Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MODAL SOSIAL DAN MODAL MANUSIA PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH DI UNIVERSITAS TERBUKA Parwitaningsih Parwitaningsih; Tri Darmayanti
Jurnal Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh Vol. 11 No. 1 (2010)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.956 KB)

Abstract

This article discusses about distance education in the context of sosiological point of view. The discussion emphasizes on the concepts of social capital and human capital, especially, the role of distance education in contributing social capital and human capital in the society. It is also focuses about the contribution social capital and human capital in the distance education institution in Indonesia, that is the Universitas Terbuka. The discussion shows us that distance education institution has the role in improving the human capital that, then, force in increasing the social capital between the human who are involved in the society social network.
Dinamika Fungsi Keluarga Pasca Reunifikasi Anak Korban Kekerasan Seksual Di Kabupaten Garut Sri Pujiati; Parwitaningsih Parwitaningsih; Nur Hayati
Sosioglobal Vol 7, No 2 (2023): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v7i2.45654

Abstract

ABSTRAK Kekerasan seksual merupakan kejahatan yang bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak yang seringkali dianggap sebagai kelompok yang rentan. Pemerintah Indonesia menyatakan sepanjang tahun 2021, sekitar 58,6 persen kasus kekerasan terhadap anak adalah kekerasan seksual. Salah satu kasus yang dilaporkan adalah kasus enam anak di Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut, yang mengalami kekerasan seksual oleh pemilik Yayasan tempat mereka mengenyam pendidikan formal dan keagamaan. Kejadian kekerasan seksual ini tentunya berdampak tidak hanya bagi para korban tetapi juga bagi keluarga mereka yang mau tidak mau harus menerima kondisi baru anaknya.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana proses reunifikasi korban dilakukan dan dinamika fungsi keluarga korban pasca proses reunifikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian lapangan diketahui bahwa para korban melalui proses reunifikasi yang diadakan oleh pemerintah daerah. Namun, terjadi pergeseran fungsi dalam keluarga korban pasca proses reunifikasi, terutama pada keluarga korban yang memiliki anak akibat kekerasan seksual yang dialaminya. Kata Kunci: Fungsi Keluarga, Kekerasan Seksual, Kekerasan Seksual Anak, Reunifikasi. ABSTRAK Pelecehan seksual merupakan kejahatan yang bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak yang seringkali dianggap sebagai kelompok rentan. Pemerintah Indonesia menyatakan sepanjang tahun 2021, sekitar 58,6 persen kasus kekerasan terhadap anak adalah kekerasan seksual. Salah satu kasus yang dilaporkan adalah kasus enam anak di Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut, yang mengalami pelecehan seksual oleh pemilik yayasan tempat mereka mengenyam pendidikan formal dan keagamaan. Kejadian pelecehan seksual ini tentunya berdampak tidak hanya bagi para korban tetapi juga bagi keluarga mereka yang mau tidak mau harus menerima kondisi baru anaknya.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana proses reunifikasi korban dilakukan dan dinamika fungsi keluarga korban pasca proses reunifikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian lapangan diketahui bahwa para korban melalui proses reunifikasi yang diadakan oleh pemerintah daerah. Namun, terjadi perubahan fungsi dalam keluarga korban pasca proses reunifikasi, terutama pada keluarga korban yang memiliki anak akibat pelecehan seksual yang dialaminya. Kata kunci: Fungsi keluarga, Pelecehan seksual anak, Reunifikasi, Pelecehan Seksual.
Terpaan Lingkungan terhadap Kesetaraan Gender dalam Keluarga Parwitaningsih Parwitaningsih; Hendrikus Ivoni Bambang Prasetyo; Nur Hayati; Sri Pujiati
Jurnal Humaya: Jurnal Hukum, Humaniora, Masyarakat, dan Budaya Vol. 3 No. 1 (2023): JUNE
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/humaya.v3i1.4927

Abstract

Gender socialization in the family is intended for children to learn about gender roles. It is the family that begins to teach a boy to adhere to masculine traits and a daughter to adhere to feminine traits. This gender learning process is often influenced by factors outside the family which then have an impact on gender equality. Therefore, research was conducted to examine how the environment influences the implementation of gender equality in the family. This study used a combined approach to collect and analyze quantitative and qualitative data because researchers wanted to see trends in data regarding the influence of the environment on gender equality in the family. The results of the study showed that the environment has a significant influence on the implementation of gender equality in the family. The higher the environmental exposure, the higher tendency of respondents not to implement gender equality. This means that there are still differences between boys and girls related to the type of task, type of toys, type of character, pride, and type of color. Every boy or girl already has their own references that have been determined by the family and influenced by the environment. The neighboring factor becomes the dominant factor, in which respondents are aware of these differences, compared to the mass media, friends, and parents. This implies that neighbors are a factor that has a significant influence on respondents in applying differentiation.