Erfanur Adlhani
Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Negeri Tanah Laut

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR Noor Isnawati; Wahyuningsih Wahyuningsih; Erfanur Adlhani
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 2 No 2 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.152 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v2i2.12

Abstract

Kitosan merupakan modifikasi senyawa kitin yang banyak terdapat dalam kulit luar hewan golongan Crustaceae seperti udang dan kepiting. Khasiat kitosan sebagai bahan antibakteri dan kemampuannya untuk mengimobilisasi bakteri menjadikan kitosan dapat digunakan sebagai pengawet makanan. Daya hambat kitosan terhadap bakteri tergantung dari konsentrasi pelarut kitosan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan lama waktu pengawetan udang segar dengan menggunakan larutan kitosan serta mengidentifikasi pengaruh kitosan terhadap sifat fisis udang segar baik dari segi bau maupun tekstur udang. Percobaan dibagi dalam 3 tahap. Tahap pertama Isolasi kitin dari kulit udang putih (Penaeus merguiensis) dengan dua perlakuan yaitu deproteinisasi dengan menggunakan NaOH 1 M dan demineralisasi dengan menggunakan CH3COOH 1 M dan HCl 1 M. Tahap kedua adalah proses deasetilasi kitin menjadi kitosan dengan menggunakan NaOH 1 M. Tahap ketiga adalah tahap aplikasi penambahan kitosan pada udang segar dengan variasi konsentrasi kitosan 0,5 g; 1 g; 1,5 g; dan 2 g dalam 1% CH3COOH dengan variabel waktu perendaman udang segar selama 15, 30, 45, dan 60 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa udang segar yang direndam dalam larutan asam asetat encer 1% pada semua konsentrasi yang diuji memiliki daya simpan selama 2 hari, dengan teksturnya masih bagus dan bau masih berbau udang.
OPTIMASI PENAMBAHAN MINYAK ATSIRI BUNGA KAMBOJA TERHADAP LILIN AROMATERAPI DARI LILIN SARANG LEBAH Dwi Sandri; Fatimah Fatimah; Erfanur Adlhani; Lisda Erlinda
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 3 No 1 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.597 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v3i1.8

Abstract

Aromaterapi adalah salah satu teknik pengobatan atau perawatan menggunakan aroma harum yang terdapat pada minyak atsiri. Minyak atsiri dapat dipadukan dengan lilin sebagai media relaksasi. Lilin yang digunakan dapat diperoleh dari sarang lebah madu. Sejauh ini di daerah Tanah Laut para petani lebah madu tidak memanfaatkan kembali sarang lebah setelah dipanen. Pemanfaatan sarang lebah dapat ditingkatkan lebih lanjut dengan dibuat menjadi lilin lebah aromaterapi. Tujuan penelitian ini untuk menentukan kondisi optimum penambahan minyak atsiri aroma kamboja serta menganalisis kualitas lilin lebah aromaterapi. Penelitian ini dilakukan dengan optimasi penambahan minyak atsiri bunga kamboja sebanyak 1%, 2%, 3%, 4%. Berdasarkan pengujian lilin lebah aromaterapi yang terbaik yaitu aromaterapi kamboja dengan penambahan minyak atsiri sebanyak 1%.Kata kunci : aromaterapi, lilin lebah, minyak atsiri, kamboja
PENGARUH PELILINAN LILIN LEBAH TERHADAP KUALITAS BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum) Fatimah Fatimah; Erfanur Adlhani; Dwi Sandri
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 2 No 1 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.878 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v2i1.18

Abstract

Buah tomat (Solanum lycopersicum) merupakan buah yang hasilnya melimpah dan mempunyai umur simpan yang relatif pendek. Pelilinan pada buah merupakan salah satu metode dalam pengawetan produk hortikultura. Penelitian ini akan memanfaatkan lilin lebah madu dalam proses pelilinan pada buah tomat. Tujuan penelitian untuk mendapatkan formulasi pelilinan pada proses penyimpanan untuk buah tomat dan berbasis bahan baku lilin lebah madu. Perlakuan dalam pelilinan menggunakan lilin lebah madu dengan konsentrasi emulsi lilin masing-masing 2%, 4%, dan 6%. Berdasarkan uji sensoris, hasil penelitian menunjukkan bahwa pelilinan menggunakan emulsi lilin lebah madu, pelilinan dengan konsentrasi lilin 6% dapat mempertahankan mutu buah sampai hari ke-5.
OPTIMASI SUHU DAN LAMA PENGUKUSAN UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN GETUK PISANG RAINBOW Fatimah Fatimah; Erfanur Adlhani; Dwi Sandri
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 3 No 2 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.982 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v3i2.1

Abstract

Getuk merupakan pangan semi basah yang biasanya terbuat dari ubi kayu melalui tahap persiapan bahan, pengukusan, penghancuran atau penumbukan, pencampuran bahan tambahan dan pencetakan atau pembentukan. Getuk pisang rainbow merupakan produk inovasi olahan getuk berbahan baku pisang uli. Produk ini dinamakan getuk rainbow karena memiliki tiga variasi warna sehingga terlihat seperti pelangi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperpanjang umur simpan getuk pisang rainbow dengan melakukan optimasi terhadap suhu dan lama pengukusan getuk. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan variasi suhu 600C, 700C, 800C, dan 900C dan variasi waktu untuk masing-masing suhu pengukusan 15 menit, 30menit, dan 45 menit. Penentuan umur simpan dilakukan menggunakan metode Extended Storage Studies (ESS) yaitu penentuan tanggal kadaluwarsa dengan jalan menyimpan suatu seri produk pada kondisi normal sehari-hari sambil dilakukan pengamatan terhadap penurunan mutunya hingga mencapai tingkat mutu kadaluwarsa. Hasil menunjukkan bahwa suhu pengukusan terbaik diperoleh pada suhu 800C dengan waktu pengukusan selama 45 menit yang mana getuk pisangrainbow diterima oleh panelis 80% dengan waktu penyimpanan selama 2 hari, dan berdasarkan hasil pengamatan bakteri, getuk pisang rainbow dapat bertahan selama 2 hari dengan jumlah mikroba yang melewati ambang batas yang diperbolehkan pada hari ke-3.Kata kunci : getuk, getuk pisang rainbow, umur simpan