Muhid Muhid
UIN Sunan Ampel Surabaya

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ILMU KRITIK HADIS (AL-JARH WA AL-TA’DIL) DALAM LINTASAN SEJARAH Muhid Muhid
DAR EL-ILMI : Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan dan Humaniora Vol 6 No 2 (2019): Oktober
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.068 KB)

Abstract

Abad ke-IV hijriah merupakan momen penting dalam perjalanan sejarah ulumul hadis, termasuk di dalamnya adalah Ilmu Kritik Hadis (‘Ilm al-Jarh wa al-Ta’dil). Pembakuan ulumul hadis sebagai disiplin ilmu keislaman yang mandiri telah diproklamirkan pada era ini. Seiring dengan berjalannya waktu, Ilmu Kritik Hadis juga tumbuh dan berkembang, sehingga masalah yang menarik untuk dikaji di sini adalah: (a) bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan pada abad ke-IV hijriah; (b) bagaimana sejarah perkembangan Ilmu Kritik Hadis; dan (c) siapa saja tokoh kritikus hadis pada abad ini. Untuk mendapatkan jawaban dari beberapa rumusan masalah di atas, tulisan ini disajikan menggunakan metode deskriptif-analitik. Penyajian data dilakukan secara deskriptif lalu dianalisis, kemudian diakhiri dengan penyimpulan. Hasil kajian dari persoalan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: (a).Pada abad IV hijriah dunia Islam dibawah kendali daulah Abbasiyah. Priode ini merupakan era baru yang identik dengan kemajuan pendidikan, ilmu pengetahuan, peradaban dan kultur. Ilmu-ilmu keislaman tumbuh dan berkembang dalam suasana politik yang kondusif; (b).Ilmu hadis dibangun sebagai lanjutan usaha para sahabat Nabi dalam memurnikan hadis Nabi. Tradisi para sahabat dilanjutkan para generasi sesudahnya, dan puncak dari usaha ini adalah dirintisnya bangunan disiplin ilmu hadis secara mandiri, termasuk di dalamnya adalah Ilmu Kritik Hadis. (c).Para ulama mencurahkan tenaga dan keilmuannya untuk menyeleksi kredibilitas para perawi. Penyeleksian seperti ini dikenal dengan nama Ilmu Kritik Hadis. Ulama yang menyumbangkan dedikasinya dalam bidang ini (kitab yang berisi biografi & kritik kepada para perawi) antara lain; Ibn Khuzaimah (223-311 H/ 837-923 M), al-Uqaili (w. 322 H/933 M.), Ibn Abi Hatim al-Razi (240-327 H./ 854-938 M.), dan Ibn Uqdah (249-332 H./ 863-943 M)
IMPLEMENTASI HADIS RIWAYAT ABU DAWUD NO INDEKS 3891 OLEH JAM’IYYAH RUQYAH ASWAJA SIDOARJO Umi Nashiroh Roihana Purnamasari; Muhid Muhid; Andris Nurita
Jurnal Studi Hadis Nusantara Vol 4, No 2 (2022): JSHN VOL 4 NO 2 DESEMBER 2022
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/jshn.v4i2.12995

Abstract

Hadith is the second life guide after the Qur'an for Muslims, so it is important tounderstand the meaning of hadith applied in everyday life. Ruqyah is a treatment in the style of the Prophet, which is still in great demand today. With the development of the times, ruqyah treatment is also growing in society. This can be seen from the large number of social media and television featuring ruqyah treatment. In addition, now many organizations or groups are engaged in this medical field, so many ruqyah methods have emerged. But not all ruqyah practices are justified in Islam. The permissible implementation of ruqyah is one that uses verses from the Qur’an, prayers taught by the Prophet SAW, dhikr, and sholawat. Therefore, the formulation of the research problem is as follows: 1.) How is the understanding of the hadith narrated by Abu Dawud index no. 3891 by Jam'iyyah Ruqyah Aswaja Sidoarjo, 2.) How is the implementation of the hadith narrated by Abu Dawud index no. 3891 by Jam'iyyah Ruqyah Aswaja Sidoarjo. This writing is a qualitative field writing. The sources for this writing are practitioners at Jam'iyyah Ruqyah Aswaja Sidoarjo and special guidebooks for practitioners belonging to Jam'iyyah Ruqyah Aswaja. Data collection techniques were carried out using the interview method with practitioners at Jam'iyyah Ruqyah Aswaja Sidoarjo. The observation method when carrying out ruqyah, both ruqyah in bulk and individually. The documentation method is in the form of supporting files. Data analysis uses data in the field, where the data obtained is in the form of conclusions or verification results from interviews and observations of actual conditions. The result of this writing is the understanding of the hadith history of Sunan Abu Dawud no 3891 by Jam'iyyah Ruqyah Aswaja Sidoarjo. This hadith is a hadith that allows ruqyah by praying to Allah. The prayers contained in the hadith are also practiced in the ruqyah process by Jam'iyyah Ruqyah Aswaja Sidoarjo.
IMPLIKASI HADIS AT-TIRMIDHĪ NOMOR 3638 DALAM IJAZAH KHAT TERHADAP KEINDAHAN DAKWAH QALAM KHATHTHATH Vira Dindia Arianti; Muhid Muhid; Andris Nurita
Jurnal Studi Hadis Nusantara Vol 5, No 1 (2023): JSHN VOL 5 NO 1 JUNI 2023
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/jshn.v5i1.15031

Abstract

The science of khat is a science that introduces the forms of single letters, theirarrangement and ways of assembling them into composed writing. But in the era ofthe current generation, many don't care about the scientific aspects of khat, manypeople prefer to learn easily and quickly by using digital calligraphy applications.Whereas khat science has a clear sanad and identity. Of course the khat learningprocess is very accurate, because it presents theories on how to write the correctArabic letters and khat students in the final process of completing their learning willend with writing a diploma. That the diploma that has been compiled indicates thatthe khaththath has a clear identity in terms of heredity that continues from teacherto teacher. The method used in this study is a qualitative method, the data obtainedfrom observations, interviews and documentation. So that researchers will examinehow the process and stages of learning khat. and the author will examine the hadithat-Tirmidhī number 3638 contained in the khat certificate, and the backgroundof thoughts and views on the hadith at-Tirmidhī number 3638. Of course, he willexamine the parts of the khat diploma and the influence of the hadith at-Tirmidhīnumber 3638 on beauty preaching khaththath.
ABU ZAHWU’S THOUGHTS ABOUT THE ROLE OF MUHADDISIN IN MAINTAINING THE AUTHENTICITY OF HADITH IN THE THIRD CENTURY OF HIJRI Afif Maulana; Muhid Muhid; Andris Nurita
Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Kontemplasi
Publisher : UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/kontem.v11i1.8481

Abstract

Perkembangan sejarah hadis dari masa Nabi Muhammad SAW hingga saat ini telah mengalami kemajuan pesat, termasuk periode kelima pada abad ketiga hijriah yang dianggap sebagai masa keemasan. Pada periode ini, praktik pengumpulan dan penulisan hadis menjadi lebih sistematis, berfokus pada pentashihan hadis serta penyusunan kitab-kitab hadis induk. Penelitian ini membahas pemikiran Muhammad Abu Zahwu tentang peran ulama hadis dalam memastikan keaslian hadis pada abad ketiga hijriah. Ulama hadis berperan penting dalam melawan kesalahan dan pemalsuan hadis yang muncul baik dengan sengaja maupun tidak. Metode kualitatif dengan pendekatan penelitian kepustakaan digunakan dalam penelitian ini. Faktor-faktor seperti pemalsuan hadis oleh berbagai kelompok mendorong ulama hadis untuk menjaga keabsahan hadis dengan mengumpulkan dan mengkodifikasikan hadis serta memberikan kualifikasi menggunakan metode penting. Pemikiran Muhammad Abu Zahwu dengan jelas dan sistematis menguraikan peran ulama hadis dalam menjaga kemurnian hadis Nabi SAW.