sampel bebas. Hasil menunjukkan terdapat penurunan yang bermakna pada skala dismenore pada masing-masing kelompok (p=0,000). Analisa bivariat menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna penurunan skala dismenore pada remaja yang diberi teknik relaksasi nafas dalam dan kompres hangat. Berdasarkan penelitian ini disarankan kepada remaja menggunakan teknik relaksasi nafas dalam dan kompres hangat sebagai salah satu alternatif penurunan nyeri dismenore. Kata kunci: Dismenore, relaksasi nafas dalam, kompres hangat
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN SKIZOFRENIA Dwi Christina Rahayuningrum; Vino Rika Nofia; Ratna Indah Sari Dewi
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 12, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v12i1.1105

Abstract

ABSTRAKPenderita skizofrenia akan mempengaruhi kualitas hidupnya seperti penurunan fungsi motorik, fungsi verbal, IQ. Fenomena yang ditemukan adalah pasien skizofrenia terlihat tidak dihargai, dianggap gila dan keluarga terlihat tidak begitu memperhatikan pengobatan pasien. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien skizofrenia. Desain penelitian yang digunakan adalah deskritip kolerasi dengan pendekatan cross sectional study. Populasi penelitian pasien skizofrenia yang berjumlah 1.035 orang dengan teknik sampel accidental sampling yang berjumlah 91 orang. Hasil penelitian 52,7% responden dengan kualitas hidup kurang baik, 50,5% responden tidak mendapat dukungan keluarga, terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien skizofrenia (p<0,05). Kesimpulan dalam penelitian ini terdapat hubungan dukungan keluarga  dengan kualitas hidup pasien skizofrenia. Disarankan kepada pihak Rumah sakit memberikan sosialisasi penyuluhan kepada keluarga dalam memberikan dukungan kepada anggota, serta mengembangkan program intervensi pada keluarga seperti kegiatan home visite agar kualitas hidup pasien skizofrenia dapat ditingkatkan.Kata Kunci : Dukungan Keluarga; Kualitas Hidup; Skizofrenia ABSTRACTSchizophrenic sufferers will affect their quality of life such as decreased motor function, verbal function, IQ. The phenomenon found was that schizophrenic patients looked disrespected, considered crazy and their families did not pay much attention to the patient's treatment. This study aims to analyze the relationship between family support and quality of life in schizophrenic patients. The research design used was descriptive correlation with a cross sectional study approach. The population of this study was 1,035 schizophrenic patients with a sample accidental sampling technique, amounting to 91 people. The results of the study were 52.7% of respondents with poor quality of life, 50.5% of respondents did not get family support, there was a relationship between family support and quality of life for schizophrenic patients (p <0.05). The conclusion in this study is that there is a relationship between family support and quality of life in schizophrenia patients. It is recommended that the hospital provide counseling to families in providing support to members, and develop intervention programs for families such as home vision activities so that the quality of life of schizophrenia patients can be improved.Keywords: Family Support; Quality of Life; Schizophrenia
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PREMENOPAUSE DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE Ratna Indah Sari Dewi; Roza Marlinda; Dwi Christina Rahayuningrum
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 12, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v12i2.1303

Abstract

 ABSTRAKBerdasarkan data dari  Desa Jernih Jaya Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci jumlah ibu premenopause yang berusia 40-50 Tahun pada tahun 2017 sebanyak 79 orang, pada tahun 2018 sebanyak 53 orang dan tahun 2019 sebanyak 47 orang. Kecemasan merupakan salah satu gejala yang ditemukan pada masa menjelang menopause. Dampak secara fisik seperti perasaan panas (hot flush), sakit kepala, susah tidur, sakit pinggang, berkeringat malam hari dan osteoporosis. Sedangkan untuk gejala psikologi adalah ingatan menurun, mudah marah, mudah tersinggung, mudah curiga, stres dan depresi. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu premenopause dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi menopause di Desa Jernih Jaya Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci tahun 2019. Penelitian ini dilakukan di Desa Jernih Jaya Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci pada tanggal 19-27 Agustus 2019. Populasi penelitian ini adalah wanita  premenopause berusia 40-50 tahun. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 47 orang diambil dengan teknik total populasi. Analisa data dilakukan menggunakan SPSS versi 15.0 dengan uji Chi-square. Hasil penelitian didapatkan lebih dari separuh responden (61.7 %) mempunyai pengetahuan rendah, lebih dari separuh responden (66 %) mengalami kecemasan sedang. Uji bivariat menunjukkan ada hubungan pengetahun dengan tingkat kecemasan dengan p-value 0.000. Dapat disimpulkan pengetahuan dapat mempengaruhi tingkat kecemasan ibu premenopause. Disarankan kepada pemerintahan Desa Jernih Jaya agar dapat berkerjasama dengan Puskesmas Pelompek untuk membagikan leaflet dan memberikan penyuluhan tentang menopause.Kata Kunci : Kecemasan, Pengetahuan, Premenopause ABSTRACTBased on data from Jernih Jaya Village, Gunung Tujuh District, Kerinci Regency, the number of premenopausal women aged 40-50 years in 2017 was 79 people, in 2018 there were 53 people and in 2019 there were 47 people. Anxiety is one of the symptoms found in the period leading up to menopause. Physical effects such as hot flush, headache, insomnia, back pain, night sweats and osteoporosis. As for psychological symptoms, memory decreases, irritability, irritability, suspicion, stress and depression. The purpose of this study was to determine the relationship between the level of knowledge of premenopausal mothers with anxiety levels in facing menopause in Jernih Jaya Village, Gunung Tujuh District, Kerinci Regency in 2019. This research was conducted in Jernih Jaya Village, Gunung Tujuh Subdistrict, Kerinci Regency on August 19-27, 2019. The population of this study was premenopausal women aged 40-50 years. The sample in this study amounted to 61 people taken by total population techniques. Data analysis was performed using SPSS version 15.0 with Chi-square test. The results showed more than half of respondents (61.7%) had low knowledge, more than half of respondents (66%) experienced moderate anxiety. Bivariate test shows that there is a relationship between knowledge and anxiety level with a p-value of  0.000. It can be concluded that knowledge can affect the level of anxiety of premenopausal mothers. It is recommended that the village government of Jernih Jaya be able to collaborate with Puskesmas Pelompek to distribute leaflets and provide counseling about menopause.Keywords: Anxiety, Knowledge, Premenopause 
HUBUNGAN RELIGIOSITAS DAN EFIKASI DIRI DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Helena Patricia; Emira Apriyeni; Dwi Christina Rahayuningrum
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 13, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v13i1.1381

Abstract

 Penyakit jantung koroner mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi penderita dalam melakukan kegiatan sehari-hari yang dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan psikologis atau Psychological well-being. Psychological well-being dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama religiusitas dan efikasi diri  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dan efikasi diri  dengan  Psychological well-being. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik, dengan metode cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat di ruangan Instalasi Rawat Intensive (IRI) RSUD Sawahlunto, penelitian dilakukan pada bulan November 2021. Teknik pengambilan sampel adalah accidental sampling, dengan jumlah sampel 35 orang. Pengolahan data menggunakan komputerisasi dengan untuk menganalisa secara univariat yaitu dengan distribusi frekuensi dan univariat dengan melakukan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan lebih dari separuh responden 19 (54,3%) memiliki Psychological Well Being yang rendah, lebih dari separuh responden 21 (60%) memiliki religiusitas yang rendah, dan lebih dari separuh responden yaitu 23 (65,7%) memiliki efikasi diri yang rendah. Hasil Bivariat ditemukan terdapat hubungan yang signifikan antara religiusitas (0,002), dan efikasi diri (0,000) dengan Psychological well being pada pasien penyakit jantung koroner. Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada perawat agar dapat memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarga pasien tentang religiusitas dan  efikasi diri agar dapat lebih meningkatkan religiusitas dan efikasi diri pasien demi terciptanya Psychological well being yang tinggi.